Pukul 9.00 tepat
Raka membuka pintu gedung latihan. Sisilia terpaku melihat ketampanan Raka, apalagi ditambah efek tiupan angin yang mengibaskan rambut Raka. Seperti tokoh utama pria dalam film, Raka meletakkan beberapa barang bawaannya dengan gerakan keren dan macho.
Hari Sabtu dan minggu memang dikhususkan pada latihan untuk pemula baik anak-anak, remaja, ataupun dewasa yang ingin belajar karate. Namun biasanya jumlahnya kurang dari 10 orang, dikarenakan ada yang datang satu bulan sekali, 2 minggu sekali sesuai waktu luang mereka.
Tapi Raka, Brian dan Doni datang setiap hari meskipun tidak ada murid yang datang. Tempat itu sudah sama seperti basecamp bagi mereka. Entah kebetulan apa yang terjadi hari ini tidak ada orang lain yang datang untuk belajar kecuali Rini, Vito, dan Sisilia. Raka langsung memperkenalkan diri seusai menaruh barangnya.
Brian pun langsung mengatakan akan mengajari Rini. dan meminta Doni untuk mengajari Vito.
"Loh, gue mau ngajarin Sisilia. Kenape loe" Doni yang sedikit LoLa itu tampaknya tidak mengetahui maksud Brian.
Brian pun berbisik pada Doni "Biarin aja mereka deket, daripada Kesya, gue mah ogah. Lebih baik kita punya saudara ipar yang tulus dan manis". Doni pun mengangguk-ngangguk
"Iya deh, gue ngajarin loe aja" Doni menunjuk Vito. dan disambut oleh senyuman aneh Vito.
Sisilia yang canggung masih diam membisu. Akhirnya Raka menyetujui perkataan Brian. dia yang akan mengajari Sisilia.
"Kamu kan?" Raka mencoba mengingat Sisilia
"Saya Sisilia kak, tolong jangan dibahas masa lalu!" Sisilia mengisyaratkan kata tidak dengan menyilangkan dua jarinya pada Raka. Raka pun tersenyum dan mengangguk lalu bilang "oke"
"Eh kalau disini saya harusnya panggil sensei ya bukan kak" Sisilia menepuk pelipisnya
"Terserah kamu saja, biasanya jarang yang bisa bertahan sampai akhir disini jika dia baru belajar ketika sudah tidak anak-anak lagi. Jadi panggil apa saja terserah kamu". Ucapan Raka membuat Sisilia bingung.
"Kamu tau gerakan karate, mungkin waktu kecil pernah lihat atau belajar gerakan dasarnya?". Raka bertanya pada Sisilia untuk memastikan darimana ia harus mengajari Sisilia.
"Saya tau beberapa kata dasar kak, kata kan gerakan dasar dikarate, saya pernah liat" Sisilia merekahkan senyumnya.
"Dimana kamu lihat?". Raka kembali bertanya
"Di YouTube" Sisilia menjawab dengan percaya diri. Raka pun mengusap keningnya dan terdengar membuang nafas.
Tak lama kemudian, Sisilia baru mengetahui alasan banyak yang tidak bisa bertahan, Raka yang ia lihat di luar dan di dalam gedung latihan sedang mengajar karate seperti orang yang berbeda. Atau kepribadian yang sangat berbeda. Baru beberapa gerakan /kata ,Sisilia sadar bahwa Raka benar-benar tegas dalam mengajar, ia hampir tidak tau dan tidak fokus karena takut dengan suara besar Raka.
Beberapa kali Sisilia salah dalam mengulangi gerakan. Tangan dan kakinya sedikit bergetar karena gugup.
"Jangan anggap latihan ini remeh, kalau kamu gak serius lebih baik pulang!". Ucapan Raka membuat jantung Sisilia makin tidak teratur, Sisilia tiba-tiba menyadari seharusnya ia tidak usah ikut saja daripada melihat sisi lain Raka yang menyeramkan seperti ini.
"Ehh, jangan keras-keras dong, dia itu cewek" Brian terdengar sedikit mencandai Raka. dan dibalas Doni "Bener, pemula kan wajar kalau salah"
"Terus, kalau pemula kamu berhak gak serius?. Walaupun kamu cewek, saya tetap akan mengajari kamu dengan keras, karena ini bela diri bukan belajar tari. Kamu paham?." Raka menatap Sisilia serius.
"Iya kak saya salah, saya janji pasti akan serius" Sisilia mengangkat jari kelingkingnya.
"Iya kak, saya juga salah. Harusnya gak ada perbedaan antara cewek dan cowok, pemula atau tidak." Brian ikutan mengaku salah tapi dengan ekspresi tanpa rasa bersalah, seperti mengejek sikap Raka.
"Pantesan gak ada yang berani datang". Brian memberi kode dengan Doni
" Ada masalah kali sama ceweknya" Brian berbisik pada Doni dari jauh, namun Raka mendengarnya.
"Kenapa?, loe ngapain nyebut cewek gue hah?". Raka berteriak dan membuat semuanya kaget.
Raka berjalan ke arah Brian dan menarik kerahnya. Namun Doni dengan sigap segera memisahkan mereka.
Wajah Raka berubah seperti sedang menahan amarahnya. Berbeda saat pertama kali ia masuk gedung latihan yang berseri-seri, sekarang Wajah Raka tampak akan segera menghancurkan segalanya. Sisilia yang diajari semakin gugup, ia hanya ingin waktu segera berjalan cepat dan ia tidak perlu melihat kemarahan Raka.
Setelah latihan selesai kurang lebih 2 jam hingga pukul 11.00 WIB, Mereka pun pulang. Bisa dirasakan capeknya mereka, Sisilia bahkan minta digendong oleh Vito. Sisilia merasa semua badannya seperti habis bekerja seharian penuh. Wajar saja, karena Sisilia dari dulu tidak suka olahraga terutama berbagai jenis bela diri, ia mengerti kenapa tidak sampai sepuluh orang di kelas pemula dewasa. dan mengapa banyak yang berhenti di tengah jalan.Jawabannya hanya satu, kalau tidak sanggup karena melelahkan ya pasti karena sikap Raka yang seperti Guru kejam itu.
Keinginannya untuk datang pada hari minggu tidak jadi ia lakukan, ia merasa ngeri saat hanya Raka yang mengajarinya. Bagaimana jika Raka kehilangan kontrol dan melampiaskan padanya, Sisilia tidak sanggup membayangkan hal itu.
****
Balik lagi ke Gedung Latihan karate.
"Loe kenapa hah, berantem sama cewek loe?.Brian bertanya dengan nada kesal pada Raka. dan Raka, sepertinya tangan kanan Raka sudah gatal ingin memukul Brian, tapi ada Doni diantara mereka yang selalu siap siaga mendeteksi sinyal pertengkaran.
"Gue nelfon dia, ngajakin VC tapi gak dibalas. Gue bahkan ngedukung dia buat lanjut S2 di Jakarta, gue bakalan ngelamar dia pas dia udah lulus sesuai keinginannya. Tapi bahkan buat nanyain kabar dia aja gue susah". Raka curhat pada dua temannya yang jomblo itu.
Doni hanya bisa mengangguk dan mengatakan nasehatnya sebagai seorang jomblo akut "Mungkin dia lagi banyak yang diurus, terus kalo dia telfonan atau Video call sama loe, dia bisa gagal fokus deh".
"Diem loe mblo, sok sokan lagi ngasih wejangan, menurut gue nih ya pasti dia udah nemuin banyak cowok yang lebih kaya dan tampan disana. Jadiii, loe udah nggak ada gunanya lagi". Brian memberi tebakan yang hampir membuat Raka naik pitam, kalau saja tidak ada Doni diantara mereka mungkin gedung itu sudah hancur dan dipenuhi darah Raka dan Brian yang saling bertarung.
"Udah loe jangan mikirin kata-kata Brian". Doni menurunkan amarah Raka.
"Loe juga gak usah nuduh sembarangan, Loe kan juga jomblo kek gue". Ucapan Doni membuat Brian jengkel.
Perlahan, Raka sudah kembali tenang dengan dua sahabatnya yang konyol itu.
Raka juga mengejek mereka. "Udah-udah, sesama jomblo gak boleh saling hina".
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Aqiyu
👣 ke-4 susulin aja sih biar tau tuh pacar bagaimana kelakuannya
2021-08-01
1