Mohon tinggalkan jejak like, rate, atau vote setelah membaca ya, supaya author semangat untuk nulis kelanjutanya. Terima kasih..😊🙏
*****
Di sebuah rumah sakit terkenal di kota X, di ruang ICU, terbaring tubuh seorang gadis yang tengah berjuang antara hidup dan mati. Di mana terpasang banyak selang di sekujur tubuhnya yang lemah tak berdaya. Luka di tubuhnya, adalah tanda bahwa ia mengalami kecelakaan yang cukup serius. Gadis itu tak lain adalah Andani Maharani Putri, orang yang berniat tulus menolong ayah dari Daniel Permana Wijaya, namun kini ia sendiri yang menjadi korban tabrak lari tersebut, hanya untuk menyelamatkan orang yang tak di kenalnya, orang yang tak sengaja merenggut kebahagiaanya, membuat ia harus berpisah dengan ayah dan ibunya untuk selamanya.
Kebaikan Dani memang tak memandang kepada siapa pun, namun kepada semua orang yang membutuhkan pertolonganya, tanpa di minta pun, dengan sukarela ia akan memberikanya. Di dunia ini memanglah banyak gadis cantik, namun jarang sekali gadis yang berhati baik. Itulah nilai plus untuk seorang Dani.
Di hari yang naas itu, Dani sedang berada di depan sebuah bank. Karena ia sedang mengambil uang tunai dalam jumlah yang lumayan untuk keperluan toko rotinya. Saat keluar dari bank, dan hampir saja ia membuka pintu mobilnya, ia melihat seorang lelaki setengah baya, berpakaian cukup rapi, berjalan menuju sebuah mobil yang bisa di bilang cukup mewah. Sebuah mobil mercy dengan warna hitam metalix. Ketika ia hendak menjangkau mobilnya, tiba-tiba ada sebuah kendaran roda dua melaju dari arah berlawanan dan hampir menabrak laki-laki itu.
“Awas paak.!”
Dani yang berada 100 meter dekat denganya, serta merta berlari dan menarik lelaki itu, dengan tujuan agar dia terhindar dari motor yang di kendarai dengan ugal-ugalan oleh si pengendara tersebut.
Namun nasib sial menimpanya. Ia terlambat menghindar dan ia harus tertabrak motor tersebut hingga terpental beberapa meter dari tempat kejadian.
Braaakkkkkkkkk
Darah segar mengalir dari hidungnya. Antara sadar dan tidak sadar, ia melihat dirinya di kerumuni banyak orang, deru langkah kaki terdengar mendekatinya dan akhirnya semua menjadi gelap. Ia segera di larikan ke rumah sakit terdekat.
Di depan ruang ICU itu, duduklah dua orang laki-laki. Satu majikan dan satunya adalah seorang asistenya. Mereka tengah terlibat pembicaraan yang serius.
“Ken, kamu urus semua biaya perawatan gadis itu, aku ingin dia mendapatkan perawatan yang terbaik di rumah sakit ini, aku berhutang budi padanya, dan sudah sewajarnya aku membalas kebaikanya, aku tidak ingin mengulang kesalahan yang sama.” ucap laki-laki itu lalu berdiri dan memandang tubuh lemah Dani dari luar ruangan.
Perintah seorang laki-laki setengah baya, namun sangat berwibawa. Di lihat dari cara ia berbicara, kelihatan sekali kalau ia seorang tuan besar. Dia adalah tuan Abraham Wijaya. Orang yang telah di selamatkan olah Dani.
“Baik tuan Wijaya, perintah anda akan saya laksanakan, tapi bgaimana tuan akan kembali ke kantor, kalau saya menunggui gadis itu?” tanya sang asisten dengan hormat.
“Saya sudah menyuruh pak Wawan ke sini, untuk menjemput saya.”
“Baiklah tuan.” jawab Ken dengan sedikit menganggukan kepalanya.
Tak berapa lama, datanglah laki-laki yang bernama Wawan berjalan menghampiri mereka.
“Aku percayakan gadis itu sama kamu.” kata tuan Wijaya.
“Baik tuan.” jawab Ken.
Tuan Wijaya segera bergegas meninggalkan rumah sakit tersebut, di ikuti oleh laki-laki yang di panggil Wawan tadi. Sedangkan Ken masih tetap tinggal untuk menunggui Dani sampai keluarganya ada yang datang.
Seorang nenek terlihat berjalan dengan ditemani seorang asisten, memasuki rumah sakit karena di beritahu bahwa cucunya mengalami tabrak lari dan dia berada di rumah sakit itu. Perasaan kalut, tergambar jelas di wajah yang sudah tua dan keriput itu. Ia adalah nenek Eliza, neneknya Dani. Berjalan tertatih, dengan kaki rentanya yang agak gemetaran menapaki lantai di koridor rumah sakit tersebut.
“Maaf suster, di mana kamar pasien yang bernama Andani Maharani putri?” tanya Nenek Eliza yang berusaha tetap tenang.
“Andani Maharani Putri..? Ooh, nenek lurus saja, belok kanan. Cucu nenek sekarang berada di ruang ICU.”
“Terima kasih.” ucap nenek Eliza sembari menggerakan kakinya menuju ruang ICU seperti yang telah di beritahukan oleh suster tadi.
Sesampainya di depan ruang ICU, tubuh nenek Eliza lemas. Kakinya seakan tidak bisa di gerakan, saat ia melihat keadaan Dani yang terbaring penuh dengan selang di sana sini, mulutnya pun terpasang alat bantu pernafasan. Jarum infus menempel di tangan kirinya, dan alat deteksi jantung yang berada di samping tempat tidurnya juga menemaninya.
“Nenek yang kuat ya..?” ucap sang asisten yang sedari tadi memegang tubuh nenek Eliza yang gemetaran. Bibir dengan hiasan keriput di kedua ujungnya itu, kini tengah menahan suara tangis, air matanya mulai menetes.
“Apakah aku harus kehilangan cucuku setelah anak serta menantuku pergi meninggalkan aku sendiri Ris..?”
Kata-kata yang keluar dari bibir nenek Eliza sangat pilu di rasa. Risa Andara. Asisten nenek Eliza yang sudah bertahun-tahun ikut denganya dan dengan setia mengabdi kepadanya. Sampai umurnya yang menginjak tiga puluhan, ia belum pernah pacaran sama sekali.
Ken yang melihat dua orang wanita tak di kenalnya berdiri tak jauh dari tempat ia berdiri, dan pandangan mereka juga menatap gadis yang tengah ia jaga, ia pun mendekatinya dengan maksud akan menanyakan apa hubungan mereka dengan gadis yang berada di dalam ruang ICU itu.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Fenty arifian
next..
2021-06-05
0