Sikap elegan Sonya

Mendengar Aida yang terus meminta putus, Tanpa aba-aba. Albert menarik tangan Aida menuju kamar Aida.

Gerakan Albert yang tiba-tiba, membuat Aida tak sempat untuk melawan.

Albert membuka pintu kamar Aida, lalu setelah itu ia menyudutkan Aida ke dinding, Albert langsung menangkup kedua pipi Aida dan mencium bibir Aida dengan paksa.

Aida meronta, ia memukul-mukul dada Albert, ia sudah meronta-ronta. Namun, tenaga Albert jauh lebih besar. Semakin AIda meronta, semakin Alber mencium paksa bibirnya.

Aida menyerah, ia sudah lelah untuk melawan. Tepat saat Aida berhenti meronta, Albert mencium bibir Aida dengan lembut. Aida pun terlena.

Setelah di rasa Aida mulai melemah dan membalas ciumannya. Tanpa melepas tautan bibirnya. Albert menarik pinggang Aida dan menuntunnya untuk ke ranjang.

Perlahan-lahan, mereka pun larut dalam dosa yang tak seharusnya mereka lakukan.

Albert tak ingin kehilangan Aida dan Aida yang merasa tak pantas untuk Albert. Namun, perasaan gundah mereka hilang, kala mereka melebur menjadi satu

••

"Sonya, boleh mommy berbicara?" tanya Aneth dari balik pintu

Sonya menghela napas pelan dan menghembuskannya beberapa kali, mencoba berpura-pura tak tau tentang yang sebenarnya. Ia tau, sang ibu akan membujuknya untuk menyetujui perjodohannya dengan Albert, lelaki yang sama sekali tak ia kenal.

"Masuklah, Mom," jawab Sonya dari dalam.

Aneth pun masuk, ia membawa segelas jus untuk Sonya dan menaruhnya di atas nakas. Lalu, ia menghampiri Sonya yang sedang duduk di ranjang.

"Sonya, Mommy ...." Aneth mengigit bibir bawahnya. Ia bingung harus memulai dari mana. Ya, Aneth memang tak mengandung Sonya, ia di vonis mandul hingga mau tak mau mengadopsi anak di panti asuhan. Tapi, walau begitu ia sangat menyayangi Sonya. Namun, ia juga tak bisa melawan kehendak suaminya.

"Apa Mommy akan meminta aku setuju agar aku di jodohkan dengan anak dari Uncle Chtistian?" tanya Sonya. Ia berusaha mengendalikan dirinya. Padahal hatinya sedang merasa sakit, amat sakit.

Aneth membulatkan matanya saat mendengar ucapan Sonya, bagaimana Sonya tau tentang rencana perjodohan itu.

"Ka-kau sudah tau?" tanya Aneth terbata-bata. Ia takut jika Sonya mendengar ucapannya dan Gilbert saat membahas Sonya hanya anak adopsi.

Sonya tersenyum samar, ia tau akan ketakutan sang ibu. "Aku hanya mendengar sekilas saat uncle Christian kemari," jawab Sonya, ia bisa melihat sang ibu menghembuskan napas lega.

"Jadi, bagaimana menurutmu. Apa kau setuju?" tanya Aneth dengan hati-hati.

Sonya memejamkan matanya sejenak. Sekalipun ia menolak, sekalipun ia berkata tidak setuju. faktanya, ia takan bisa lari. Mau tak mau, ia harus menyutujui perjodohan ini.

"Baik, Mom. Aku setuju. Kau bisa mengatakan pada uncle Christian bahwa aku mau menikah dengan putranya.

Mendengar perkataan Sonya. Binar mata bahagia terlihat jelas di matanya. Ternyata, ia tak perlu susah-susah untuk membujuk Sonya. Tanpa ia tau, Sonya berkata ia dan setuju, karena mengingat perkataan Gilbert, bahwa ia harus membalas budi. Walaupun perih, ia harus menerimanya.

••••

Sonya melihat jam di pergelangan tangannya. sudah 30 menit Sonya duduk di restoran menunggu kedatangan Christian, calon mertuanya.

"Maaf membuatmu lama menunggu," ucap Christian saat baru saja datang. Dia langsung menarik kursi dan lansung duduk di hadapan Sonya

Sonya tersenyum, "Tak masalah, Uncle," jawab Sonya.

Christian menatap lekat-lekat wajah Sonya. Saat pertama kali ia melihat Sonya, ia sudah menyukai wanita di depannya. Ia yakin, Sonya bisa menjadi istri yang pantas untuk putranya.

Pembawaan Sonya yang kalem, sopan serta cantik, mambuat Christian yakin. Sonya sepadan dengan putranya, dan keluarga Sonya pun keluarga yang cukup terpandang. Ia tak menginginkan menantu lain selain Sonya.

"Kau sudah memesan sesuatu?" tanya Christian.

Sonya menggeleng, "Aku menunggumu, Uncle," jawab Sonya.

Mereka pun mulai memesan makanan. Lalu menyantap makan siang dan berbincang-bincang hangat.

Setelah selesai, Christian mengeluarkan sebuah kotak cincin dari saku jasnya dan menyodorkannya ke hadapan Sonya.

"Bukalah!" titah Christian.

"Uncle ini ...." Sonya tak mampu lagi meneruskan ucapannya kala membuka kotak yang berisi cincin. Matanya menatap takjub, cincin itu begitu indah.

"Kau akan menjadi menantu satu-satunya dan kau harus mendapat yang terbaik dari keluarga Smith," jawab Christian.

"Uncle, apa ini tidak berlebihan?" tanya Sonya.

Sebelum Christian menjawab, Ia melihat Albert dari pintu masuk dan kemudian ia melambaikan tangannya.

"Maaf membuatmu lama menunggu, Dad," ucap Albert. Christian menahan geram saat melihat rambut putrnya yang sedikit berantakan. Ia bisa menebak apa yang terjadi. Apalagi, anak buahnya mengabarkan jika Albert sedari tadi di rumah Aida.

"Duduklah!" titah Christian. Albert pun menurut, ia menggeser kursi di sebelah Christian

"Sonya, karena Albert sudah datang. Uncle akan pergi. Kalian nikmatilah waktu kalian berdua," ucap Christian sambil bangkit dari duduknya.

Setelah Christian pergi, Sonya dan Albert langsung saling pandang.

Albert menyenderkan tubuhnya ke belakang, ia menatap lekat-lekat Sonya, dan Sonya pun sama. Ia menatap lekat-lekat Albert

"Kenapa kau tak menolak perjodohan ini?" tanya Albert memecah keheningan. Ia mengintimidasi Sonya dengan tatapannya.

Sonya tersenyum, "Kenapa bukan kau saja yang mengajukan keberatan dan menolak perjodohan ini,"balas Sonya sambil tersenyum lembut. Ia sama sekali tak gentar menghadapi Albert

Albert tertegun melihat reaksi Sonya yang begitu tenang, Sonya sama sekali tak terpengaruh dengan tatapannya.

"Kau meminta cincin ini pada daddyku?" tanya Albert dengan sinis saat melihat kotak cincin yang masih terbuka.

Sonya menanggapi ucapan Albert dengan tersenyum sinis. "Aku tak memintannya. Jika kau menginginkannya dan ingin memberikannya pada orang lain, silahkan," ucap Sonya dengan tersenyum mengejek.

Ia merogoh tasnya dan mengeluarkan kartu nama miliknya. "Hubungi aku jika kau berhasil menggagalkan perjodohan ini," ucap Sonya. Ia menyodorkan kartu namanya ke hadapan Albert. Lalu setelah itu ia bangkit dan meninggalkan Albert tanpa membawa cincin tersebut.

Albert melongo melihat reaksi Sonya. Ia pikir, Sonya orang yang mudah di intimidasi. Namun, Albert salah.

Terpopuler

Comments

gia nasgia

gia nasgia

Ternyata Mom Sonya bukan pelakor hanya Krn rasa hutang Budi, makanya mau menuruti perjodohan dgn papanya Zyan dan bang Zidane 🤔

2023-01-07

0

Fiera

Fiera

suka sama karakter mommy Sonya

2021-11-24

0

Bety Rohmah

Bety Rohmah

suka karakter sonya, wanita tangguh💪💪💪

2021-03-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!