Sudah 2 bulan Sisilia menjalani kesehariannya sebagai mahasiswi. Vito juga tampaknya mulai menjalani kehidupan kuliahnya dengan serius, apalagi ia mengambil jadwal dan dosen yang sama dengan Sisilia sehingga mudah untuk menjaga Sisilia. Sebenarnya Sisilia sudah berulang kali meminta Vito untuk tidak usah terlalu mempedulikannya, namun Vito merasa tetap harus menjaga Sisilia sampai Sisilia benar-benar dirasa mampu menjaga dirinya sendiri atau sudah punya seseorang yang menjaganya alias suami ataupun pacar.
Di kantin kampus Sisilia menikmati waktu istirahat dengan Rini apabila mereka mendapat jadwal Istirahat yang sama. Kalau tidak Sisilia menghabiskan jeda waktu istirahat dengan Vito saja, meskipun Vito lebih sering telfonan dengan pacarnya dan mengabaikan Sisilia.
Sisilia jarang ke kantin kalau Rini tidak punya jadwal istirahat yang sama dengannya. Tapi hari ini mereka bertiga sudah ada di Kantin, menandakan Kesamaan jadwal istirahat. Mereka sudah memesan makanan kesukaan masing-masing. Rini memesan nasi goreng, Vito memesan bakso, dan Sisilia memesan mie ayam. Lalu mereka memesan minuman yang sama yaitu es jeruk.
Sisilia meminta Rini untuk ikut dengannya mendaftar ke tempat pelatihan karate dimana ada Raka. Sudah beberapa hari ini Sisilia mencoba membulatkan tekadnya untuk mencoba melihat bagaimana sosok Raka. Lalu ia bisa dengan tenang melupakan Raka jika saja Raka memang tidak ada sedikitpun kesempatan untuk menjadi miliknya.
"Tapi kamu kan tau Sil, kak Raka itu udah punya pasangan. Walaupun mereka LDRan tapi kan mereka masih punya status pacaran". Rini mencoba memperingatkan Sisilia, takut nanti jika Sisilia kecewa.
"Iya, tapi kan aku berhak tau tentang siapa kak Raka sebenernya. Atau apakah aku pantas suka sama dia ya kan ?". Sisilia menatap Vito seolah meminta persetujuan.
"Bener, biar aku yang daftarin kalian" . Vito mengangguk menyetujui Sisilia sambil melahap bakso yang diberinya 2 sendok cabai merah dan hijau giling. Selera pedas Vito memang bukan main-main.
Rini masih ragu dengan keputusan Sisilia, walaupun Sisilia menyebut itu sebagai langkah berani. Tapi Rini takut jika sahabatnya itu nanti malah hanya akan terluka. Namun sebagai seorang sahabat, Rini hanya bisa mengikuti kemauan Sisilia. Daripada Sisilia menjadi pengecut yang menelan kekalahan tanpa berjuang, lebih baik meraih kemenangan walau pernah mengalami penderitaan.
*********
Di tempat Latihan Karate,,
Vito, Rini, dan tentunya Sisilia sudah berada di depan gedung latihan itu. Vito memilih hari Sabtu dimana jadwal kuliah mereka bertiga memang sama-sama tidak ada pada hari itu. Namun pintunya masih tertutup rapat, Sisilia melihat kertas jadwal latihan di samping pintu utama.
'Sabtu pukul 09.00 sampai 11.00'
"Plak" bunyi tepukan di punggung Vito membuat ia nyengir gak karuan. Sisilia tampak menahan amarah, karena Vito menyuruhnya dan Rini siap-siap dari pukul 7 pagi dan mereka sudah tiba pukul 7.30 pagi.
Akhirnya Sisilia mengajak mereka untuk duduk kembali ke teras kos nya Sisilia dan Rini karena hanya berjarak 1 rumah pemilik kos-kosan saja dari gedung itu. Namun belum sempat mereka beranjak pergi, tibalah dua orang laki-laki yang turun dari motor gede. Setelah memarkirkan motor dengan aman, salah satunya sedang memainkan kunci dan mendekat ke arah mereka bertiga.
"Kalian rajin sekali ya, bukannya jadwal latihan hari ini pukul 9 ?" Laki-laki itu menatap mereka.
Sisilia dan Rani reflek melihat ke arah Vito. dan membuat Vito harus menjelaskan kalau ia lupa dengan jadwal latihan untuk hari ini.
Laki-laki lain yang selesai mengatur motornya juga berjalan ke arah mereka. "Kalau kalian mau menunggu silahkan di dalam, atau kalian boleh balik saja nanti. Karena kami mau memasang dan mencek beberapa samsak di dalam". Laki-laki itu memberi pilihan pada mereka bertiga.
"Di dalam boleh bang?" Vito langsung menyela
"Silahkan!" Laki-laki yang tadi membuka pintu mempersilahkan mereka masuk.
Selesai memasang dan mencek samsak, kedua laki-laki itu mengobrol dengan mereka.
Ternyata mereka adalah sahabat Raka. Doni dan Brian, sahabat Raka yang satu jurusan dan organisasi semenjak mereka masih kuliah sekaligus rekan kerja dan tim sukses Raka.
Bisa dikatakan dimana ada Raka disitulah ada Doni dan Brian, mereka bertiga adalah sebuah kesatuan yang tidak dapat terpisahkan dan juga saudara sehidup seperjuangan.
"Jangan bilang kalau kalian masuk sini cuman mau ketemu sama Raka" Doni mulai menduga-duga.
"Ya enggaklah bang, saya kan cowok" Vito langsung menimpali.
"Bukan kamu, tapi dua cewek imut ini". Brian melirik Sisilia dan Rini.
Tatapan Brian dibalas gelengan serentak Sisilia dan Rini. Brian mengatakan hal itu bukan tanpa alasan, karena Raka hanya mengajar pada Sabtu dan Minggu. Sementara hari biasa sudah ada Sensei yang resmi disana, dan baik Raka, Brian dan Doni hanya datang untuk nongkrong atau menjadi pengganti pelatih.
Situasi itu semakin menguntungkan bagi Sisilia karena kebetulan dia tidak ada jadwal kuliah di hari Sabtu dan Minggu. Sisilia membayangkan betapa bahagianya kalau dia bisa diajari Raka Hanya berdua saja pada hari Minggu.
" Eh tapi, sepertinya ada yang tidak asing. Sisilia kan cewek yaaang mau ke toilet itu". Brian menyenggol Doni meminta dukungan.
Brian berbisik pada Doni "ituloh yang diceritain Raka pas jadi pembicara perkenalan organisasi berbasis IT". Bisikan itu lumayan keras dan didengar oleh Sisilia.
"Ooh bener, kamu yang kebelet pas dengerin Raka ngomong itu". Ucapan Doni membuat Sisilia malu dan wajahnya berubah merah.
"Keplak" Brian pun menjitak Doni, karena Doni itu terlalu bodoh. Dan membuat Doni mengusap kepala sampingnya.
"Aduuuh, maluuuu". Ucap Sisilia di dalam hati.
Brian pun meminta maaf pada Sisilia dengan sikap Doni dan ucapannya yang juga sudah membuat Sisilia mengingat kejadian itu.
Sisilia tidak bisa menyangkal karena yang bernama Sisilia hanya dirinya ,dan ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Bagaimanapun semua kejadian ada hikmahnya, ia tidak mau lagi kehilangan fokus hanya gara-gara Raka. Tapi entah ucapannya bisa ia pegang sendiri atau tidak, ia juga tidak tau karena Raka selalu bisa membuat ia kehilangan kata-kata di kepalanya.
Sisilia memaafkan mereka, ia tau kalau Brian tidak berniat membuat ia malu karena kejadian itu sudah berlalu. Tapi Brian juga mengatakan kalau itu adalah pertama kalinya Raka menceritakan cewek lain selain Kesya pada Brian dan Doni. Raka juga menceritakan itu sambil tertawa pada mereka.
Sisilia merasa istimewa, apalagi kedua sahabat Brian itu tampaknya tidak terlalu menyukai Kesya. Walaupun Kesya itu cantik dan seksi, tapi sepertinya Kesya itu tidak berniat tulus pada Raka.
Doni juga menceritakan kalau Kesya itu terkesan memanfaatkan ketenaran Raka. Kalau tidak ia tidak akan memilih untuk melanjutkan studinya ke Jakarta dan lebih baik Menikah dengan Raka. Tapi Raka masih membela Kesya dan mengatakan akan menyetujui apapun keputusan Kesya. Meskipun sudah berulang kali Brian dan Doni memperingatkan Raka untuk tidak terlalu bucin dengan Kesya, tetap saja Raka lebih memilih Kesya.
" Raka itu kalau udah jatuh cinta, bucinnya gak main-main. Bodohnya sampe ke ubun-ubun." Doni mengatakannya dengan intonasi yang ditekankan. Brian juga mengangguk seolah sependapat dengan Doni. Sementara Sisilia hanya bisa mendengarkan dengan saksama.
"Tapi kalau kamu suka sama Raka, gak papa . Saya dukung, kelihatannya Raka terhibur sama kamu. Sebelumnya bahkan model pun gak akan bikin Raka mau cerita sama kita. Dia selalu nyebutin Kesya mulu, ampe kita yang denger jadii boosan sudaah" Sisilia hanya tersenyum mendengar Doni.
"Aku bukan pelakor kak". Sisilia menggeleng mantap.
"ha ha, bener sih kamu bisa nyari yang lebih keren, kayaak aku mungkin?". Brian menggoda Sisilia yang membuat Sisilia kaget dengan polosnya.
"Apa?". Sisilia kaget dengan wajah yang aneh. Sisilia dan ekspresi kagetnya membuat semua tertawa.
"Becandaa" Brian masih menjawab dengan suara tawanya.
Disaat mereka masih tertawa, terdengar bunyi seseorang membuka pintu.
BERSAMBUNG......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Aqiyu
👣-ke-3
2021-08-01
0