Sementara itu seorang laki-laki muda, dengan berbadan tinggi, tegap dan berdada bidang, tengah bergumul dengan seorang gadis di dalam sebuah kamar hotel miliknya. Ia tak lain adalah Daniel, putra pertama dari tuan Abraham Wijaya. Memang ia sering tidur bersama dengan gadis yang tengah bersamanya sekarang. Hidup Daniel memang seenaknya sendiri, karena uang yang selalu ia andalkan untuk menghalalkan berbagai cara.
Hawa mesum sangat kental memenuhi kamar itu, seiring desahan kenikmatan dan peluh yang menetes membasahi tubuh keduanya. Tak jarang rintihan dan suara kecupan dari bibir keduanya, muncul dan menambah suasana semakin panas dan bergairah. Gadis itu sangat liar, ketika di atas ranjang bersama Daniel, membuat Daniel selalu ketagihan untuk melakukan hubungan yang seharusnya di lakukan oleh pasangan yang sudah menikah. Apapun permintaan dan perkataanya, akan Daniel turuti, karena hanya dia gadis satu-satunya yang mebuat Daniel bisa luluh dan takhluk.
Anyelir Andaresta. Wanita yang selalu menjadi kesayangan Daniel. Wanita yang sudah sejak kuliah ia pacari, namun sampai sekarang belum juga ia nikahi. Ia masih menyembunyikan jati diri Gadis itu dari publik atau pun keluarganya. Anye, panggilan gadis itu. Anak dari kolega papanya, namun sampai sekarang tuan Wijaya belum tahu hubungan mereka. Entah mengapa, Daniel enggan memberitahu papanya.
Cuuuppppp cuupppp cupppp
Dengan membabi buta, bibir Daniel memberikan sentuhan di setiap inchi tubuh Anye, membuat gadis itu menggelinjang seperti ulat yang kepanasan. Tanganya mencengkram kuat rambut laki-laki yang kini tengah berada diatas tubuhnya.
“Aaahhhhhhhh...., Danieelll...”
Racau gadis itu saat Daniel memberikan sentuhan di dadanya, dan semakin membuat Daniel bersemangat untuk membuatnya merasakan kenikmatan.
Cuuuppppp
“Aarrgghhh..., Daniellll..., henti....”
Sebelum Anye meneruskan kata-katanya, mulut Daniel sudah mengunci bibir gadis itu. Semakin memanas saja. Akhirnya, mereka pun mencapai puncak kenikmatan, seiring hembusan nafas dan peluh yang membuat sempurna aksi senam erotis mereka. Daniel terkapar lemas di samping Anyelir. Tak kalah dengan Daniel, Anye pun lemas, lunglai, tenaganya sudah terkuras habis. Ia tersenyum melihat lelaki di sampingnya merasakan kepuasan.
“Sayang.., mau ke mana..?” seru Daniel menghentikan langkah kaki jenjang Anyelir. Anye tersenyum menoleh ke arah Daniel yang menahan tanganya.
“Daniel sayang, bentar dong, mau buang air kecil nih..., udah nggak tahan..” sahut Anye yang melemparkan senyuman dan menepis lembut tangan kekasih tampanya itu.
“Jangan lama-lama..!” sahut Daniel yang menatap tubuh Anye tanpa sehelai benang pun menepel di kulit putih mulusnya.
“He'em...”
Daniel membiarkan Anyelir pergi ke kamar mandi. Matanya setengah terpejam karena letih yang ia rasakan cukup luar biasa. Tak berapa lama, Anye kembali dan menyelinapkan tubuhnya di balik selimut yang sama, yang di gunakan Daniel untuk menutupi tubuhnya.
“Anye sayang, kenapa sih kamu nggak ingin aku nikahi dalam waktu dekat ini, sudah lama banget kita pacaran, aku ingin kamu segera menjadi nyonya Daniel...”
Anye yang tiduran dengan membelakangi Danil, perlahan membalikan badanya. Menatap kedua bola mata Daniel yang menatapnya dengan penuh kelembutan.
“Bukanya nggak mau Daniel sayang, aku ingin mengejar karir dulu, untuk sementara kita begini saja dulu ya, kamu ngerti kan..?” Jelas Anye yang membuat hati Daniel luluh.
Cuupp
Ciuman lembut kembali mendarat di bibir Anye. Terasa lembut dan sangat menggairahkan. Hawa mesum kembali merayapi otak dan tubuh mereka, mengisyaratkan akan kenikmatan duniawi yang serasa bagaikan di surga. Terbang dan melayang sampai ke awang-awang. Kembali adegan yang menguras tenaga itu, mereka ulang lagi, lagi dan lagi. Entah berapa kali mereka melakukanya dalam semalam, hingga akhirnya keduanya pulas karena kelelahan.
Daniel tak tahu, bahwa ayahnya akan mengatur hidupnya, menjodohkan dan lebih mengagetkan ia akan menikahkan Dani denganya. Kehidupan rumah tangga yang sama sekali tak di inginkan oleh Dani dan Daniel. Yang akan membawa mereka pada satu konflik dan membuat Dani serasa hidup di neraka, dan neraka itu lebih kejam dari pada neraka jahanam.
Keadaan Dani masih saja sama, seperti pagi tadi saat ia di larikan ke rumah sakit itu. Masih belum merespon panggilan atau menggerakan anggota tubuhnya. Terbaring lemah dengan selang yang menempel di sana-sini di sekujur tubuhnya. Setelah kepergian tuan Abraham beserta asistenya, Ken, nenek Eliza dan Risa lah yang menunggui Dani. Tak henti-henti nenek meohon kepada Tuhan, agar tak mengambil harta yang paling berharga baginya. Lebih berharga dari apa pun. Ia memohon agar cucunya di berikan kesempatan untuk hidup, mengejar semua impian dan cita-citanya.
“Ken, tolong katakan sama Daniel, besok saya mau bicara penting kepadanya..” tandas tuan Wijaya dengan serius.
“Baiklah tuan, akan saya sampaikan..”
Setelah berkata demikian kepada Ken, asisten setianya, Tuan Wiyaya melangkah menuju kamar setelah Ken menganggukan kepala dan mendengar perkataan majikan besarnya itu.
________
Matahari menyembul dari ufuk timur. Memancarkan cahaya kemerahan yang biasnya kuning keemasan, begitu mempesona, menarik setiap mata untuk melihat keindahanya dan sayang untuk melewatkanya. Sebuah keadaan yang di sebut Sunrice.
“Mas Daniel..”
Sebuah panggilan yang di ikuti dengan ketukan pintu, terpaksa membangunkan Daniel pagi itu. Dengan mata yang masih terpejam karena kelelahan dan ngantuk yang sangat berat, ia menjawab panggilan tersebut, tanpa membuka matanya. Sementara Anyelir masih pulas dan bersembunyi di balik selimut tebal yang menutupi tubuhnya dan juga Daniel.
“Ya..” jawab Daniel singkat padat dan jelas. Lalu dengan malas memakai piyama tidurnya, dan menyeret langkahnya ke arah pintu.
“Mas, anda di tunggu tuan sekarang di ruang VIP di hotel ini, sekarang juga anda harus segera menemui beliau, karena ada hal penting yang akan beliau katakan..” ucap Ken setelah Daniel membuka pintu kamarnya dan dengan rambut yang masih awut-awutan.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments