Ken memandang lurus ke arah laut berdiri di balkon kamar tempatnya menginap. Dia tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada dirinya saat ini, pikiranya penuh dengan Arrumaisha, mantan istrinya yang sudah lima tahun ditinggalkan dan tidak pernah bertemu sama sekali. Bayangan beberapa tahun silam muncul kembali bagaimana selama satu tahun dia menikahi Arrumaisha, dirinya tidak pernah bersikap baik sama sekali, dia memperlakukan Arrum bukan selayaknya seorang istri, dia menyuruhnya membersihkan apartemen, setiap hari tidak boleh ada kotoran sedikitpun, tidak mengijinkan Arrum kemanapun hanya keluar untuk kuliah saja, dia juga tidak pernah memakan masakan Arrum dan selalu menyuruh membuangnya, Dia sangat marah jika Arrum melakukan sedikit kesalahan saja, dia hanya mau makan cheese cake buatan Arrum. Bahkan Arrum tidak boleh keluar dari kamar selama dia ada di apartemen, hingga Arrum menahan lapar. Entah bagaimana dia menjadi laki-laki yang kejam waktu itu. Dan dia menceraikan Arrum setelah mendapatkan yang diinginkankan. Merenggut kehormatan Arrum sebelum memintanya menandatangi surat cerai dengan alasan meminta haknya, padahal dia memperlakukan istrinya pada saat itu dengan sangat tidak baik. Bayangan lima tahun silam telah meninggalkan Arrum begitu saja yang terkulai di atas ranjang, setelah memintanya menandatangi surat cerainya, Ken mendesah panjang.
''Apa yang kulakukan padanya, maafkan aku Arrumaisha'', desah Ken dan menjabak rambutnya.
Tok..... tok... tok...
Suara ketukan pintu mengagetkan Ken yang masih berdiri di balkon.
Ken segera masuk dan membuka pintu kamar, dan yang datang ternyata Aldo.
''Tuan saya sudah membeli mobil baru yang tuan minta dan nomor baru tuan, untuk tanahnya saya masih minta seseorang mengeceknya''.
''Terimakasih Aldo, istirahatlah''.
Aldo terheran dengan tuanya, tidak pernah dia menyuruhnya istirahat selama ini yang ada hanya kerja, kerja dan kerja, tapi sekarang dia menyuruhnya untuk istirahat.
Hari sudah menjelang sore, Ken keluar dari penginapan mengendarai mobil barunya, setelah setengah jam dia berhenti di depan toko milik Arrumaisha. Dia mengamati dari dalam mobilnya, membuka kaca mobilnya, sayup-sayup terdengar suara anak kecil bernyanyi dari lantai dua dengan petikan gitar, suara anak-anak yang belum begitu jelas. Namun lagu yang di nyanyikan mereka membuat Ken menyimaknya.
***
Takkan selamanya tanganku mendekapmu
Takkan selamanya raga ini menjagamu
Seperti alunan detak jantungku
Tak bertahan melawan waktu
Dan semua keindahan yang memudar
Atau cinta yang telah menghilang
Tak ada yang abadi
Tak ada yang abadi
Tak ada yang abadi
Tak ada yang abadi
Hoohh.... biarkan aku bernafas sejenak sebelum hilang aaa
Takkan selamanya tanganku mendekapmu
Takkan selamanya raga ini menjagamu.
Jiwa yang lama segera pergi
Bersiaplah para pengganti
Tak ada yang abadi
Tak ada yang abadi
Tak ada yang abadi
Tak ada yang abadi.
Ken mendengar lengkingan suara anak -anak menyanyi bersama mommynya, menyanyikan lagu kesukaan istrinya. Dia ingat dulu saat dirinya sedang santai di apartemenya dan tidak ingin di ganggu, dia akan menyuruh istrinya untuk diam di kamar seharian tanpa memberikan makan dan istrinya tidak pernah membantahnya, istrinya akan mengerjakan tugas kuliah dan mendengarkan lagu dari ponselnya, hingga istrinya itu tertidur.
Air mata Ken mengalir begitu saja, mengingat semua yang di lakukan pada mantan istrinya. Lagu yang dinyanyiyakan anak-anak itu tiba-tiba sangat menyayat hatinya, hingga Ken tak sanggup lagi menahan air matanya, menaruh kepalanya di kemudi, Ken menangis tergugu.
Setelah itu terdengar suara rengekan anak-anak mereka, entah apa yang mereka lakukan disana, tertawa, menangis, dan kemudian lengang, hingga malam hari Ken masih disana, dan sampai toko Arrumaisha di tutup, dan terlihat lampu di lantai dua juga di matikan. Tidak ada suara anak-anak lagi yang berteriak minta susu. Ken baru pergi meninggalkan tempat itu, tanpa melakukan apapun. Dia kembali ke penginapan di sambut Aldo yang sudah menunggu lama duduk di balkon sambil mengerjakan pekerjaannya.
''Slamat malam tuan'', sapa Aldo.
''Apa yang kau kerjakan????, tanya Ken.
''Saya mengerjakan pekerjaan kantor tuan''.
''Aldo aku mau tanah di sekitar tempat tinggal Arrumaisha, beli berapapun asal di dekatnya di sampingnya atau di belakangnya''.
''Apa tuan sudah menemuinya???.
''Tidak, aku tidak akan menemuinya sekarang, aku akan mengawasinya, aku mau besok kau sudah mendapatkan informasi''.
''Baik tuan''.
''Bagaimana dengan dokter yang bisa melakukan tes DNA apa kau punya kenalan???.
''Saya ada teman dokter, tapi dia tinggal di ibukota tuan, kita perlu membawa sampelnya kesana, katanya selain sampel darah bisa juga sampel rambut''.
''Kalau begitu segera cari cara untuk mendapatkan itu''.
''Saya tuan?, kenapa bukan tuan sendiri sekalian mengenal mereka''.
''Tentu saja kamu, aku mengajakmu kesini untuk membantuku, aku tidak mungkin melakukannya sendiri, bisa-bisa aku dicurigai orang, kalau kau bisa melakukan akan kutambah bonusmu bulan ini, tapi kalau kau tak bisa akan ku potong gajimu''.
''Jangan tuan saya lagi butuh uang banyak buat persiapan nikah, baiklah saya akan cari cara untuk mendapatkanya''.
''Bagus lanjutkan pekerjaanmu, apa kau mau menikah???, tanya Ken tiba-tiba.
''Belum tuan''.
''Tadi kamu bilang mau menikah
''Maksudnya untuk mempersiapkannya tuan''.
''Ok, kalau kau bisa mendapatkan info secepatnya tentang anak-anak Arrumaisha, aku akan membiayai pernikahanmu dan tentu tiket bulan madu juga, kalau tidak jangan harap, aku beri waktu tiga hari''.
''Apa tiga hari tuan? kenapa waktunya hanya sedikit tuan kasih waktu saya seminggu'', pinta Aldo.
''Aldo aku selalu mengandalkanmu, dan selama ini kau bisa melakukan pekerjaan apapun dengan baik. Aku tidak tahu caranya, aku mau hasilnya''. Setelah selesai berbincang dengan Aldo, Ken masuk kamar dan membersihkan diri kemudian beristirahat.
***
Suara deburan ombak di pagi hari membangunkan Ken, hari masih begitu gelap dan sunyi, matahari belum muncul dari peraduanya, Adzan subuh telah berkumandang, malam gelap telah berganti pagi, Ken membuka pintu berjalan ke arah pantai, hingga beberapa menit dia sampai disana berlari-lari kecil di tepi pantai, pantai sangat bersih dan indah. Tak berapa lama Aldo juga sampai disana.
''Slamat pagi, tuan sudah disini, saya kira masih di kamar'', sapa Aldo
''Udara disini sangat segar, suasananya juga nyaman'', ucap Ken.
''Aldo tempat ini jauh dari jangkauan tidak ada hotel bagus dan fasilitas yang memadahi. tempat ini masih alami dan belum terexpos, sepertinya cocok untuk mengembangkan usaha disini, seperti hotel, resort, restauran, pariwisata.
''Benar tuan saya juga berfikir begitu, apa tuan berencana membuka bisnis baru disini???.
''Pastikan dulu semua tentang mereka, pagi ini kita mulai melakukan pengamatan dari pagi hingga malam hari, baru aku akan memikirkanya itu''.
''Siap tuan''.
''Sepertinya kau butuh kendaraan sendiri untuk bergerak lebih cepat''.
''Tenang saja tuan saya bisa menggunakan taxi, lebih hemat juga''. Mereka berdua melanjutkan olahraga pagi dengan berlari kecil di tepi pantai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Venny Lestari
Thank you, baca juga Mutiara cinta dan yang terbaru Bidadari pengikat hati
2022-07-06
0
Syafriani Vie
sy suka ceritanya thor semangat terus
2022-07-06
0