"Aletta maukah kau menjadi kekasihku" ucap Arga sambil berlutut dihadapan Aletta dan Olivia.
Aletta begitu terkejut mendengar pernyataan cinta dari Arga.
Sungguh ia bahagia mengetahui pria yang ia cintai juga mencintainya.
Dengan mantap ia pun langsung tersenyum dan mengangguk dengan cepat.
Arga yang bahagia langsung memeluk Aletta dan menangis haru.
Sementara Olivia yang menyaksikan dua sejoli itu hanya tersenyum kecut.
"Eca, Livia, ayo pulang ini sudah malam" ucap Aldi dari arah belakang.
"Kak Aldi" lirih Livia kemudian memeluknya.
Saat ini ia butuh bahu untuk bersandar dan menumpahkan tangisannya. Namun ia berusaha menahan agar air matanya keluar.
"Kau kenapa Livia??" tanya Aldi.
"Tidak kak, aku hanya merindukanmu. Seharian aku tak bertemu denganmu" ucap Olivia.
"Ku kira kau kenapa" ucap Aldi sambil mengacak gemas rambut adik sepupunya itu.
Olivia juga wanita yang sangat berarti untuk Aldi. Ia menganggap Olivia sebagai adiknya sama halnya seperti Aletta.
"Ayo Eca kita pulang" ucap Aldi lembut.
"Iya kak" jawab Aletta.
Eca adalah panggilan sayang keluarga mereka terhadap Aletta.
"Hati-hati dijalan ya,,,. sayang" bisik Arga ditelinga Aletta yang sukses membuat pipi mulus gadis itu merona merah.
"Terimakasih kak, kamu juga hati-hati ya" ucap Aletta sambil tersenyum manis.
"Panggilnya kok masih kak??" bisik Arga lagi.
"Ekhhemmmmm!!! Eca Arga!!!" tegur Aldi.
"Maaf kak" ucap Arga namun masih tersenyum manis kepada Aletta.
"Iya kak, " jawab Aletta.
"Kak, aku pamit dulu ya. Bye!!" ucap Aletta kemudian berlari kecil menghampiri Aldi dan Livia.
**
Di dalam mobil.
"Ada hubungan apa kamu dan Arga ca?" tanya Aldi.
"Tidak ada kak" jawab Aletta bohong.
"Kau tidak bisa membohongi kakak ca," kata Aldi lagi.
"Aku dan dia berpacaran kak" lirih Aletta takut kakaknya marah.
"Kau jangan sembarang berpacaran dengan seseorang Eca" ucap Aldi.
"Tapi Arga bukan orang sembarangan kak, aku mengenalnya lebih dari 20 tahun. Dan selama ini juga ia begitu baik padaku pada Livia. Bukankah itu sudah cukup membuktikan jika Arga adalah pria yang baik untukku" jawab Aletta.
"Aku tahu itu. Tapi kau tetap harus waspada dengan yang namanya pria" ucap Aldi.
"Iya kak" jawab Aletta.
Sementara Livia hanya bisa terdiam menatap pemandangan luar dari jendela mobil sambil meratapi nasibnya yang harus merelakan kehilangan seseorang yang sangat ia cintai menjadi milik kakaknya itu.
"Kau juga jangan salah memilih pria Livia" ucap Aldi namun Livia masih diam saja tak menyahut.
Aldi melirik mereka berdua lewat spion mobil dan melihat Livia tengah melamun.
"Livia!!!" Panggil Aldi lagi sehingga suara Aldi memecahkan lamunan Livia.
"Livia kau dipanggil kak Aldi" ucap Aletta sambil menyenggol lengan adiknya.
"Eh, apa iya kak!!!" jawab Livia gugup.
"Kau sedari tadi terus saja melamun Livia, apa ada masalah??" tanya Aldi.
"Tidak kak, aku hanya kurang enak badan saja" sangkal Olivia.
"Kau sakit Livia??" tanya Aletta khawatir.
"Hanya sedikit sakit perut kak. Kemungkinan ingin datang bulan" jawab Livia.
"Aku ada obatnya, nanti aku akan mengantarkan ke kamarmu" ucap Aletta.
"Terimakasih kak Eca" ucap Livia.
"Sama-sama Livia" jawab Aletta sambil tersenyum manis.
"Tuhan, aku tidak boleh egois bukan?? gadis yang dicintai Arga adalah kakakku sendiri. Dia begitu baik dan manis padaku. Mana sanggup aku melukainya. Aku harus belajar ikhlas menerima kenyataan ini" Bathin Livia.
***
"Livia" panggil Aletta sambil mengetuk pintu kamar adiknya itu.
Semenjak mereka berusia 17 tahun, Ferry memang memutuskan untuk membeli mansion yang lebih megah dan mewah agar muat ditinggali seluruh keluarganya.
Awalnya Leo menolak karena ia berencana tinggal di mansion miliknya sendiri. Namun semenjak Oma Kartika sakit dan ingin berdekatan dengan para cucu dan cicitnya pun akhirnya Leo menerima permintaan dari Ferry.
Sedangkan nenek ji-haa, ia sudah meninggal 3tahun yang lalu karena terkena serangan jantung.
"Masuk kak, pintunya tidak di kunci" suara Livia dari arah dalam kamar.
Aletta pun masuk ke dalam kamar adiknya itu. Terlihat ia membawa sebuah nampan berisi bubur, teh hangat dan beberapa obat.
"Ini makanlah dulu, tadi kau kan tidak sempat memakan makan malammu bukan??" tanya Dita.
"Iya kak, tadi perutku tidak nyaman" jawab Livia bohong karena sejujurnya hatinya terlalu sakit melihat perhatian demi perhatian yang Arga berikan kepada Aletta. Arga memang memperhatikannya juga namun perhatian Arga kepada Aletta jelas berbeda. Bukan kakak kepada adik melainkan seorang pria terhadap wanita.
"Ya sudah, cepat dimakan dan jangan lupa obatnya diminum ya. Aku pamit dulu sudah mengantuk" kata Aletta.
"Iya kak, selamat tidur kak Eca" ucap Olivia
"Selamat tidur Livia" jawab Aletta.
***
"Hay eca??" suara seorang pria dari sebrang sana.
"Halo kak" jawab Aletta sambil tersenyum manis melihat gambar seorang pria yang baru saja menjadi kekasihnya itu.
"Kau masih saja memanggilku kakak Ca" protes Arga.
"Lalu aku harus memanggilmu apa??" tanya Dita.
"Panggil aku sayang" ucap Arga dengan lantang.
"Tapi aku belum terbiasa " ucap Aletta merona.
"Kau harus terbiasa sayang" ucap Arga yang lagi-lagi membuat jantung Aletta berdebar tak menentu.
"Iya kak,, " jawab Aletta yang mendapatkan tatapan tidak suka dari Arga.
"Eh maksudku,, sa,, yang" ucap Aletta sambil tersipu malu.
"Nah seperti itu kan enak didengar" ucap Arga girang.
"Iya kak, eh sayang" jawab Aletta salah tingkah saat melihat senyuman dari Arga.
"Kau kenapa malu-malu seperti itu sih??" tanya Arga.
"Aku,, aku belum menyangka saja jika kita sudah menjadi sepasang kekasih kak" ucap Aletta.
"Aku juga tak menyangka jika kau mau menerimaku."
"Kak, bagaimana dengan,,,"
"Masalah orang tua, aku yang akan memberitahu mereka jika waktunya sudah tepat Ca, bahkan aku ingin segera melamar mu jika diijinkan." ucap Arga membuat Dita tertawa lebar.
"Hahah,, kita baru menjadi kekasih beberapa jam dan kau sudah mau melamar ku??" tanya Aletta.
"Ya, tentu saja. Kita kan sudah dewasa juga. Lagipula orang tua kita pasti akan setuju dengan status kita ini"
"Hahah kau ini" tawa Aletta yang sukses membuat hati Arga merasa sangat bahagia.
"Cantik" lirih Arga.
"Apa??"
"Kau sangat cantik sayang. Beruntungnya aku bisa menjadi kekasihmu" ucap Arga.
"Aku juga beruntung bisa menjadi kekasihmu kak" ucap Aletta.
"Ya sudah, sebaiknya kamu tidur ya. Ini sudah malam. Selamat tidur bidadari ku" ucap Arga.
Aletta hanya menggelengkan kepalanya mendengar kata-kata Arga.
"Selamat malam juga kak eh sayangku" ucap Aletta.
Panggilan Vidio pun dimatikan.
Aletta memegangi jantungnya yang sudah berdetak tak karuan itu.
"Rasanya masih seperti mimpi, pria yang aku sukai ternyata menyukai aku juga" lirih Aletta kemudian memejamkan matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Lanz
akh sudahlah... memang kakak Thor satu ini wajib dicintai warga NT.. belum apa-apa udah bertabur bintang gini. niatnya mau selesein dulu novel terbarunya. eh kepincut duluan sama rekomendasinya 😭😭😭. galau mau baca yg mana dulu ini
2021-05-24
0
Nenk Elin
sangat trhibur
2021-04-18
1