Ch. 2 - Ini Tidak Mustahil.

Sambil menghemat tenaga, Dika berjalan pelan di balik tumpukan ranting yang menyembunyikan tubuhnya selagi mengawasi kondisi sekitar. Dan tidak butuh waktu lama hingga ia akhirnya melihat lima ekor monster bulat transparan yang tengah melompat ke sama kemari tanpa tujuan.

“Slime di sebuah hutan? Mungkinkah tempat ini adalah Slime Forest?”

Slime Forest merupakan hutan yang mayoritas penghuninya adalah makhluk tanpa tubuh yang 100% terbentuk dari cairan. Cairan yang membentuk monster ini juga memiliki berbagai macam jenis dan dapat diidentifikasi dengan mudah.

Yang menjadi masalah adalah jika Dungeon yang Dika masuki benar-benar Slime Forest, ia akan butuh usaha ekstra untuk membunuh seekor Slime. Karena hampir seluruh Slime memiliki kesamaan yaitu kebal terhadap serangan fisik, tapi bukan berarti mereka tidak terkalahkan. Jika serangan seseorang cukup kuat dan berhasil menghancurkan inti dari Slime, maka monster ini akan langsung mati dalam sekejap.

“Blue Slime, monster ini tidak sulit untuk dihadapi, selain tidak menghasilkan luka yang signifikan–monster ini juga cukup bodoh.”

Bersama keberanian yang tidak begitu pasti, Dika melepas penyamarannya lalu membidik inti dari Blue Slime dengan tombak kayu di tangan kanannya. Ia mengontrol nafasnya dan memantapkan posisi berdirinya sebelum melempar tombak ke arah salah satu Slime dengan kekuatan penuh.

Meskipun hanya manusia biasa, tapi kekuatan seseorang yang hampir setiap harinya menghabiskan waktu di dalam Dungeon tidak bisa diremehkan. Hanya dengan satu lemparan, Dika berhasil menghancurkan inti dari Blue Slime yang ia incar dan menyebabkan monster itu mati seketika.

Dika kemudian berlari untuk mengambil tombaknya agar dapat menghabisi Blue Slime yang tersisa, karena ia tidak ingin muncul monster lain sebelum menghabisi mereka.

Karena Slime tidak memiliki kemampuan untuk berbicara, mereka hanya bisa menunjukkan rasa permusuhan dengan cara melompat ke arah Dika.

Dika sedikit gentar saat harus menghindari empat ekor Blue Slime yang ingin menghantam tubuhnya hingga ia berhenti bernafas. Tapi dalam kondisi bertahan hidup atau mati, ia berusaha untuk menjadi seberani mungkin agar dapat keluar dari dalam Dungeon.

“Majulah kalian berd*bah!” Dika berteriak seolah tidak ada hari esok.

Satu demi satu Blue Slime yang menerjang berhasil Dika hindari dengan menggeser tubuhnya ke samping, hingga ia akhirnya berhasil meraih tombak yang ia lempar sebelumnya. Ia langsung menggunakan tombaknya itu untuk menusuk inti dari salah satu Blue Slime yang masih belum berbalik ke arahnya.

“Dua tumbang!”

Sebelum Dika dapat melancarkan serangan lain, ketiga Blue Slime menerjang secara bersamaan ke arahnya, kali ini ia tidak bisa menghindar dan dengan segera memanfaatkan serangan lawan-lawannya itu.

Dengan memosisikan tombaknya ke depan, Dika berhasil membunuh Blue Slime lainnya dan sekarang hanya tersisa dua monster yang harus ia hadapi. Begitu dua Blue Slime yang tersisa akan menghantam kembali tubuhnya, Dika berguling ke samping dan bangkit dengan cepat sebelum melancarkan serangannya.

“Akhirnya selesai.” Dika duduk dan mengistirahatkan dirinya. “Meskipun ini tidak mustahil, tapi melawan monster dengan kekuatan manusia normal tetaplah berlebihan.”

Berhubung hari belum gelap di dalam Dungeon yang Dika tempati, ia masih harus membuat persiapan untuk kelangsungan bertahan hidupnya. Makanan, minuman, dan tempat tinggal, ketiga hal ini ia butuhkan untuk bertahan hidup di dalam Dungeon sebagai manusia biasa.

“Semoga saja Dewi Fortuna berada di pihakku.”

•••

Hari demi hari Dika habiskan dengan mengumpulkan bahan makanan dan meningkatkan kenyamanan dari gua kecil yang ia tempati. Ia menemukan gua itu saat sedang mengamati sekeliling Dungeon dan segera membuat gua itu menjadi tempat tinggalnya.

Pada hari pertamanya di dalam Dungeon, Dika sangat kesulitan untuk menemukan bahan makanan, sebab dugaannya jika Dungeon yang ia tempati adalah Slime Forest menjadi kenyataan. Dengan fakta jika ia tengah berada di Slime Forest, maka sangat sulit untuk mengumpulkan bahan makanan yang berasal dari makhluk hidup.

Hampir setiap hari Dika harus mengandalkan jamur dan buah-buahan yang ia temukan untuk meredam rasa laparnya, dan jika beruntung maka ia akan menemukan seekor kelinci yang ukurannya hampir setara dengan seekor ayam.

Saat ini Dika tengah memandangi dinding batu yang memiliki banyak goresan, goresan itu merupakan penanda dari berapa lama ia sudah terjebak di dalam Dungeon, dan totalnya saat ini adalah 21 hari.

“Aku lapar.” Dika mengambil buah beri berwarna ungu lalu memakannya, dan ia menangis selagi mengisi perutnya.

Bertahan hidup di tempat antah berantah dengan makanan yang terbatas dan tanpa seseorang yang dapat diajak berbicara tentu dapat membuat mental seseorang terganggu. Terlebih lagi manusia dilahirkan untuk menjadi makhluk sosial.

Saat ini Dika berharap untuk dapat berbicara dengan seseorang dan menceritakan tentang betapa beratnya kehidupan yang selama ini ia jalani. Tapi mau sehebat apa pun ia berharap, hal itu tetaplah mustahil jika Dungeon yang ia tempati tidak menciptakan retakan dimensi.

Setelah menangis selama 10 menit lamanya, Dika menjadi lebih tenang meskipun perutnya tetap memohon untuk diisi dengan makanan. Sebagai orang yang dilahirkan di Indonesia, rasa laparnya tentu tidak akan terpuaskan jika ia hanya memakan buah dan jamur, karena hanya nasi yang dapat mengatasinya.

Akan tetapi hari sudah gelap dan Dika tidak memiliki sumber cahaya untuk pergi keluar dari gua yang ia tempati, oleh karena itu ia hanya bisa menunggu pagi datang dan memutuskan untuk tidur dengan rasa laparnya.

•••

Keesokan paginya, Dika bangun lalu segera menggunakan penyamarannya untuk pergi ke sungai dan membersihkan diri sebelum memulai perburuan. Ia juga melakukan beberapa pemanasan ringan agar tubuhnya tidak terlalu kaku saat diajak melakukan aktivitas fisik yang berat. Untungnya jarak gua dan sungai tidak begitu jauh sehingga ia tidak menghabiskan tenaganya hanya untuk membersihkan diri.

Singkat cerita, Dika tiba di tepi sungai yang arusnya tidak terlalu kuat berkat keberadaan beberapa batu besar, tapi kali ini ia cukup dikejutkan dengan keberadaan beberapa makhluk di dalam tepi sungai.

“Ikan ... itu ikan.” Dika menahan diri untuk tidak berteriak dan membuat ikan-ikan di dalam sungai melarikan diri.

Sayangnya Dika baru sadar jika ia meninggalkan tombaknya di dalam gua, dan jika ia kembali sekarang maka kemungkinan ikan-ikan di sungai akan pergi sebelum ia berhasil kembali ke sungai.

Dika tidak kehabisan akal dan memutuskan untuk menggunakannya tumpukan ranting yang ia gunakan untuk menangkap ikan-ikan di sungai. Ia melepaskan tumpukan ranting itu dan berjalan ke tepi sungai lalu menjatuhkan tumpukan ranting tepat di atas gerombolan ikan dengan sangat hati-hati.

“Kumohon ... jangan melarikan diri.” Dika bergumam pelan, sangat amat pelan.

Memanfaatkan gravitasi bumi agar tumpukan rantingnya jatuh dan tangannya untuk mempertahankan posisi ranting, kesabaran Dika akhirnya berbuah manis karena ia berhasil menangkap empat ekor ikan berukuran cukup besar.

Dika lalu menggunakan tepi sungai untuk mengangkat ikan-ikan itu ke permukaan sambil tersenyum lebar, ini merupakan kali pertamanya mendapatkan ikan setelah tiga minggu berlalu.

Karena tidak ingin ikan yang ia tangkap melarikan diri, Dika mengambil sebongkah batu dan menghantam kepala dari keempat ikan yang ia tangkap.

“Waktunya membersihkan diri dan mengisi lubang hitam ini dengan ikan segar.” Dika mengelus-elus perutnya lalu bersiap untuk memasuki sungai.

Terpopuler

Comments

Regard Qianzhou

Regard Qianzhou

mencoba membaca sejauh ini saya tertarik dengan alur lambatnya ☺

2022-09-30

1

[🍀F i t r i🍁]

[🍀F i t r i🍁]

Semangat up

2021-06-08

1

John Singgih

John Singgih

3 Minggu kelaparan di dungeon terbalas 4 ekor ikan sebagai tangkapannya

2021-04-09

6

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1 - Aku Akan Bertahan!
2 Ch. 2 - Ini Tidak Mustahil.
3 Ch. 3 - Jeritan Keputusasaan.
4 Ch. 4 - Tidak Akan Mati!
5 Ch. 5 - Bukankah Ini Terlambat?
6 Ch. 6 - Tidak Terklasifikasi?
7 Ch. 7 - Ilmu Hitam.
8 Ch. 8 - Diana Atmadja.
9 Ch. 9 - Skill Non Physical.
10 Ch. 10 - Dungeon Outbreak!
11 Ch. 11 - Kesalahpahaman.
12 Ch. 12 - Pemeriksaan The Chosen
13 Ch. 13 - Tes Dimulai!
14 Ch. 14 - Ice Prince.
15 Ch. 15 - Melawan Instruktur.
16 Ch. 16 - Tidak Memiliki Celah.
17 Ch. 17 - Datangnya Hasil Tes.
18 Ch. 18 - Golden Mountain Valley
19 Ch. 19 - Menukar Artifact.
20 Ch. 20 - Memasuki Snatcher Temple.
21 Ch. 21 - Aula Misterius
22 Ch. 22 - Jackpot!
23 Ch. 23 - Melawan Monster Mumi.
24 Ch. 24 - The Curse of Freezing Bullets.
25 Ch. 25 - Keluar Dari Snatcher Temple.
26 Ch. 26 - The Chosen Yang Berisik.
27 Ch. 27 - Treasure Chest.
28 Ch. 28 - Debuff Yang Luar Biasa!
29 Ch. 29 - Crimson Lizard.
30 Ch. 30 - Akhir Dungeon.
31 Ch. 31 - Witchcraft.
32 Ch. 32 - Gangguan Jalan.
33 Ch. 33 - Santet!
34 Ch. 34 - Sosok Bertopeng.
35 Ch. 35 - Masked Empress.
36 Ch. 36 - Anjing Liar.
37 Ch. 37 - Pelatihan Neraka.
38 Ch. 38 - Icy Hell Dungeon.
39 Ch. 39 - Serangan Cepat Dika.
40 Ch. 40 - Konflik Guild.
41 Ch. 41 - Bakat Alami?
42 Ch. 42 - Berakhirnya Dungeon.
43 Ch. 43 - Membuat Senjata dan Dimulainya Pertempuran.
44 Ch. 44 - Senjata Baru, Freezing Death.
45 Ch. 45 - Ajakan Sparing.
46 Ch. 46 - Kekalahan Dua Pihak.
47 Ch. 47 - Pemimpin Party.
48 Ch. 48 - Sebuah Party.
49 Ch. 49 - Duel Beruntun.
50 Ch. 50 - Perempuan Tomboi.
51 Ch. 51 - Saling Mengenal.
52 Ch. 52 - Bali, Liburan atau Tugas?
53 Ch. 53 - Desa Temukus
54 Ch. 54 - Memulai Penyisiran.
55 Ch. 55 - Mayat Dan Pos Keamanan Goblin.
56 Ch. 56 - Markas Para Goblin
57 Ch. 57 - Pertempuran Di Lokasi Terpisah.
58 Ch. 58 - Kematian Boss Goblin.
59 Ch. 59 - Kertas Misterius.
60 Ch. 60 - Meninggalkan Desa Temukus.
61 Ch. 61 - Liburan.
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Ch. 1 - Aku Akan Bertahan!
2
Ch. 2 - Ini Tidak Mustahil.
3
Ch. 3 - Jeritan Keputusasaan.
4
Ch. 4 - Tidak Akan Mati!
5
Ch. 5 - Bukankah Ini Terlambat?
6
Ch. 6 - Tidak Terklasifikasi?
7
Ch. 7 - Ilmu Hitam.
8
Ch. 8 - Diana Atmadja.
9
Ch. 9 - Skill Non Physical.
10
Ch. 10 - Dungeon Outbreak!
11
Ch. 11 - Kesalahpahaman.
12
Ch. 12 - Pemeriksaan The Chosen
13
Ch. 13 - Tes Dimulai!
14
Ch. 14 - Ice Prince.
15
Ch. 15 - Melawan Instruktur.
16
Ch. 16 - Tidak Memiliki Celah.
17
Ch. 17 - Datangnya Hasil Tes.
18
Ch. 18 - Golden Mountain Valley
19
Ch. 19 - Menukar Artifact.
20
Ch. 20 - Memasuki Snatcher Temple.
21
Ch. 21 - Aula Misterius
22
Ch. 22 - Jackpot!
23
Ch. 23 - Melawan Monster Mumi.
24
Ch. 24 - The Curse of Freezing Bullets.
25
Ch. 25 - Keluar Dari Snatcher Temple.
26
Ch. 26 - The Chosen Yang Berisik.
27
Ch. 27 - Treasure Chest.
28
Ch. 28 - Debuff Yang Luar Biasa!
29
Ch. 29 - Crimson Lizard.
30
Ch. 30 - Akhir Dungeon.
31
Ch. 31 - Witchcraft.
32
Ch. 32 - Gangguan Jalan.
33
Ch. 33 - Santet!
34
Ch. 34 - Sosok Bertopeng.
35
Ch. 35 - Masked Empress.
36
Ch. 36 - Anjing Liar.
37
Ch. 37 - Pelatihan Neraka.
38
Ch. 38 - Icy Hell Dungeon.
39
Ch. 39 - Serangan Cepat Dika.
40
Ch. 40 - Konflik Guild.
41
Ch. 41 - Bakat Alami?
42
Ch. 42 - Berakhirnya Dungeon.
43
Ch. 43 - Membuat Senjata dan Dimulainya Pertempuran.
44
Ch. 44 - Senjata Baru, Freezing Death.
45
Ch. 45 - Ajakan Sparing.
46
Ch. 46 - Kekalahan Dua Pihak.
47
Ch. 47 - Pemimpin Party.
48
Ch. 48 - Sebuah Party.
49
Ch. 49 - Duel Beruntun.
50
Ch. 50 - Perempuan Tomboi.
51
Ch. 51 - Saling Mengenal.
52
Ch. 52 - Bali, Liburan atau Tugas?
53
Ch. 53 - Desa Temukus
54
Ch. 54 - Memulai Penyisiran.
55
Ch. 55 - Mayat Dan Pos Keamanan Goblin.
56
Ch. 56 - Markas Para Goblin
57
Ch. 57 - Pertempuran Di Lokasi Terpisah.
58
Ch. 58 - Kematian Boss Goblin.
59
Ch. 59 - Kertas Misterius.
60
Ch. 60 - Meninggalkan Desa Temukus.
61
Ch. 61 - Liburan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!