Seakan terbawa suasana, Yulia tanpa sadar menjatuhkan buliran bening dari matanya. Yulia menangis mendengarkan kisah pilu yang Nana jalani.
Ternyata, kisah hidupnya masih tak bisa ia bandingkan dengan kisah hidup Nana. Ia yang selama ini selalu mengeluh dengan hidupnya yang dibenci oleh mertuanya, masih merasa beruntung. Ia masih punya suami dan orang tua yang selalu ada buatnya.
Suaminya yang sangat mencintai diri Yulia dengan semua kekurangan yang Yulia miliki. Papa dan mama yang selalu memberikan Yulia semangat jika sang mertua selalu menyalahkan Yulia akan ketidak bisaan Yulia memberikan keturunan buat keluarganya.
Semua itu masih sangat beruntung bagi Yulia. Dari pada Nana yang hidup sebatang kara. Yang tidak pernah dianggap ada oleh keluarga sebelah papanya. Harus bertahan hidup dengan mengandalkan keringatnya sendiri.
"Kenapa mbak Yuli menangis mbak? Apa ada yang menyakiti hati mbak Yuli saat mendengarkan apa yang saya ceritakan? Maafkan saya mbak," kata Nana dengan perasaan bersalahnya.
"Nggak kok, eh ... maafkan aku Nana. Ini bukan salah kamu. Hanya saja, cerita hidupmu ini sungguh luar biasa. Kamu adalah gadis yang paling kuat Nana," kata Yuli memuji Nana dengan tulus.
"Mbak Yuli bisa aja. Saya hanya mencoba berdamai dengan hidup ini saja mbak. Oh iya, itu rumah saya sudah sampai mbak," kata Nana sambil terus tersenyum ceria.
Yulia menghentikan mobilnya dengan cepat. Karena asik ngobrol, ia lupa alamat yang Nana katakan. Jika saja Nana tidak mengatakan kalau mereka sudah sampai, maka Yuli akan tetap melajukan mobilnya lurus ke depan.
"Mampir dulu mbak," kata Nana ramah.
"Gak usah Na. Lain kali aja mbak main ke rumah kamu ya. Ini udah siang, mbak masih ada urusan lain soalnya."
"Oh, ya udah mbak. Lain kali Nana tunggu kehadirannya ya," kata Nana masih tetap ceria.
"Iya. Kalo ada waktu, mbak pasti main ke rumah kamu. Sekali lagi, terima kasih banyak ya Na. Kamu udah nyelamatin nyawa mbak hari ini."
"Mbak ini gimana sih, Nana kan udah bilang kalo itu hanya kebetulan aja mbak. Gak usah di ungkit-ungkit lagi. Nana jadi gak enak."
"Ya udah ya Na. Mbak jalan dulu," ucap Yulia sambil melambaikan tangan pada Nana. Nana pun membalas lambaian tangan Yulia.
Sepanjang perjalanan, Yulia terus terpikirkan soal Nana. Gadis itu mampu membuat Yulia berpikir kalo dia adalah orang yang cocok untuk masuk kedalam keluarganya. Gadis yang luar biasa, tidak menyerah dengan hidup keras yang ia jalani. Dan, yang selalu tersenyum dan ceria padahal hidupnya sangatlah buruk untuk tetap bahagia.
Yulia sampai dirumahnya. Ia melihat mobil suaminya sudah terparkir di garasi rumah. Di samping mobil suaminya ada sebuah mobil yang sangat ia kenali. Itu mobil mama mertuanya.
Yulia bergegas memarkirkan mobilnya dan masuk kedalam rumah. Benar saja, seperti apa yang ia duga saat melihat mobil sang mama mertua, ia pasti akan dapat tatapan tidak suka dari mama mertuanya.
"Assalamualaikum." Yulia memberi salam pada penghuni rumah.
"Waalaikumsalam," jawab mama mertuanya dengan ketus.
"Mama udah lama ma?"
"Udah dari tadi. Kamu kemana aja sih? Keluyuran melulu deh kerjaannya. Suami pulang bukannya ada di rumah. Eh malah keluyuran gak jelas di luar."
Yulia hanya bisa diam mendengarkan omelan dari mama mertuanya. Ini bukanlah yang pertama kali mama mertuanya menceramahi nya. Bisa di katakan setiap bertemu muka, mama mertuanya akan terus mengomeli Yulia.
Mama mertuanya akan mencari setitik saja alasan untuk memarahinya setiap kali bertemu. Sebenarnya, mama mertua Yulia tidak begini. Ia adalah mertua yang baik dan hangat ketika Yulia dan suaminya baru menikah dulu. Tapi, semuanya berubah sejak tahu kalau Yulia tidak bisa hamil. Yulia tidak bisa memberikan keturunan buat melangsungkan keturunan keluarganya. Sejak itulah mama mertua Yulia berubah drastis.
"Dimana mas Arya sekarang ma?" tanya Yulia malah tidak menghiraukan omelan sang mertua.
"Dasar menantu gak ada sopan santunnya. Dibilangin malah cari alasan yang lain buat mengelak."
"Ma, ada apa sih ini ribut-ribut?" tanya Arya baru keluar dari kamarnya. Ternyata, Arya baru pulang dan baru selesai ganti pakaiannya di kamar.
"Ini, istri kamu malah cari-cari masalah. Udah gak ada di rumah saat kamu pulang. Udah gitu gak bisa di bilangin lagi."
"Ma, Yulia kan juga punya kesibukan tersendiri. Gak papa lah kalo sesekali dia gak ada saat Arya pulang."
"Kamu itu ya, selalu saja belain setiap kesalahan yang istri kamu buat. Pantas saja istri kamu ini manjanya bukan main. Sampai sama mama aja gak ada sopan santunnya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Sugiyanto Samsung
jgn salahkan Nana itukan sudah taktir
2021-08-30
0
Fany Won
seru juga ya cerita nya
2021-05-31
0
Arvina Vivin
ujung2 nya istri prtma jadi jahaaat karna cemburu sm istri kedua
2021-04-26
7