Beragam rasa berkecamuk di dalam dada dan benaknya Elang. Elang sungguh tidak menyangka kalau Kenes tega mengkhianatinya dan menikah dengan orang lain. Elang juga merasa butuh penjelasan dari nenek Anjani Rajaswa karena, nenek Anjani mengetahui hubungannya dengan Kenes namun kenapa nenek Anjani merestui pernikahan Kenes dengan Nathan Rajaswa.
Elang mengemudikan mobilnya menuju ke kota S untuk menemui Kenes, dengan kesal dan berkali-kali dengan tanpa sadar dia memukul kemudi mobilnya dengan sangat geram.
Hanya dalam hitungan beberapa hari saja dia meninggalkan Kenes, dia ditimpuk beragam kekecewaan.
"Tega kamu Nes, tega banget sama aku" Elang mendesahkan kesedihan dan kekecewaannya ke udara.
Sementara itu Kenes dan Nathan telah sampai kembali ke rumah mereka setelah menyelesaikan makan siang mereka di sebuah resto. Kenes menjinjing tiga paper bag dan berlari masuk ke dalam kamar mendahului Nathan lalu mengunci pintu kamar itu. Kenes mau mandi dan nggak ingin Nathan berada di dalam kamar di saat dia sedang mandi.
Ceklek....Ceklek...Ceklek
"Shit! dikunci?" Nathan mengernyit lalu mengetuk pintu kamarnya sambil berteriak, "Kenken buka pintunya! kamu ngapain sih kok pakai dikunci pintunya"
Tidak ada sahutan karena Kenes sudah berada di dalam kamar mandi dan pendengarannya terhalang bunyi guyuran air dari keran.
"Nggak dijawab lagi, hmm! dasar menyebalkan. Mbok! sini!" Nathan mengayunkan tangannya ke mbok Iyem.
Mbok Iyem dengan segera menghampiri tuannya, "iya mas, den, tuan, ada apa?"
Nathan menggeleng-nggelengkan kepalanya menatap mbok Iyem, "nggak istri, nggak asisten rumah tangga, aneh semua, hmm!" Nathan menghempaskan kekesalannya ke udara lalu berucap, "mana kunci duplikat kamar ini"
Mbok Iyem yang selalu membawa semua kunci pintu rumah tersebut di saku dasternya kemudian merogoh saku dasternya dan menyerahkan segerombolan anak kunci ke tuannya, "monggo" ucapnya.
"Yang mana kuncinya?" tanya Nathan dengan kesal.
"Nggih dicoba sik, satu persatu, mbok ya mboten (tidak) hapal to den, mas, tuan, heeeee" mbok Iyem merenges ke Nathan.
"Kamu yang coba" Nathan menyerahkan kembali segerombolan kunci itu ke mbok Iyem lalu melangkah mundur.
Mbok Iyem melangkah ke depan pintu dan mencoba salah satu kunci dan langsung berhasil membuka pintu kamar itu.
"Kamu ngerjain aku ya? katanya nggak ngerti kuncinya yang mana, nah itu kok bisa langsung nemu dan kebuka pintunya?" Nathan menyipitkan matanya ke mbok Iyem.
"Hahahaha, mana berani simbok ngerjain den bagus, makanya kalau mau membuka semua hal itu harus pakai kelembutan nggak pakai emosi dan darah tinggi, mekaten ndoro (begitu tuan)" mbok Iyem kembali merenges ke Nathan.
Nathan menggaruk kepalanya lalu melangkah masuk ke dalam kamar sambil menutup pintu kamarnya. Mbok Iyem menghela napas panjang melihat tingkahnya Nathan lalu kembali melangkah ke belakang untuk memunguti jemuran yang sudah kering.
Nathan mendengar suara keran air dari arah kamar mandi lalu dengan santainya dia merebahkan diri di atas ranjang sambil berpangku tangan menatap langit-langit kamar. Dia mengantre untuk mandi, menunggu Kenes keluar dari dalam kamar mandi.
Kenes mengumpat kesal ketika melihat ke gantungan baju, "shit! karena tergesa-gesa mengunci kamar dan berlari ke kamar mandi, aku lupa bawa baju ganti kan, hmm! Kenes, Kenes, udah pikun aja nih kamu" ucap Kenes pada dirinya sendiri, sembari melangkah keluar dengan tubuh polosnya dengan langkah ringan karena, dia merasa kalau dia telah mengunci pintu kamarnya dan Nathan bisa dipastikan seratus persen masih berada di luar kamar.
Ceklek.
Nathan mendengar pintu kamar mandi terbuka secara refleks bangkit memutar badan ke arah kamar mandi dan......... bersitatap dengan Kenes.
Nathan menurunkan arah pandangnya ke bawah dan semakin ke bawah dengan mulut terbuka lebar.
"Kyaaaaaa!!!" Kenes kebingungan menutupi tiga titik sensitifnya karena, dia hanya memiliki dua tangan.
Dengan kecepatan kilat Kenes akhirnya berputar badan dan masuk kembali ke dalam kamar mandi lalu berteriak melayangkan protes, "mas keluar! lagian kok mas bisa masuk sih, kan udah aku kunci pintunya?"
"Aku kan cerdas, membuka pintu aja, masalah kecil buatku" ucap Nathan dengan santainya, "udah keluar aja nggak apa-apa, nanggung kan, lagian aku udah terlanjur melihat semuanya tadi"
"Mas keluar! aku mau ambil baju ganti, aku lupa bawa tadi" pekik Kenes dengan serius.
Alih-alih keluar, Nathan menuju ke lemari pakaian dan mengambilkan baju ganti untuk Kenes lengkap dengan pakaian dalamnya Kenes.
Nathan menatap pakaian dalamnya Kenes yang berada di dalam genggamannya, "hmm! dia itu lugu dan polos tapi selera pakaian dalamnya oke juga nih" Nathan mengulum bibir menahan senyum.
Tok...Tok
Pintu kamar mandi terketuk dan Kenes terlonjak kaget, "siapa?" tanyanya secara refleks.
"Tentu saja suami kamu. Siapa lagi yang berani masuk ke kamar ini selain suami kamu" ucap Nathan kesal.
"Ngapain ketuk-ketuk? keluar mas! keluarlah aku mohon! aku mau ambil baju ganti"
"Lha ini aku udah ambilkan baju ganti kamu. Buka pintunya!" ucap Nathan.
"Aaaa! dasar ngeyel, menyebalkan! taruh di depan pintu lalu pergi! aku akan mengambilnya setelah mas pergi" ucap Kenes dengan kesal.
"Ya kalau ditaruh di depan pintu kotor dong nanti bajunya. Kamu mau mengalami gatal-gatal di sekujur tubuhmu dan nggak bisa tidur semalaman? udah buka pintunya! aku juga nggak akan ngapa-ngapain kamu, aku nggak tertarik sama tubuh kurusmu itu"
Kenes mendengus kesal dan akhirnya mengalah, dia membuka sedikit pintu kamar mandinya lalu mengeluarkan tangannya, "taruh di atas tanganku"
Nathan menaruh tangannya di atas tangannya Kenes yang menengadah.
"Mas! kok tangan mas sih"
"Iya lalu apa?" Nathan menahan geli menggoda Kenes.
Kenes menghempaskan tangannya Nathan, "bajunya, cepat! aku mulai kedinginan nih"
"Buka pintunya lebar-lebar dan biarkan aku masuk, aku akan menghangatkan badanmu" ucap Nathan sembari menaruh baju gantinya Kenes di atas tangannya Kenes.
Kenes langsung menarik tangannya, menutup pintu kamar mandinya dan dengan cepat menguncinya.
Nathan langsung menggemakan tawanya ke udara.
Kenes keluar dari dalam kamar mandi dengan dressnya dan langsung menatap Nathan dengan heran, "kok masih berdiri di depan pintu gini sih? ngintip ya?"
"Cih! siapa yang ngintip. Lihatlah mana ada lubang di pintu itu. Minggir aku mau mandi" Nathan mendorong pelan tubuhnya Kenes lalu dia melangkah masuk ke dalam kamar mandi dan saat dia hendak menutup pintunya dia melihat Kenes masih menatapnya lalu dia berucap, "mau ikut masuk? mau memandikan suami kamu nih?"
Kenes langsung menggelengkan kepalanya dan berlari pergi meninggalkan Nathan.
Nathan menutup pintu kamar mandinya dan mandi dengan terus tergelak geli mengingat semua tingkah konyolnya Kenes beberapa hari belakangan ini.
Kenes terengah-engah saat sudah sampai di sebelahnya mbok Iyem.
Mbok Iyem menoleh dan tersenyum penuh arti sambil menyenggol bahunya Kenes dia berucap, "wadidaw Non, kalau pengantin baru lha kok mesti terengah-engah saat keluar dari kamar pengantin, hihihihi. Bikin mbok berasa muda lagi nih, pfffttt"
Kenes memotong wortel sembari berucap, "hmm mbok, mbok, sepertinya pikirannya mbok itu perlu dibersihkan, disapu, dan dipel" Kenes kemudian terkekeh.
"Mbok pokokmen tahu nggak usah berkelit, hmm, pffttt" mbok Iyem kembali menyenggol bahunya Kenes.
Kenes hanya bisa tersenyum, mengalah, dan menggelengkan kepalanya menanggapi kejahilannya mbok Iyem lalu dia berucap, "mau masak apa mbok? kok pakai wortel?"
"Lha Non mau masak apa? kok nanya mbok?" mbok Iyem terkekeh.
"Yaaahhh, Kenes kira mbok Iyem udah siap mau masak apa habisnya semua bahan udah di atas meja nih" ucap Kenes sambil menatap mbok Iyem dengan senyum kesalnya.
"Siapa yang nyiapin bahan, lha wong mbok mbersihin kulkas kok" ucap mbok Iyem dengan santainya.
"Huuffttt, oke yang waras ngalah aja ya" ucap Kenes kemudian dan disambut gelak tawanya mbok Iyem.
Kenes kembali menggelengkan kepalanya lalu menatap wortel yang sudah terlanjur dia potong dadu, "masak fu yung hai aja mbok, tolong keluarkan telur dan ayam rebus sisa masak tadi pagi, tolong disuwir-suwir ya!"
"Siap Non!" mbok Iyem langsung menyiapkan semuanya dan membantu Kenes memasak fuyunghai ala Kenes.
"Emm, mas Nathan suka kuah yang nyemek alias kental atau yang encer ya?"
"Nyemek" sahut Nathan sembari menarik kursi dan duduk di atasnya.
Kenes menoleh dan bertanya, "emangnya mas tahu, aku mau masak apa?"
"Enggak tahu, tapi yang pasti aku suka kuah kental untuk steak, fu yun hai, capcay, dan masakan semacamnya" sahut Nathan.
"Cieeee sehati nih, tahu aja kalau istri cantiknya masak fu yun ghai, ehem, ehem eheeeemmmm" sahut mbok Iyem.
"Apa sih mbok" Kenes kembali memutar badan dan fokus ke masakannya sedangkan Nathan mengulas senyum lebar. Dia senang sekali dikatakan sehati sama Kenes, senang sekali. Dia kemudian mengacungkan jempolnya ke mbok Iyem dan mbok Iyem langsung tertawa senang.
Kenes menoleh ke mbok Iyem, "kenapa tertawa mbok, ada yang lucu?"
"Emm, ada dong tapi rahasia lucunya, hihihihi" mbok Iyem kembali tertawa ketika melihat Nathan kembali mengacungkan jempol untuknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Eva Santi Lubis
Like lagi
2021-10-06
1
ANAA K
Semangat thor.. karyanya keren deh✌🏾🙏🏿
2021-09-16
1
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
yg lucu jempolnya reader... klo gk kasih jempol bwt eps ini jd tambah lucu tuh... 😁😁😁😅😅😅 garing ngakak🤣🤣🤣
2021-07-29
2