Beberapa saat sebelum ledakan Hutan Terlarang,
Di suatu ruangan di gedung berwarna putih, seorang pria berbadan besar terlihat sedang berbicara dengan seorang tetua.
"Tuan, serangan Ashura semakin banyak terjadi, tempat yang biasanya aman sekalipun, kini telah dihancurkan oleh mereka."
Suasana menjadi hening, orang yang dipanggil Tuan itu terlihat hendak mengucapkan sesuatu tetapi ia mengurungkan niatnya.
"Begitukah. Haah..." si Tuan itu menghela napas dengan berat.
"Jadi, sudah dimulai, kah?" Pria itu kemudian mendongak ke atas sambil mengeluh dengan lesu.
"Apa maksudmu, Tuan?" bawahannya menanyakan dengan serius
Pria itu bernama Ares. Perawakannya seperti seorang pendeta, meskipun begitu, ia bukanlah bagian dari organisasi keagamaan, apalagi seorang pendeta.
Ares melihat ke arah Pria lain yang merupakan bawahannya, "Taurus, ada suatu kisah yang ingin kuceritakan padamu."
Ares mendekati sebuah bola kristal yang ada disebelah Taurus.
"Cerita ini sebenarnya hanyalah dongeng. Tidak peduli telah diturunkan berapa lama pun, aku menganggapnya begitu." Ia mengusap kristal itu, kemudian melanjutkan ceritanya.
"Jauh di masa lalu, seorang guardians legendaris pernah meramalkan masa depan. Ia disebut-sebut memiliki kekuatan untuk mengubah takdir, bahkan beberapa kali ia membuktikannya dengan memenangkan perang yang seharusnya mustahil dimenangkan.
Dalam ramalannya, Dunia akan mengalami kekacauan, banyak orang kuat bermunculan dan keseimbangan tidak lagi seimbang karena orang-orang ini."
Ares menjauhi bola kristal itu dan pergi ke arah rak buku di belakang Taurus, dan membelakanginya.
"Pada masa itu mereka akan dipimpin oleh seorang Guardians, yang mana disebutkan sebagai Singa yang membawa kedamaian, jika masanya sudah tiba, kristal itu akan bersinar keemasan."
Tidak lama setelahnya, Taurus menyipitkan matanya, "Apakah sinarnya berwarna seperti api yang berkobar?"
Ares menjawab dengan tenang, "Benar, kemudian akan ada kejadian yang mengguncang seluruh Kerajaan Euthorea."
"Apakah cahaya tersebut akan semakin menyala? sampai membuat kristalnya retak?"
"Iya darimana kau tahu? aku bahkan belum menjelaskan?" Ares menaikan sebelah alisnya, ia belum menjelaskan apa-apa tetapi Pria itu lebih dulu mengetahuinya.
"Apakah itu akan terus begitu sampai menghancurkan kristalnya?"
"... " Tidak ada jawaban, dia hanya diam kebingungan dengan pertanyaan bawahannya itu.
"K-Kalau begitu berbaliklah." ucap Taurus dengan sedikit bergetar
"Ini ... " Ares kehabisan kata-katanya,
"Ini benar-benar terjadi!?"
Pria itu memperhatikan kristal itu dengan seksama, sampai akhirnya kristal itu pecah dan kehilangan cahayanya secara perlahan.
"Kita harus segera memberitahukan ini pada Petinggi yang lain! Taurus cepat persiapkan prajuritmu, kita akan mengalami pertempuran besar."
Setelah memberi instruksi, getaran hebat terasa di seluruh Kerajaan Euthorea, membuat kerajaan seperti sedang mengalami gempa yang mahadahsyat
Taurus dan Tetua itu segera keluar meninggalkan Aula Tetua, karena posisi Aula Tetua dibuat menghadap persis ke Hutan Terlarang mereka bisa melihat dengan jelas sebuah ledakan besar membakar hutan tersebut dengan cepat.
"Aku akan memeriksanya sendiri, mohon beritahu yang lain untuk membahas persiapan kita menghadapi masalah besar yang akan datang."
Taurus segera melompat dan berlari menuju sumber ledakan.
Karena Jarak Hutan Terlarang cukup jauh dari kota Tresch, Taurus sampai lebih lama dari yang ia perkirakan.
Setibanya Taurus di Hutan Terlarang dia melihat jelas sisa kobaran api membakar habis hampir separuh Hutan Terlarang beserta isinya dan hanya menyisakan sedikit sisa pohon yang terbakar.
"Apa-apaan ini?"
Taurus mengedarkan pandangannya mencari sesuatu yang mungkin menyebabkan ledakan tersebut.
"Hampir tidak ada yang tersisa disini, sesuatu yang menyebabkan ledakan ini pasti sangat berbahaya aku sendiri mungkin tidak akan sanggup melawannya."
Taurus menelan ludahnya, dia sadar jika sesuatu yang menyebabkan semua ini adalah musuhnya, maka ia tak mungkin memiliki kesempatan untuk kembali hidup-hidup.
'Ini...' Taurus melihat jasad seorang gadis yang tidak tersentuh api sama sekali, paras gadis itu terlihat sangat cantik dan masih sangat muda.
"Sepertinya masih ada yang lain disini." Taurus memalingkan wajahnya dari kiri ke kanan untuk mencari.
Tak lama setelahnya, ia melihat seorang pemuda yang terbaring lemas, namun bukan itu yang membuat Taurus menyadari keberadaannya, Aura keemasan yang mirip seperti di bola kristal terlihat bersinar di tubuhnya walaupun sudah redup namun jelas bahwa kekuatannya berada di level yang sudah tidak dapat ditangani oleh Taurus.
"Jadi kau penyebab semua ini? Aura mengerikanmu membuatku percaya kaulah penyebab ledakan barusan."
Taurus tersenyum tipis, sebelum kemudian mengubur jasad Gadis itu dengan layak dan membawa si pemuda bersamanya.
~•~
"Rose..."
Leo membuka matanya, tubuhnya terasa sakit dan kepalanya seperti berputar dalam sesaat.
Setelah kepalanya tidak terasa berputar lagi barulah dia menyadari bahwa ia sedang berada di tempat tak dikenal.
"Kau sudah bangun, istirahatlah dulu. Jangan paksakan tubuhmu bergerak, kekuatan sebesar itu tidak akan mampu ditahan oleh tubuhmu, kau perlu menyesuaikan diri terlebih dahulu."
Leo memperhatikan Pria besar yang berdiri di pintu ruangan tersebut.
"Maafkan aku, tapi bagaimana bisa aku berakhir disini?"
Pria itu tersenyum ke arah Leo.
"Sebelum menjawab pertanyaanmu bisakah kau ceritakan apa yang terjadi saat kau di Hutan Terlarang?"
Leo terdiam seketika, detak jantungnya terasa berhenti untuk sesaat.
"Itu.. sangat sulit menjelaskannya..."
Pria itu melihat ekspresi Leo dan menarik kata-katanya.
"Ah, lupakan. Kau berakhir disini karena aku. Aku yang membawamu kesini, aku menemukanmu tak sadarkan diri dipinggir Hutan Terlarang."
Leo hanya berdiam, menahan rasa sakit yang tiba-tiba muncul saat dia teringat dengan Rose.
"Untuk gadis itu, maafkan aku. Aku tak sempat menyelamatkannya, tapi aku sudah memberi pemakaman yang layak untuknya."
"Tak apa, lagipula aku yang salah karena tidak bisa menjaganya dengan baik."
Pria itu hanya diam memperhatikan ekspresi Leo yang berubah.
"Namaku Taurus, kau bisa mendatangiku saat kau sudah kembali sehat nanti."
Taurus meninggalkan Leo di dalam ruangan tersebut.
Leo hanya menahan dirinya agar tidak meneteskan air mata yang terasa seperti sudah memenuhi kantung matanya. Ia hanya memejamkan matanya dan kembali beristirahat untuk menenangkan perasaannya yang saat ini benar-benar kacau
~•~
Di Aula Utama dari Gedung itu.
Para Petinggi berkumpul untuk membahas rencana mereka menghadapi bencana besar yang akan datang kepada mereka.
Suasana ribut mendadak menjadi senyap saat seorang Pria paruh baya dengan aura kewibawaan masuk kedalam Aula Utama.
"Hormat pada Sang Pemimpin Agung"
"Selamat datang untuk Sang Pemimpin Agung"
Pria yang disebut Pemimpin Agung mengangkat tangannya dan memberi isyarat kepada para Petinggi lain.
"Seperti yang sudah kalian dengar, kita sudah berada pada masa Ramalan, satu persatu ramalan itu terbukti dan benar. Sekarang kita harus berdiskusi dan merencanakan langkah untuk menghadapi bencana yang akan datang kepada kita, tanpa banyak bicara lagi, mari kita langsung mulai pertemuan Para Petinggi."
Setelah memberi instruksi, Pertemuan Para Petinggi dengan resmi dimulai. Tanpa banyak yang menyadari bahwa bencana yang sebenarnya sudah berada di depan mereka.
***
Chapter ini telah direvisi walaupun tidak banyak, saya harap kalian menikmati revisi yang saya berikan pada kalian, dan semoga cerita ini bisa menjadi salah satu cerita yang kalian nanti-nanti ke depannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
John Singgih
ketika terlambat mengetahui sebuah bencana sudah di depan mata
2022-03-28
0
senja
Sagi mana ya?
2020-09-29
1
Suko Handono
Hallo apa kabar bareng ngobrol yuk
2020-09-16
1