"Kamu itu ya, selalu saja belain setiap kesalahan yang istri kamu buat. Pantas saja istri kamu ini manjanya bukan main. Sampai sama mama aja gak ada sopan santunnya."
"Ma .... "
"Udah mas, jangan dilawan lagi. Tolong," kata Yulia dengan pelan meminta suaminya untuk tidak berdebat dengan mama mertuanya.
"Mama kecewa sama kamu. Mama sangat kecewa," kata mamanya sambil beranjak meninggalkan rumah Yulia.
"Kejar mas! Cepat!"
Arya mengikuti apa yang Yulia katakan. Walaupun ia merasa sangat kesal dengan sikap mamanya yang selalu menyalahkan Yulia. Tapi, ia juga tidak bisa apa-apa. Dia sayang istrinya, dia juga sayang mamanya. Dua orang itu tidak mungkin ia lukai hatinya.
Yulia terduduk di kursi ketika Arya mengejar mamanya. Yulia benar-benar tidak bisa terus-terusan merasakan hal ini lagi. Mungkin, apa yang ia pikirkan selama ini harus ia wujudkan secepat mungkin.
___
Selesai makan malam, Yulia dan Arya seperti biasa, duduk di sofa ruang keluarga. Mereka akan ngobrol berdua, menceritakan tentang kesibukan apa saja yang telah dilewati hati ini. Obrolan ringan itu terjadi seperti biasa pada awalnya, hingga Yulia memberanikan diri untuk bicara serius dengan sang suami.
"Mas, ada hal penting yang ingin aku bicarakan sama kamu."
"Hal penting apa Yuli? Bicarakan saja, tidak perlu terlalu serius seperti itu," kata Arya sambil merangkul pundak istrinya.
"Aku ingin tanya, apa kamu sayang sama aku mas?"
"Pertanyaan macam apa itu sayang? Sudah tidak perlu aku jawab lagi bukan? Aku itu sangat amat menyayangi kamu Yulia."
"Benarkah kamu sayang aku mas?"
"Yuli, ada apa denganmu ini. Kenapa kamu meragukan rasa sayang dan cinta yang aku punya untuk mu."
"Aku tidak meragukan rasa sayang kamu mas. Aku hanya ingin memastikan saja rasa sayang itu. Masih sama kah seperti dulu, atau tidak."
"Dari dulu hingga saat ini, rasa sayang itu tetap untuk mu Yulia. Tidak ada yang berubah sedikitpun. Sama sekali tidak ada."
"Kalau begitu, bisakah kamu penuhi satu permintaanku mas?"
"Permintaan apa sayang? Ayo katakan! Jangankan satu, semua permintaan kamu akan aku usahakan untuk memenuhinya. Asalkan, aku sanggup memenuhi apa yang kamu pinta."
"Kamu sanggup kok mas. Aku mintanya masih hal yang wajar aja kok."
"Ya udah, apa yang kamu inginkan dari aku? Ayo katakan istriku sayang," kata Arya sambil mencubit hidung Yulia.
Berat memang, tapi Yulia berusaha untuk meloloskan kata-kata itu dari mulutnya. Ia menarik napas dalam-dalam agar tidak ada beban saat ia mengucapkan apa yang menjadi permintaannya kali ini.
"Mas Arya, aku ingin kamu menikah satu lagi."
"Apa!?"
Arya terhenyak dengan permintaan yang Yulia buat. Ia tak percaya kalau istrinya meminta ia untuk menikah lagi. Bukankah semua istri tidak pernah ingin di madu? Mengapa istrinya meminta ia menikah lagi?
"Kamu jangan bercanda keterlaluan sayang. Aku gak suka dengan candaan mu yang seperti itu."
"Aku gak bercanda mas Arya. Aku serius."
"Tidak! Aku tidak bisa memenuhi permintaanmu yang ini. Ini tidak benar Yulia."
"Mas, jika kamu sayang sama aku, maka lakukan apa yang aku minta."
"Yulia, aku memang sayang sama kamu. Aku akan penuhi jika kamu minta harta dari aku. Tapi, untuk menikah lagi, itu bukan permintaan seorang istri pada suaminya."
"Mas, aku mohon, menikahlah satu lagi," kata Yulia dengan tatapan memohon.
"Yulia, apa kamu sudah bosan menemani aku? Apa kamu tidak ingin hidup bersamaku lagi? Apa kamu sudah tidak ada rasa cinta lagi padaku? Katakan dengan jujur Yulia, tidak perlu meminta aku untuk menikah lagi kalau memang iya."
"Mas Arya! Aku tidak pernah bosan untuk hidup bersamamu. Aku juga tidak pernah mengurangi sedikitpun rasa cintaku untukmu sejak pertama menikah hingga detik ini. Tapi ...."
"Tapi apa!? Ayo katakan!"
"Tapi aku tidak kuat lagi. Kamu tahu apa kelemahan yang aku miliki. Kamu juga tahu kalau pernikahan kita ini selalu berada diambang badai mas."
"Jadi karena hal itu kamu ingin aku menikah lagi? Tidak akan Yulia. Tidak akan."
"Mas!"
"Aku sudah bilang padamu sejak awal. Aku siap menerima semua kekurangan yang kamu miliki Yulia. Tidak perlu menikah lagi, kita hanya perlu mengadopsi anak dari panti asuhan saja."
"Mas, anak dari panti asuhan itu bukan anakmu. Keluarga kamu tidak akan pernah terima hal itu."
"Yulia, yang menikah dan hidup dengan kamu itu bukan keluargaku, tapi aku."
"Aku tahu mas. Tapi bagaimanapun, tanpa mereka, maka kamu tidak akan pernah ada."
Suasana hening. Arya tidak tahu harus berkata apa lagi pada istrinya. Yulia terlalu keras untuk ia lawan jika berdebat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Socha Kirana
kalau saja mama mertua bisa menerima kekurangan menantu nya..tak akan rela meminta suami berpoligami..huhu
2022-04-25
1
re
Diminta nikah lg
2021-11-30
0
Sugiyanto Samsung
kasihan yuli
2021-08-30
0