Marina tak henti-hentinya menggerutu dan mengutuk Aljav yang sangat menyebalkan. Wanita itu merasa sangat sial karena harus magang di perusahaan pria yang paling di bencinya.
"Dasar ubur-ubur, pria dingin, angkuh. Tenggelam saja kamu ke danau Toba sana". Gerutu Marina seraya mendaratkan tubuhnya di kursi.
"Mengapa aku bisa lalai mengenal perusahaan Om Javier sih. Padahal Om Javier kan sahabat Ayah dan Bunda". Marina menekuk dagunya dengan menggunakan tangan kanan, sementara tangan kiri mengetuk-ngetuk meja kerjanya.
"Sabar Marina, hanya tiga bulan kamu berada di perusahaan ini. Ya, hanya tiga bulan kamu harus bertemu dengan pria menyebalkan itu setiap harinya. Aaaaa...". Marina tampak menguatkan dirinya, lalu semenit kemudian suaranya berubah menjadi kesal dan berakhir dengan teriakan.
"Apa kamu baru saja memikirkan ku Nona body losion?". Aljav tiba-tiba saja sudah berdiri tepat di depan Marina, membuat mata wanita itu membulat. Tenggorokannya mendadak kering, matanya mengerjab beberapa kali.
"Apa yang sedang kamu lakukan disini?". Tanya Marina kesal.
"Yang aku lakukan disini?". Kening Aljav berkerut.
"Hei, ini adalah perusahaan ku. Aku berhak berada dimana saja jika aku mau. Apa kamu keberatan?". Jawab Aljav angkuh seraya memasukan kedua tangannya ke dalam kantung celana sembari menatap Marina dengan tatapan yang sulit untuk di artikan. Sementara Marina menatap pria itu dengan tatapan membunuh.
"Ya... Ya... Aku tau ini adalah perusahaan mu, makanya kamu juga berbuat sesuka hati". Cibir Marina tak mau kalah.
"Ingat, aku disini adalah bos kamu. Jadi gunakan kalimat formal. Tunjukkan rasa hormat mu padaku. Bukankah kamu jurusan Sastra?. Harusnya seseorang yang mengambil jurusan itu bisa bertutur kata dengan sopan. Apakah kesopanan mu terlupakan di rumah?!". Kali ini kalimat Aljav benar-benar tajam hingga menghujam ke jantung Marina. Hatinya terluka dan sakit. Kalimat tajam itu melukai perasaannya.
Mata Marina mulai berkaca-kaca. Awal yang buruk untuk magang. Pikir Marina. Aljav menyadari kesedihan Marina, akhirnya pria itu pun mengalihkan perhatian wanita itu.
"Jadi Nona Marina, selamat datang di perusahaan G-Dragon Company. Silahkan pelajari semua berkas yang sebentar lagi akan di bawakan oleh Dimas. Selesaikan tugas mu dan jangan lakukan kesalahan sekecil apapun. Paham?". Marina masih belum bergeming, hatinya masih terasa perih, ada luka yang mulai berdarah di dalam sana.
"Nona Marina". Tandas Aljav membuyarkan lamunan Marina.
"Baik pak". Jawab Marina setelah beberapa saat diam. Kening Aljav berkerut.
"Pak?. Apa aku setua itu?". Tanya Aljav.
"Lalu saya harus memanggil Anda dengan sebutan apa?". Tanya Marina bingung.
"Panggil saya Tuan". Titahnya, lalu kemudian Aljav pergi meninggalkan Marina yang masih tampak tercengang.
"Tuan?. Dasar menyebalkan!". Gerutu Marina.
***
Setelah kepergian Aljav dari ruangan Marina, wanita itu kedatangan Dimas dengan sejumlah berkas buku-buku yang lolos review dan akan segera di terbitkan. Dimas meletakkan berkas itu di atas meja.
"Nona Marina, silahkan lakukan pekerjaan Anda di mulai dengan yang ini dulu. Setelah selesai, tolong antar ke ruangan penerbitan". Titah Dimas.
"Baik Tuan".
Marina pun memeriksa buku-buku yang lolos review dan mencentang di sebuah berkas yang menandakan, bahwa buku tersebut lolos review dan layak terbit.
Selama hampir tiga jam wanita berambut ikal itu memeriksa berkas buku-buku yang akan terbit, hingga waktu jam makan siang pun tiba.
"Marina, mau makan siang bareng?".
"Daren?".
Ya, Daren adalah sahabat Marina yang juga ikut magang di perusahaan Aljav. Sejujurnya pria itu sengaja mengajukan permohonan kepada dosen pembimbingnya untuk berada satu tempat magang bersama Marina. Pria berlesung pipi itu sangat mencintai Marina sejak pertama kali bertemu. Kesederhanaan dan kelembutan Marina membuat pria berdarah Indo-Jerman itu jatuh hati. Meski berasal dari keluarga berada, Marina tetaplah tampil apa adanya, bahkan tak banyak yang tahu jika kedua orang tua Marina merupakan salah satu orang terpandang di negeri ini setelah Papa Javier, yakni Ayah Aljav.
"Kamu duluan aja deh, lagi nanggung nih". Tolak Marina. Satu lagi yang yang membuat Daren mengagumi Marina, wanita itu sosok pekerja keras. Ia tidak akan berhenti kecuali jika pekerjaannya selesai.
"Baiklah, aku akan membantumu. Setelah itu kita makan siang. Oke?". Marina pun menyetujui tawaran Daren. Dia juga lapar dan butuh makan untuk mengisi tenaga. Tanpa mereka sadari ada sepasang mata melihat interaksi keduanya dari balik pintu. Orang itu menatap Keduanya dengan tatapan datar.
***
Di kantin perusahaan. Marina dan Daren sedang makan siang. Wanita cantik itu memesan bakso keju mozzarella dan es jeruk, sementara Daren memesan bebek bakar bumbu rica-rica, nasi putih, dan es teh.
Marina makan dengan lahap hingga keju mozzarella yang berada dalam bakso terkena di sudut bibirnya. Daren pun menyeka sisa keju tersebut. Marina yang tidak siap dengan perlakuan Daren pun sontak terkejut. Untuk sesaat wanita itu terpaku pada Daren.
"Ah, maaf ada sisa keju di bibirmu". Ucap Daren setelah beberapa saat kemudian.
"Terimakasih". Balas Marina.
Di tengah-tengah asiknya Marina menikmati makan siang bersama Daren, tiba-tiba saja Aljav datang menghampiri keduanya.
"Sepertinya kalian sangat menikmati suasana romantis hingga melupakan waktu".
Suara dingin itu sontak membuat Marina dan Daren menoleh.
"Tuan Aljav?".
Aljav berdiri tepat di depan Marina dan Daren dengan memasang wajah datar.
"Maaf Tuan Aljav, kami masih memiliki waktu istirahat lima menit lagi". Balas Daren tak kalah dinginnya. Pria itu sudah mendengar sifat angkuh dan dingin dari seorang Aljav Alexander Gautam. Siapa yang tidak mengenal pria dingin itu?. Aljav di kenal sebagai pengusaha berdarah dingin dan sukses di usia muda. Sifatnya yang angkuh dan dingin membuat banyak lawan bisnisnya tak bisa berkutik. Namun, Daren bukanlah orang sembarangan. Pria itu merupakan putra dari Andika, dimana ia adalah lawan bisnis dari Papa Aljav. Namun, ia memilih jalur yang berbeda dari Ayahnya. Daren lebih menyukai Sastra. Di tambah lagi Daren bertemu Marina yang merupakan satu jurusan dengan dirinya.
Aljav melihat jam tangan miliknya.
"Waktu habis. Lima menit kalian telah berakhir. Apakah kalian masih ingin berada disini atau kembali ke ruangan kalian masing-masing?". Keangkuhan Aljav menggelegar hingga memenuhi kantin perusahaan, tempat yang untuk pertama kalinya Aljav kunjungi.
"Baiklah Tuan Aljav. Kami akan kembali bekerja". Balas Daren. Lalu kemudian pria itu menarik tangan Marina untuk mengikuti dirinya. Namun, Aljav menghentikan langkah Daren.
"Tunggu".
Daren dan Marina menoleh pada Aljav.
"Nona Marina, ikut ke ruangan saya, Sekarang!". Titah Aljav. Ia sengaja menekan kata 'Sekarang' seolah ingin menegaskan bahwa dirinya tidak ingin di bantah.
Marina yang menyadari perubahan sikap Aljav pun akhirnya mengikuti pria tersebut dan meninggalkan Daren yang masih diam terpaku di tempatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Oh Noonim ❤
lqnjut 👍
2022-09-27
0