Satu bulan kemudian.
Sonya sudah pasrah dengan apa yang terjadi di hidupnya. Selama sebulan ini. Dia menjalani hari-hari dengan penuh kepalsuan.
Ia harus berpura-pura tersenyum pada kedua orang tua angkatnya dan ia pun tau, sang ayah tersenyum padanya hanya karena terpaksa dan hanya pura-pura.
Kemarin, ia tak tau bagaimana kelanjutan pernikahanya dengan Albert. Karena tak ada kabar lagi setelah pertemuan terakhirnya dengan Albert.
Tapi, hari ini. Sonya mendengar dari sang ayah bahwa pernikahan mereka hanya tinggal seminggu lagi.
Tak ada raut wajah terkejut dari wanita cantik itu, ia hanya berusaha ikhlas untuk menerima takdirnya. Mengeluh pun percuma, ia hanya akan semakin terpuruk.
"Sonya, hari ini kau harus pergi untuk memilih gaun pengantin, Albert mungkin sudah di sana," ucap Aneth.
Sonya tak menjawab, ia fokus memasangkan antingnya. Setelah selesai, ia pun bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri Aneth yang sedang berdiri di dekat pintu.
"Aku pergi, Mom," ucap Sonya. Ia berlalu begitu sana meninggalkan Aneth.
•••
40 menit kemudian, Sonya pun sampai di depan butik yang sudah di tunjuk oleh Christian. Sebelum masuk, Sonya menghela napas sejenak. Ia masih tak menyangka bahwa takdirnya akan semengerikan ini.
Saat masuk, Sonya di sambut langsung oleh pemilik butik dan mengarahkan langsung Sonya kedalam ruangan tempat Albert sudah menunggu.
Saat pintu terbuka, Albert menoleh ke arah pintu. Matanya besibobrok dengan mata Sonya. Namun tak lama, Sonya mengalihkan tatapannya ke arah lain, membuat Albert berdecih sinis.
"Ku kira kau sudah berhasil membatalkan rencana pernikahan ini," ucap Albert setelah mereka sekian lama diam.
Sonya yang duduk di sofa tunggal sebelah Albert, menoleh. Ia menurunkan alisnya pertanda bingung dengan apa yang diucapkan Albert, kenapa lelaki gila di sampingnya ini memintanya untuk membatalkan pernikahan. Bukankah ayahnya yang menghendaki pernikahan ini terjadi.
"Kenapa kau bertanya padaku? bukankah kau yang paling berperan di sini," jawab Sonya.
Mendengar ucapan Sonya, Albert berdecih. Ia heran pada wanita di sampingnya begitu mudah menerima perjodohan, seoalah tanpa beban. Berbeda dengan dirinya yang bahkan setiap malam hampir tak bisa tidur.
"Tuan ...Nona, silahkan memilih gaun dan tuxedo yang sudah kami persiapkan," ucap pemilik butik yang menangani busana mereka berdua.
"Dia saja yang akan memilih," ucap Sonya dan Albert secara berbarengan. Setelah mengucapkan itu, mereka berdua pun saling pandang dengan tatapan kesal.
"Kenapa kau menyuruhku. Kau saja yang memilih," ucap Albert yang tak terima dengan apa yang di ucapkan Sonya.
"Aku tak menghendaki pernikahan ini. Jadi, kau saja yang memilih," jawab Sonya tanpa melihat ke arah Albert.
"Aku juga tak menghendaki pernikahan ini," ucap Albert lagi tak mau kalah.
Sonya pun bangkir dari duduknya, "Kalau begitu kita batalkan saja pernikahan ini," ucap Sonya. Sebelum melangkah, dengan gerakan anggun, ia memakai kacamatanya kembali.
Albert memejamkan matanya menahan geram saat mendengar ucapan Sonya. Jika Sonya sampai mengadukannya pada daddynya. Habislah dia. Ia heran, kenapa Christian begitu kukuh ingin menjodohkan dirinya dan Sonya.
Saat Sonya akan membuka pintu, Albert menarik tangan Sonya. "Ayo kita pilih bersama," ucap Albert.
Tak ingin memermanjang masalah, Sonya pun melepaskan gengaman tangan Albert. Lalu ia pun masuk kembali dan mulai memilih gaun pengantin.
Satu minggu kemudian.
Sebuah pesta mewah nan megah di selenggarakan di sebuah gedung yang cukup besar. Tatanan dekorasi terpasang indah nan apik membuat siapa saja yang melihatnya terpesona.
Para tamu dari kalangan elit sudah berdatangan ke pesta mewah tersebut. Suara hak dan suara pentopel saling beradu membuat para tamu menoleh pada sepasang pengantin yang baru masuk.
Siapa lagi kalau bukan Albert dan Sonya.
Setelah melakukan pemberkatan tadi pagi, mereka melakukan resepsi pada malam hari, tentu saja resepsi mereka begitu mewah.
Para tamu menatap takjub pada kedua mempelai, Albert dan Sonya begitu cantik dan tampan. Mereka begitu serasi saat berdampingan.
"Senyumlah, daddy melihat kita," ucap Albert saat menggandeng tangan Sonya.
Sonya menghentikan langkahnya. Ia menolah ke arah Albert ."Seperti ini," ucap Sonya sambil tersenyum, saat melihat Sonya tersenyum, tanpa sadar Albert pun ikut tersenyum.
Seseorang melihat interaksi mereka dengan hati yang hancur. Siapa lagi kalau bukan Aida.
Selama ini, Alberth sudah melarang Aida untuk bekerja, karena Albert bisa memenuhi kebutuhan Aida. Namun, Aida selalu menolak. Ia tak ingin bergantung pada Albert.
Dan saat ada temannya yang mengajaknya bekerja sampingan untuk menjadi pelayan di sebuah acara pernikahan, tanpa berpikir panjang, Aida pun menerimanya. Ia tak tau resepsi itu adalah resepsi kekasihnya.
Aida yang sedang memegang nampan berisi minuman untuk memberikannya pada para tamu, menghentikan langkahnya sejenak. Kenapa rasanya begitu hancur saat melihat Albert tersenyum pada Sonya. Bukankah, Albert berbicara tak menghendaki pernilakahan ini. Tapi, kenapa sekarang ....
Aida tak sanggup lagi, ia memilih untuk pulang, ketimbang menyaksikan hal yang menyakitkan. Saat ia akan berbalik dan menaruh minuman di meja dan Saat ia akan melihat Albert sebelum pulang. Ternyata, Albert melihat ke arahnya.
Albert yang sedang berbicara menyapa para tamu, tak sengaja melihat Aida. Ia membulatkan matanya saat melihat Aida ada di pestanya. Saat melihat Aida, ia berniat melepaskan gandengan tangan Sonya. Namun, matanya melihat Christian berdiri tak jauh dari Aida.
Ia pun terpaksa harus terus berpura-pura seoalah tak melihat Aida.
Hancur dan sangat menyakitkan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
gia nasgia
Thor kalau nggak salah Mom Sonya pindah ke lapak hijau 🤔
2023-01-07
0
Emi Yuliana
jangan pindah lapak ya thor
2021-12-02
0
Woelan Dhadhari
please thor ojo pindah lapak
2021-03-23
2