Kunci

kruk, kruk.

Suara perut seseorang berbunyi, itu berasal dari perutnya Riska, ia terus memegangi perutnya.

"Apa kau lapar?"

Aku mengatakan itu pada Riska tapi ia hanya mengangguk dengan pipi yang memerah.

"Aku tahu satu tempat untuk beristirahat, ikuti aku."

Mendengar pembicaraan antara aku dan Riska, Ignis memberitahu kalau ia tau tempat untuk beristirahat dan membawa kami ke suatu tempat.

Kami sampai di tempat yang di beritahukan Ignis. Itu adalah sebuah air terjun yang besar tetapi airnya memiliki dua warna yaitu biru dan merah.

Aku sangat terkejut karena di sebuah hutan yang disebut 'hutan kematian' memiliki sebuah air terjun, karena agak haus aku dan Riska berjalan dan meminum air berwarna merah.

"Tunggu, tuan, nona, jangan meminum air yang berwarna merah."

Teriak Ignis setelah melihat kami meminum air berwarna merah. Tubuh kami tiba - tiba merasa panas seperti di bakar oleh api.

"Aaarrgh..."

"Aaahhh"

Saat itu karena sangat panas, Riska mengambil air berwarna biru dan meminumnya, wajah sudah terlihat tidak kepanasan lagi dan aku pun juga melakukan hal yang sama.

"Panasnya menghilang?"

Tidak lama tubuh kami mengecil seperti anak berumur 6 tahun.

"Apa yang terjadi!!"

Riska terkejut melihat tubuhnya mengecil seperti anak kecil.

"Ignis, apa yang terjadi pada kami?"

Aku menanyakan apa yang terjadi kepada Ignis.

"Karena Air merah disini disebut 'racun' sedangkan air biru disebut 'Penyembuh'. Karena kalian habis meminum racun sehingga tubuh kalian mulai rusak tapi karena langsung meminum penyembuh racunnya menghilang dan beberapa organ tubuh kalian yang rusak langsung diganti oleh racun, dengan kata lain organ yang rusak berubah menjadi racun dan membuat kalian menjadi anak - anak."

Setelah mendengar itu sepertinya tidak hanya selamat dari kematian tapi juga aku tidak merasakan haus dan lapar, bukan merasa kenyang melainkan tidak dapat di rasakan.

"Wooaah, aku tidak merasa lapar lagi."

Sepertinya Riska cepat sekali berubah ya, ia tidak mempermasalahkan lagi tubuhnya yang mengecil, di saku ku merasa ada sesuatu yang bergetar, aku mengeluarkannya dari saku ku, itu adalah status plate ku.

"Apa itu status plate?"

Sebuah pertanyaan datang kepada ku, itu dari Riska yang melihatku memegang status plate.

"Iya."

"Coba lihat statusmu dong."

Riska mendekat padaku dan melihat status plate bersama.

STATUS

NAMA: ZEN IGNATIUS

UMUR: 6 TAHUN

CLASS: UNKNOWN

LEVEL: 0

SKILL: WHITE FIRE, EX MEGA HEALL, COPY, DARK ELEMENT

keterangan: -White fire dapat mengambil sihir dan jiwa orang lain.

-Ex Mega heall dapat menyembuhkan luka.

-Copy dapat menyalin sihir dan gerakan orang lain.

-Dark element dapat mengunakan semua atribut sihir.

"Apa - apaan itu, levelmu nol bisa menggunakan skill."

Riska sangat terkejut melihat statusku, begitu pun denganku karena 'Mega heall' ku berubah menjadi 'Ex Mega heall' dan ada dua skill baru yang belum pernah aku lihat.

"Dan kau bisa menggunakan element di level rendah ini, mustahil. Kau sangat hebat Zen."

Ia mengatakan itu dan langsung melompat dan memelukku, aku berpikir mungkin di balik air terjun itu ada sebuah gua, karena hari sudah mulai gelap, aku langsung masuk kedalam air terjun dan itu benar - benar ada sebuah gua.

"Riska, Ignis, ayo ada tempat untuk beristirahat di sini."

Riska dan Ignis saling memandang dan langsung berjalan ke dalam air terjun.

"Malam ini kita beristirahat di sini."

...*******...

Sebuah api unggun yang dibuat oleh Ignis untuk menghangatkan kami, Ignis sudah tertidur dan Riska tiba - tiba mendekati ku.

"Hei, Zen aku boleh meminta sesuatu tidak?"

Mendengar Riska mengatakan itu aku sedikit gugup karena ia terlihat sangat manis, dengan ragu -ragu aku menjawab.

"I-iya, kau ingin meminta apa?"

Wajah Riska sangat dekat dengan wajahku, membuatku seakan ingin menciumnya.

"Kumohon, pinjam kan kekuatanmu untuk membalas dendam pada mantan party ku."

Aku hanya tersenyum mendengar itu dan mengangguk yang artinya 'Dengan senang hati'.

Riska menjauhkan wajahnya dari depan wajahku dan mengatakan...

"T- terima kasih?"

karena suaranya sangat kecil, aku tidak begitu jelas apa yang Riska katakan.

"O-oke, ini sudah malam sebaiknya kau tidur."

Dengan cepat dan suara yang agak malu aku menyuruh Riska tidur.

"Baik"

Ia sangat penurut? pikirku, Riska tidur tepat disebelah Ignis dan menggunakan Ignis seperti bantal.

Karena aku penasaran dengan gua ini, aku masuk ke gua lebih dalam lagi. Saat berjalan terdapat tiga jalan.

"Ke kiri."

Suara yang tak begitu asing terdengar, itu adalah suara Azazel.

"Apa kau tahu sesuatu?"

"Aku merasakan sesuatu yang tidak asing."

Tanpa bertanya lagi, aku mengikuti perintahnya dan saat masuk ke dalam, Sebuah pintu besar dengan sebuah gambar tengkorak ditengahnya dan garis berwarna merah dipinggiran pintu.

"Wah, besar sekali." Aku melihatnya sampai terkagum kagum.

"Coba sentuhlah tengkorak itu"

"Tidak bisa." tanpa mencobanya aku sudah menyerah.

"Kenapa kau menyerah tanpa mencobanya."

"Aku terlalu pendek, tahu." Dengan kesal aku berteriak.

"Hahahaha, lucu sekali, bocah."

Ia tertawa dengan puas mendengar ku mengatakan itu.

"Kalau begitu, lempar api putih pada tengkorak itu."

Ia berhenti tertawa dan melanjutkan perkataannya, aku tidak tahu cara mengeluarkannya karena sebelumnya itu hanya kebetulan, tapi dengan konsentrasi aku membayangkan api putih itu dikepala ku dan sebuah bola api muncul di tangan ku, aku langsung melemparkan pada gambar tengkorak dan...

Wuuss...

Sebuah cahaya muncul dari pintu dan pintu itu terbuka secara perlahan.

Saat terbuka, ruangan itu sangat terang hingga membuatku tidak bisa melihat secara jelas, mataku mulai terbiasa dan membuka mataku secara perlahan lalu sebuah pedang menancap di tanah dan beberapa rantai mengikat pedang itu.

"Apa itu, pedang?"

Aku mendekatinya dengan sedikit waspada karena mungkin ada jebakan, saat itu tepat di depan pedang itu aku sama sekali baik baik saja dan kupikir mungkin aku terlalu waspada.

Aku memegang pegangan pedang dengan kedua tanganku dan yang benar saja, pedang itu tercabut dari tanah begitu mudahnya dan rantai rantai yang mengikatnya menghilang.

"Huh? Kenapa mudah sekali?"

Tiba tiba sebuah tembok yang ada di hadapanku terbuka seperti pintu lift, dan ada sebuah cahaya muncul di ujung lorong itu.

Dengan cepat, aku berlari kembali ke tempat Riska dan Ignis karena kupikir itu jalan keluar.

"Riska, Ignis, bangun, aku menemukan jalan keluar."

"Benarkah?"

Riska yang sedang tidur langsung terlihat ceria mendengar aku menemukan jalan keluar.

"Tuan, apa yang ada di tangan anda itu?" Ignis melihat ku dengan heran.

"Oh ini? aku mencabutnya disana dan pintu keluar terbuka."

"Tuan, itu adalah pedang naga hitam, bisa dibilang kunci. Jadi tuan yang terpilih ya."

Ignis mengatakan sesuatu yang aneh.

"Terpilih?"

"Itu adalah sebuah pedang naga yang terdapat slot permata, pedang itu tidak bisa di Sentuh oleh sembarang orang."

Aku mengerti apa yang dikatakan Ignis tapi pedang ini memang milikku, tapi aku lebih baik tidak memberitahu tentang Azazel karena mungkin akan terjadi sesuatu yang gawat, aku menyimpan pedangku di punggung setelah selesai berbicara kami berjalan ke tempat tadi dan masuk ke tembok yang terbuka itu.

Kami masuk kedalamnya, itu adalah sebuah ruangan yang sangat besar dan kupikir mungkin ini yang namanya kamar tidur untuk raja. Semuanya sudah terlihat berdebu dari kasur besar dengan atap lalu meja belajar bahkan foto foto yang ada di dinding juga.

"Wah kamar ini besar sekali."

Riska kagum dengan kamar yang besar tapi bagiku itu hanya kamar biasa saja.

"Tuan ada pintu disebelah sana."

Ignis melihat sebuah pintu yang terbuat dari kayu tepat di belakang meja belajar, Ignis dan aku mendorong mejanya lalu membuka pintunya.

Terpopuler

Comments

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

Wow...

2021-11-09

0

lihat semua
Episodes
1 Dunia lain
2 Pengkhianatan
3 Devil Slayer
4 Kemunculan api putih
5 Kunci
6 Penguasa hutan kematian
7 Kota Valmas
8 Sekolah
9 Anak yang tidak normal
10 Teman
11 Dia yang ditakuti
12 Maria Kyoko
13 Skill Growth
14 Pedang pembunuh Iblis
15 Desa Nero
16 Lilith Miyazaki
17 Crystal biru
18 Azazel
19 Putri kerajaan Agate
20 Kerajaan Agate
21 Membantu Kerajaan Agate
22 Permintaan dan kuil misterius
23 Kuil misterius
24 Vampir
25 Seorang stalker
26 Sebuah Ramalan
27 Kontrak dengan dua iblis
28 Perubahan Zen
29 Riska ngambek
30 Laura
31 Menahan aura
32 Busur Lilith
33 Pencuri busur
34 Rencana
35 Turnamen sihir
36 Turnamen sihir
37 Raja Akira dan Raja Azura
38 Dua pengguna iblis bertarung
39 Pertemuan kembali
40 Misi pertama
41 Portal dan suasana bunga
42 Portal dan iblis
43 Zen vs Melves
44 Rencana persiapan perang
45 Mimpi terburuk
46 Demam Zen
47 Kastil Canvil
48 Pertemuan dengan teman lama
49 Saatnya menyerang kastil
50 Riska Scarlett vs Maria Kyoko
51 Berpisah dengan teman lama
52 Sesuatu yang berharga menghilang
53 Kota Gin
54 Reuni di kota Gin
55 Kekhawatiran Lucy
56 Persiapan penyerangan
57 Surat di pagi hari
58 Perang di kota Gin
59 Romy Kifa
60 Hutan elf
61 Pohon suci
62 Wujud pohon suci
63 Pertemuan kembali pahlawan dan raja iblis
64 Mengingat kembali
65 Latihan dan interogasi
66 Masalah di depan gerbang
67 Kota Kawa
68 Pedagang budak
69 Membebaskan budak (Bagian 1)
70 Membebaskan budak (Bagian 2)
71 Membebaskan budak (Final)
72 Teman baik
73 Pagi yang indah?
74 Kota Rewa
75 Pengacau acara pertunangan
76 Kebenaran
77 Tujuan selanjutnya
78 Durandal
79 Kata Penutup
80 Cerita lama
81 Zen dan ratu Kerajaan Welford
82 Serangan dalam pesta
83 Jantung Iblis
84 Desa kabut
85 Joker
86 Kembalinya Zen
87 Hellfrit sang Duke
88 Surat untuk raja iblis masa kini
89 Menuju Istana Iblis
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Dunia lain
2
Pengkhianatan
3
Devil Slayer
4
Kemunculan api putih
5
Kunci
6
Penguasa hutan kematian
7
Kota Valmas
8
Sekolah
9
Anak yang tidak normal
10
Teman
11
Dia yang ditakuti
12
Maria Kyoko
13
Skill Growth
14
Pedang pembunuh Iblis
15
Desa Nero
16
Lilith Miyazaki
17
Crystal biru
18
Azazel
19
Putri kerajaan Agate
20
Kerajaan Agate
21
Membantu Kerajaan Agate
22
Permintaan dan kuil misterius
23
Kuil misterius
24
Vampir
25
Seorang stalker
26
Sebuah Ramalan
27
Kontrak dengan dua iblis
28
Perubahan Zen
29
Riska ngambek
30
Laura
31
Menahan aura
32
Busur Lilith
33
Pencuri busur
34
Rencana
35
Turnamen sihir
36
Turnamen sihir
37
Raja Akira dan Raja Azura
38
Dua pengguna iblis bertarung
39
Pertemuan kembali
40
Misi pertama
41
Portal dan suasana bunga
42
Portal dan iblis
43
Zen vs Melves
44
Rencana persiapan perang
45
Mimpi terburuk
46
Demam Zen
47
Kastil Canvil
48
Pertemuan dengan teman lama
49
Saatnya menyerang kastil
50
Riska Scarlett vs Maria Kyoko
51
Berpisah dengan teman lama
52
Sesuatu yang berharga menghilang
53
Kota Gin
54
Reuni di kota Gin
55
Kekhawatiran Lucy
56
Persiapan penyerangan
57
Surat di pagi hari
58
Perang di kota Gin
59
Romy Kifa
60
Hutan elf
61
Pohon suci
62
Wujud pohon suci
63
Pertemuan kembali pahlawan dan raja iblis
64
Mengingat kembali
65
Latihan dan interogasi
66
Masalah di depan gerbang
67
Kota Kawa
68
Pedagang budak
69
Membebaskan budak (Bagian 1)
70
Membebaskan budak (Bagian 2)
71
Membebaskan budak (Final)
72
Teman baik
73
Pagi yang indah?
74
Kota Rewa
75
Pengacau acara pertunangan
76
Kebenaran
77
Tujuan selanjutnya
78
Durandal
79
Kata Penutup
80
Cerita lama
81
Zen dan ratu Kerajaan Welford
82
Serangan dalam pesta
83
Jantung Iblis
84
Desa kabut
85
Joker
86
Kembalinya Zen
87
Hellfrit sang Duke
88
Surat untuk raja iblis masa kini
89
Menuju Istana Iblis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!