Memasuki minggu keempat di dalam Dungeon, persiapan Dika untuk menyelesaikan Dungeon akhirnya sudah maksimal berkat Artifact yang dijatuhkan oleh beberapa Slime yang berhasil ia habisi.
Artifact itu ia dapatkan dari Red Slime, Green Slime, dan Yellow Slime, jenis dari Slime yang dapat mengeluarkan cairan korosif serta cairan super panas. Meskipun terdengar berbahaya, tetapi Slime tetap saja seekor Slime, mereka akan mati dalam sekejap jika inti mereka dihancurkan.
Artifact yang Dika dapatkan sangat membantunya dalam menghadapi Slime, sebab Artifact itu adalah pelindung tubuh dari besi yang ringan, sarung tangan kulit, dan sebuah pisau kecil berwarna biru. Sayangnya, ia tidak dapat melihat seberapa kuat kedua Artifact tersebut karena ia bukanlah The Chosen, meski begitu efeknya tetap dapat dirasakan.
“Sudah saatnya mengakhiri omong kosong ini dan keluar dari Dungeon, mungkin setelah keluar nanti aku akan mempelajari silat agar hal itu tidak terulang lagi.” Dika teringat bagaimana ia melarikan diri untuk menyelamatkan hidupnya dari orang aneh yang berusaha membunuhnya.
Matahari masih berada tepat di atas kepala, yang berarti waktu di dalam Dungeon yang Dika tempati adalah pukul 12 siang, jadi ia masih memiliki banyak waktu sebelum kembali ke persembunyiannya.
Tanpa berlama-lama, Dika segera menuju ke lokasi Boss Dungeon berada agar dapat keluar dari Dungeon dan kembali menjalani kehidupannya di bumi.
Jarak lokasi Boss Dungeon berada cukup dekat hingga Dika sampai setelah 10 menit berjalan, ia berdiri di depan sebuah pohon besar dengan pintu setinggi enam meter. Tidak sulit untuk mengatakan jika dibalik pintu itu terdapat Boss Dungeon, karena Boss Dungeon selalu bersembunyi di balik sebuah pintu.
Dika menelan liurnya lalu mendorong pintu di depannya secara perlahan karena ia bermaksud untuk mengintip untuk memastikan bagaimana wujud lawannya. Tapi kegugupannya itu justru membuatnya tersandung dan tanpa sengaja mendorong pintu masuk hingga terbuka dengan sempurna.
“Kieeeeek!”
Pekikan nyaring menyiksa telinga Dika, ia segera bangkit dan melihat seekor Slime setinggi 10 meter yang memiliki empat warna.
“Four Color Slime atau haruskah aku menyebutmu dengan Slime King?”
“Kieeeeek!” Slime King langsung memasang ancang-ancang untuk melompat dan meratakan Dika dengan tanah.
“Sungguh makhluk yang ramah.” Dika berusaha membuat lelucon untuk meringankan kegugupannya.
Tepat saat King Slime meninggalkan permukaan, Dika segera melarikan diri ke posisi yang aman agar dapat melancarkan serangan, sebelum King Slime kembali menyerangnya.
Ketika King Slime mendarat, getaran hebat terasa dan membuat Dika hampir kehilangan keseimbangannya, tapi untung ia tidak terjatuh karena itu mungkin akan menjadi akhir baginya.
King Slime kembali mengambil ancang-ancang untuk melakukan lompatan berikutnya, dan Dika segera melempar sebuah batu ke arah King Slime dengan harapan memberikan luka pada Boss Dungeon itu.
Dan ya, tentu saja hal itu mustahil.
Batu yang Dika lempar justru memantul dan menghantam pelindung tubuhnya hingga membuat suara yang cukup nyaring.
“Aku ... hampir mati karena seranganku sendiri.” Pelipis Dika berkedut beberapa kali karena kejadian itu. “Memang hanya serangan kuat dan benda tajam yang dapat menembus tubuh seekor Slime. Ini sangat menjengkelkan.”
Dika kembali melakukan hal yang sama secara berulang-ulang hingga membuat ruangan Boss Dungeon itu mengalami kerusakan di berbagai tempat. Strategi yang ia lakukan ini merupakan strategi umum yang sering dilakukan para The Chosen saat berburu di dalam Dungeon, yaitu Hit and Run.
Dan untuk seseorang yang hanyalah seorang manusia biasa, hanya strategi itulah yang dapat Dika gunakan untuk menyelesaikan Dungeon.
“Kenapa Dungeon tidak memiliki sistem untuk membantu manusia biasa sepertiku.” Dika mengeluh karena tidak bisa melihat seberapa banyak kerusakan yang ia timbulkan pada King Slime.
Semakin lama Dika melakukan Hit and Run pada King Slime, semakin parah juga kerusakan yang dialami oleh lantai dari ruangan Boss Dungeon. Itu bukanlah hal yang buruk baginya, karena beberapa lantai batu berubah menjadi lancip dan menusuk King Slime.
Dika juga memanfaatkan hal itu bersamaan dengan Hit and Run hingga akhirnya King Slime mulai mengubah pola serangannya.
Kali ini King Slime tidak hanya melompat dan berusaha mendarat di atas Dika, ia mulai melakukan serangan umum yang biasanya Slime lakukan, yaitu melakukan lompatan terjangan. Dengan serangan ini, Dika tentu akan disulitkan karena kecepatan dari kedua serangan sangatlah berbeda, sehingga ia harus lebih berhati-hati.
Melompat dan berguling walaupun tangan dan kakinya mulai terasa letih, Dika tidak memiliki pilihan karena terjangan dari King Slime tentu akan sangat fatal terhadapnya. Jika diibaratkan, ia mungkin akan mengalami dampak yang sama dengan ditabrak oleh mobil berkecepatan 50 km/jam. Meskipun kemungkinan besar ia tidak akan mati karena tubuhnya dilindungi oleh Artifact, tapi ia mungkin akan mengalami cedera serius seperti patah tulang.
Dika berdecak kesal setelah menghindari terjangan lain dari King Slime. “Aku tidak bisa menyerangnya.”
Terjangan dan lompatan King Slime terus berlangsung hingga satu jam lamanya, membuat Dika sudah sangat kewalahan dan tidak lagi bermaksud untuk meneruskan perjuangannya hari ini.
Seluruh tubuhnya sudah bergetar karena rasa lelah yang berlebihan serta tekanan mental yang diberikan oleh King Slime, Dika masih dapat menghindar karena keinginannya untuk bertahan hidup.
“Haah ... haah ... haah ... aku bersumpah akan keluar dari tempat ini bagaimana pun caranya.” Dika mengelap peluh di keningnya dan bersiap melarikan diri dari ruangan.
Dengan tenaga terakhirnya, Dika berlari ke arah pintu keluar tanpa melihat ke belakang karena ia jelas tidak akan bisa bertahan sekalipun melihat King Slime.
“Kieeeeek!”
Sebagai Boss Dungeon, King Slime tentu tidak akan membiarkan siapa pun yang masuk ke ruangannya dapat datang dan pergi semau mereka. Ia kemudian mengambil ancang-ancang dan mengunci pandangannya ke arah Dika yang hampir keluar dari ruangannya.
“Sedikit lagi!”
Hanya tersisa beberapa langkah lagi sebelum Dika berhasil keluar dari ruangan. Akan tetapi.
“Bagagh!” Kesadaran Dika seketika menghilang.
•••
Suara embusan lembut angin dan melodi malam yang dihasilkan oleh penghuni hutan mengembalikan kesadaran Dika yang hilang. Ia terbangun di tengah gelapnya hutan dan hanya diterangi oleh cahaya samar dari bulan yang bertengger di atas langit.
“Cairan brengs*k itu berhasil menyerangku.”
Dika bersyukur masih bisa hidup setelah menerima serangan telak dari King Slime, ia dapat merasakan jika Artifact pelindung tubuh yang ia kenakan mengalami kerusakan pada bagian punggung. Kerusakan yang pelindung tubuhnya itu bukan berupa penyok, tapi hancur seolah pelindung tubuhnya itu terbuat dari kaca.
“Untung saja dia hanya menggunakan cairan korosif dan bukan cairan super panas. Jika tidak aku mungkin sudah terpanggang hidup-hidup.” Dika terkekeh.
Begitu Dika akan bangkit, ia merasakan rasa sakit luar biasa di sekujur tubuhnya, terlebih lagi pada tangan kirinya. Ia mencoba menggerakkan tangan kirinya, tapi bukannya bergerak, ia justru dihantam oleh rasa sakit hebat yang membuatnya ingin pingsan.
“Hahaha ... hahaha! I-Ini tidak mungkin bukan? Jika begini bagaimana aku harus keluar dari tempat terkutuk ini!?”
Dika menjerit tidak percaya, tangan kirinya mengalami patah tulang, dan ini jelas akan mempengaruhi perjuangannya untuk keluar dari Dungeon.
“AAAAAAARRRRGGGHHHHHHHH!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
John Singgih
kesialan yang masih berlanjut
2021-04-09
3
lumpur
dasar sad boy
2021-03-29
4
Sandhy Ansar
39
2021-03-28
0