Merasa terlalu banyak menghabiskan waktu dengan diam mematung disitu, aku langsung berjalan menuju parkiran dan menggeber motorku menuju kediaman Teh Luna di daerah Cimareme. Jam tujuh nanti, acara ulang tahun Gana akan dirayakan. Memang cuma keluarga, tak ada undangan khusus, tapi tetap saja aku ingin membuat ulang tahun keponakan kesayanganku jadi berkesan.
Hampir satu jam perjalanan yang melelahkan, akhirnya aku sampai di pelataran rumah kakak perempuanku. Begitu aku mematikan mesin motor, suara cempreng nan menggemaskan langsung memanggilku dengan riangnya.
" Uncle Ted..!!!!" pekik Gana.
" Halo cantiiik..nungguin uncle ya?" seruku sambil menghambur untuk memeluknya dan menciumi pipi gembil Gana.
" Mana hadiah ulang tahun Nana?" si cantik langsung malak. Persis aku..! Haha..
" Iih..bentar dong. Uncle aja belum di kiss nih! Main malak aja.." sungutku sambil memajukan pipiku mendekati bibirnya.
Cup
Gana mengecup pipiku dengan cepat. Kemudian tertawa-tawa ketika kukelitik perutnya dengan gemas.
" Masuk yuk, uncle hausss..mau minum." ajakku pada Gana sambil menggendongnya dengan sekali angkat.
" Assalamualaikum.." salamku yang langsung dijawab oleh beberapa suara di dalam rumah.
" Waalaikumsalam..lama bener dek. Ngelayap kemana aja?" tanya Bunda dengan retorika. Si Bunda ini posesifnya memang kebangetan. Kayaknya kalau aku pergi agak lama sedikit saja, langsung habis diinterogasi. Dari mana? kemana aja? sama siapa? pulang jam berapa? begitu terus pertanyaannya. Tanpa jeda, persis muntahan magasin dari senapan sniper. Ngadereded..! gak berhenti.
Padahal aku ini laki-laki yang sudah dewasa. Jakun saja sudah tumbuh, tapi masih dianggap anak kecil oleh Bunda, iya..anak kecil yang sudah bisa membuat anak kecil juga! Hehe
" Gak kemana-mana, Bun. Cuma ke PVJ doang. Habis itu langsung pulang." jawabku sambil menuju dapur dan mengambil segelas air dingin. Setelah menurunkan Gana dari gendonganku.
" Meuni lama ke PVJ juga. Awas we mun bari bobogohan..(awas aja kalau sambil pacaran)." sungut Bunda lagi.
" Yaelah, Bun..gak apa-apa lah si adek pacaran. Kumisnya aja udah numbuh. Masa masih dikekang kayak anak kecil?" Teh Luna yang baru keluar kamar sambil menguncir rambutnya asal langsung membelaku. Tumben! Pasti ada maunya.
" Dek ke warung lah..beliin minyak. Kehabisan nih. Hehe.." Tuh kan bener? kalau dia baik sedikit aja, pasti ada maunya. Aku hanya memutarkan bola mataku kesal tapi tak urung menuruti perintahnya. Takut kualat kalau gak nurut!
" Tuh, Bun..dengerin kata teteh. Adek ini bukan anak kecil lagi. Orang udah bisa bikin anak kecil juga kok..!" jawabku sambil berlari agar tak menerima amukan Bunda.
" Heh..adek!! jangan ngadi-ngadi kamuu..!!" terdengar teriakan Bunda dari dalam rumah. Aku hanya tersenyum lebar saja.
Sekembalinya dari warung, aku langsung menyerahkan minyak yang tadi aku beli pada Teh Luna di dapur.
" Makasih ya ganteeeng.." ucap Teh Luna sambil mencubit pipiku.
" Udah tau..emang ganteng dari lahir adek mah. Kutukan..!" ucapku sambil mencomot paha ayam yang baru selesai di goreng.
" Pede..! males emang kalau muji kamu teh. Suka tiba-tiba blong percaya dirinya." balas Teh Luna sambil mencebikkan bibir. Dan aku hanya nyengir saja.
" Teh, si Aa kemana?" tanyaku sambil celingukan mencari keberadaan kakak iparku.
" Lagi ambil cake ke Hallond Bakery buat ulang tahun Nana nanti malam."
Aku hanya membulatkan bibir tanpa suara. Kemudian kembali menggigit si paha yang menggiurkan.
" Teh..ari teteh masih suka berhubungan sama Mbak Hanum gak?" tanyaku kemudian dengan mulut penuh sumpalan daging paha. Aku ingin mencoba mengorek informasi dan memastikan hati bahwa yang kulihat tadi itu benar-benar Hanum.
" Udah lama nggak sih. Terakhir waktu dia kasih hadiah pas teteh lahiran Gana. Habis itu gak pernah kontekan lagi. Kenapa? kamu masih nguber-nguber dia?" tanya Teh Luna sambil memandangku sekilas.
" Nggak sih. Tadi waktu adek ke PVJ, kayak lihat Mbak Hanum gitu. Emang dia ada di Bandung ya?" tanyaku lagi.
" Ya nggak tahu atuh. Dia kan di Bandung cuma kuliah doang dulu tuh. Aslinya kan tinggal di Solo. Udah balik ke Solo kali. Kamu jangan bilang masih terobsesi sama dia ya. Beda usia kalian tuh jauh, dek. Masa kamu mau deketin mbak-mbak sih? Kayak gak ada yang seumuran aja." Teh Luna langsung protes.
" Cewek seumuran mah ribet. Kurang pengalaman, mesti banyak dibimbing. Adek takut gak sanggup bimbingnya, Teh. Mending cari yang udah matang, biar bisa jalan sendiri. Gak perlu diajari lagi. Justru adek yang bakal diemong nantinya. Kan asyik tuh..hehehe.." jawabku asal kemudian menjulurkan tangan hendak mengambil satu paha lagi. Tapi
TAK..!
Centong yang sedang dipegang Teteh, langsung mendarat di punggung tangan.
" Ngobrol boleh..!! nyomotin ayam terus-terusan mah jangan!! Kebiasaan!" ucap si Teteh sambil melotot.
" Gustii...nyeuri ih. Main bletak wae si teteh mah." (sakit ih, main pentung aja si teteh nih).
" Udah ah sana, kamu belum shalat ashar kan? Sana shalat dulu." aku hanya nyengir sambil menjilat jari-jariku yang berminyak.
Selesai shalat ashar, aku bergabung bersama ayah dan bunda yang sedang bermain bersama Gana.
" Main apaan nih? seru banget.." tanyaku kemudian ikut duduk bersila.
" Lagi main paciwit-ciwit lutung sama Kekek dan Nenek. Uncle ikutan ya.." ajak Gana bersemangat.
" Ah gak seru main itu mah, kunooo...nih uncle punya mainan yang lebih seru lagi buat Nana." ucapku sambil menaik-naikkan alis.
" Apaan?? Nana mauuu.." manik mata Gana langsung membulat lebar. Mendengar kata mainan, membuat tubuhnya langsung bereaksi.
" Bentar, uncle ambil dulu." Aku langsung mengeluarkan hadiah yang tadi kubeli di mall dari dalam tas.
" Nih..hadiah ulang tahun Nana. Happy birthday bulettt...!!" ucapku sambil kembali menggelitik perutnya yang buncit.
Gana tampak tertawa-tawa kemudian memeluk dan menciumku dengan sayang.
" Thank's uncle..!!! you are the best..!!" ucap Gana menggemaskan.
" My pleasure, buletnya uncle. Ayo dibuka, kita mulai belajar trik sulap sama-sama. Siapa tahu nanti Nana jadi pesulap cilik yang hebat!" ucapku menyemangatinya. Si bulet Gana langsung mengiyakan dan mulai membongkar hadiah yang kuberikan.
Kami belajar sulap-sulap sederhana berdua saja, ayah bunda sudah mulai bergabung bersama teteh dan A Galang yang baru datang mengambil cake dari toko kue langganan keluarga. Ternyata ayah dan ibu nya A Galang juga datang, mereka membawa hadiah sebuah sepeda kecil untuk cucu kesayangannya. Jadilah keadaan rumah lebih semarak kalau dua keluarga hebring ini sudah tergabung.
" Nana..cucu Abaaaah...!! selamat ulang tahun nya geulis.." Pak Ramlan langsung menghambur memeluk cucunya. Gana tampak sumringah dengan kehadiran Enin dan Abahnya.
" Abah bawa hadiah sepeda buat Nana?" tanya Gana yang langsung menanyakan perihal hadiahnya.
" Iyaa..nih..sepeda buat Nana dari abah dan enin. Suka gak?" tanya Bu Mirna sambil menggendong Gana dengan sayang.
" Humm..suka!" jawab Gana cepat.
" Udah sayang, jangan digendong enin kelamaan. Kasihan nanti sakit pinggang eninnya kalau gendong Nana yang udah gede begini." ucap A Galang kemudian mengambil si bulet dari pangkuan eninnya.
" Udah kumpul semua kan ya? kita tiup lilinnya sekarang aja deh. Biar bebas makan-makannya setelah shalat maghrib." ucap teh Luna pada kami semua.
" Sayang..dikeluarin aja cakenya.." pinta Teh Luna pada suaminya.
" Siap bu komandan! Laksanakan!!" jawab A Galang kemudian segera memenuhi pinta istri cerewetnya.
Setelah cake disiapkan dengan enam buah lilin panjang yang menyala cantik, kami langsung mengelilinginya dan sedikit paduan suara ala kadarnya untuk menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Gana.
" Ayo Nana tiup lilin..!! jangan lupa make a wish ya, terus uncle Ted titip do'a satu. Moga uncle cepet ketemu sama yang manis-manis, gituu...ehehe.." ucapku sambil tersenyum lebar.
" Naon sih kamu teh dek..!" Bunda langsung protes.
" Biarin atuh, Bun..da yang manis-manis teh banyak artinya. Universal.." aku membela diri. Dan yang lain hanya bisa geleng-geleng kepala melihat aku dan Bunda beradu mulut.
" Sok Nana cepetan.."
Dan Hufffttt....Gana meniup lilinnya setelah sebelumnya berteriak lantang penuh keyakinan.
" SEMOGA UNCLE TED CEPET KETEMU SAMA YANG MANIIIISSSS...!!!"
*
*
*
*
*
Heug teh ketemunya malah sama tukang gulali enjot. Ampun deh Teduh, anak kecil aja di provokasi 😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Azz Kalif
lanjut .....seruuuuuu....,
2021-03-23
1
Rany isbandi
Luna udah bisa masak ya ga bikin diare lagi 😄😄
2021-03-22
1
Yuyunrosita
ketemu jg,baru baca udh senyum- senyum sendiri permulaan yg seru,kocak di lanjut teh
2021-03-22
2