Leo kembali membuka matanya, perasaannya menjadi lebih tenang dibandingkan saat ia berbicara dengan Taurus sebelumnya.
"Ugh... " Leo meringis dengan suara pelan. Tubuhnya masih sakit akibat dari kejadian sebelumnya.
Ia bangkit dari tempat tidurnya dan mencoba mencari Taurus, setelah ia perhatikan sekali lagi ia seperti mengenali tata ruang ditempatnya berada.
'Bukankah ini mirip Elder Hall?'
Leo memperhatikan sekelilingnya, setelah berjalan beberapa saat barulah ia yakin bahwa tempatnya berdiri sekarang adalah Elder Hall. Di Elder Hall hanya para Petinggi dan para Guardians yang bisa masuk, sebelumnya ia banyak melihat bangunan ini dari buku yang ada di tempatnya berlatih bersama dengan Rose.
'Andai kau juga berada disini'
Leo tersenyum tipis, kenangannya bersama dengan Rose muncul, Rose mengatakan bahwa ia akan masuk kesini dan menjadi Guardians terhebat di Kerajaan Euthorea.
Setelah berkeliling dan mencari-cari, Leo akhirnya menemukan Taurus, pria besar itu terlihat sedang membantu seorang gadis untuk mempersiapkan perlengkapan Pasukan Kerajaan.
"Hey, kau sudah sehat sekarang? Bagaimana jika membantuku sebentar di sini?"
Leo hanya mengangguk dan segera ikut membantu mempersiapkan persenjataan dan perlengkapan Pasukan Kerajaan itu.
Setelah selesai mempersiapkan perlengkapan Taurus mengajak Leo untuk pergi ke Taman untuk berbincang. Taman ini terletak di bagian timur Elder Hall, dan digunakan untuk tempat beristirahat oleh para Tetua dan Guardians yang sudah selesai menjalankan tugasnya, taman ini juga memiliki pemandangan yang cukup indah dengan berbagai macam tanaman hias yang tersusun rapi di setiap sudutnya.
"Pasti ada yang ingin kau tanyakan, itulah mengapa kau mencariku, benarkan?"
Taurus langsung memulai pembicaraan dengan Leo.
"Benar, saya kesini ingin bertanya apa yang terjadi saat anda menemukan saya?"
Taurus tertawa mendengar jawaban Leo.
"Tidak usah terlalu formal, anggap saja kita teman dan gunakan bahasa yang nyaman saja, lagipula kau sekarang adalah Guardians sama sepertiku. Tentang pertanyaanmu, saat aku menemukanmu aku melihatmu tidak sadarkan diri ditengah hamparan sisa Hutan Terlarang."
Leo hampir tersedak nafasnya sendiri, dia tidak menyangka kalau kebangkitan Auranya sudah diketahui secepat ini.
"Baiklah, tapi bagaimana Senior tahu kalau aku sudah membangkitkan Aura Kebangkitanku?"
Taurus kembali tertawa mendengar pertanyaan Leo.
"Kupikir kau terkejut dengan statusku sebagai Guardians, tapi ternyata kau lebih terkejut tentang bagaimana aku bisa mengetahui kalau kau sudah membangkitkan Aura Kebangkitan"
"Itu mudah saja, Auramu bahkan bisa menekan milikku, bagaimana bisa aku tidak menyadari kalau kau sudah membangkitkan punyamu?"
Taurus tertawa keras melihat Leo yang ingin mengucapkan sesuatu tapi mengurungkannya.
"Kalau begitu boleh kutahu namamu? Kau belum menyebutkannya sedari awal kita bertemu."
Leo baru tersadar ia belum memperkenalkan dirinya sejak awal bertemu dengan Taurus.
"Maafkan aku, Namaku adalah Leo. Maafkan aku sudah tidak sopan."
'Leo?.'
Leo menundukkan kepalanya sebagai permintaan maaf.
"Hentikan itu, kau tidak salah. Lagipula namamu adalah perwujudan dari kebanggaan dan keberanian, jadi jangan sembarangan menundukkan kepalamu seperti itu."
Taurus bisa melihat kalau Leo memiliki sifat yang sangat baik dan sangat sopan terhadap orang lain. Hal ini membuatnya senang karena Leo kemungkinan tidak terpengaruh oleh kekuatannya dan bahkan masih bisa tetap rendah diri.
"Sebelumnya boleh aku bertanya sesuatu padamu Leo? Apakah kau bisa mengendalikan kekuatanmu?"
Leo hanya bisa mengendalikan sebagian kekuatannya karena ia masih tidak terbiasa dengan perubahan kekuatannya yang sangat tiba-tiba.
"Aku hanya bisa mengendalikan sebagian, sisanya aku tidak terlalu terbiasa mengendalikannya."
Taurus bisa melihat Leo berkata dengan jujur, bagaimanapun bisa terlihat Leo baru saja mengalami perubahan kekuatan itu tentu saja ia tidak bisa langsung mengendalikannya.
"Aku paham, kalau begitu apa kau ingin berlatih mengendalikannya? Aku bisa mengajarimu kalau kau mau?"
Ucapan Taurus membuat Leo terkejut dan bingung harus memberi jawaban apa, karena ia baru saja bertemu dengan Taurus dan sudah merepotkannya sekali, Leo merasa tidak nyaman jika ia harus melakukannya lagi.
"Maafkan aku, tetapi aku sudah merepotkan Anda, ke depannya aku akan berlatih sendiri di Hutan Terlarang."
Taurus hanya tersenyum kepada Leo dan kemudian berjalan sedikit menjauh dari Leo.
"Baiklah jika kau ingin berlatih sendiri, tapi setidaknya biarkan aku mengajarimu satu hal, sudah kewajiban bagi seorang Guardians Senior mengajari Guardians Juniornya."
Taurus mengeluarkan Aura berwarna kecoklatan dan tersenyum pada Leo.
"Biarkan aku mengajarimu jurus terkuat dari para Guardians. Jurus ini disebut Guardians Aura, dapat digunakan untuk menekan musuh dan untuk menyerang secara langsung, aku akan menebas pohon yang di sana, perhatikan ini."
Taurus menebas sebuah pohon kecil yang berada diluar Taman, Tebasannya juga menghasilkan jejak Aura kecoklatan yang menakjubkan dan sangat tajam, membuat pohon itu dan beberapa pohon dibelakangnya ikut terpotong menjadi dua bagian.
"Bagaimana kau tertarik?"
Leo akhirnya menyetujui permintaan Taurus setelah melihat kemampuan serangan dari Guardians Aura. Itu bisa sangat berguna dalam pertempuran, bahkan tebasan tangan dari Taurus bisa menjadi setajam dan sekuat itu.
'Jika seranganku bisa kugabungkan dengan Guardians Aura itu akan semakin membantuku dalam setiap pertempuran sepertinya tidak ada salahnya aku mempelajari jurus ini'
"Baiklah aku setuju, aku akan berlatih dengan Senior. Mohon bimbingan Anda."
"Baiklah kalau kau setuju mari kita pindah tempat, aku punya tempat yang lebih bagus untuk berlatih jurus ini. Jika kita memaksa berlatih disini kemungkinan besar hanya akan menghancurkan Taman ini"
Akhirnya keduanya memutuskan berpindah tempat untuk berlatih Guardians Aura
~•~
Suasana di dalam pertemuan Para Petinggi tidak berjalan dengan lancar, banyak Tetua yang saling berdebat dan ingin menjatuhkan satu sama lain karena menilai pendapat mereka terlalu beresiko dan memakan terlalu banyak korban.
"Harap tenang! Jangan bertengkar masing-masing, kita disini membahas tentang rencana kita menghadapi bencana yang akan datang, jika tidak ada yang ingin memberi usulan maka aku akan pergi mencari solusi ini sendirian."
Ucapan dari Pemimpin Agung berhasil menenangkan keributan para Tetua dan mengembalikan suasana menjadi tenang.
"Tetua Agung, kurasa kita harus segera mengumpulkan para Guardians dan menyebar mereka untuk menekan dan mengalahkan Ashura yang akan datang, untuk kekuatan besar yang dimaksud di Ramalan, kurasa tidak ada salahnya kita menggunakan semua Guardians saat hal itu tiba."
"Apa kau gila? Jika mereka tidak berhasil menahannya, maka kita justru akan dalam bahaya! kau pernah memikirkan hal ini?"
Keributan mulai terjadi antara kubu yang mendukung pendapat Petinggi pertama dan yang menolaknya.
"Hentikan! sudah cukup aku akan pergi mencari solusi sendiri, kalian semua tidak bisa berpikir dewasa dan masih berani menyebut diri kalian Petinggi? Kalian bahkan tidak bisa tenang dalam pertemuan ini, dengan ini Pertemuan dinyatakan berakhir!"
Pernyataan Pemimpin Agung membuat semua Petinggi tertegun menyadari kesalahan mereka. Suasana menjadi hening saat Pemimpin Agung beranjak pergi dari Aula Utama, tidak ada Petinggi yang berani menghentikannya, bahkan untuk berbicara saja tidak ada yang berani.
"Pemimpin Agung anda terlalu terburu-buru, mungkin sebaiknya kita berbicara sebentar dulu untuk memecahkan masalah ini."
Suara seorang pemuda tiba-tiba menggema dari sudut ruangan Aula Utama, tidak ada yang mengenali siapa pemuda itu dan bahkan mereka menilai ia terlalu lancang berbicara seperti itu.
"Siapa kau, beraninya berbicara seperti itu ke Pemimpin Agung!"
Pemuda itu menunjukan diri dan terlihat dia memiliki paras yang cukup tampan dan terlihat perkasa.
"Siapa aku? Itu tidak penting..."
"Yang terpenting adalah tugasku kesini untuk membunuh kalian semua"
Pemuda yang semula berada dipojok ruangan itu tiba-tiba berada di samping Petinggi yang berteriak padanya, sebelum kemudian memisahkan kepala Petinggi tersebut dari tubuhnya.
Seketika para Tetua lain menjadi panik dan mencoba pergi dari Aula Utama.
Chapter Ini Sudah Di Revisi, Selamat menikmati!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
John Singgih
pemuda yang tiba-tiba muncul dan membunuh pemimpin agung
2022-03-28
0
senja
suka dg teguran dari Tetua ke para Tetua yg gak dewasa, dan~langsung tiada --", tokoh idolaku seketika tamat
2020-09-29
1
Reza Agustin
Leo, perwujudan kebanggaan dan keberanian👍
Zodiak-ku Leo, tapi pipis pas malam sendirian aja gak berani
2020-03-25
1