Part 4

Setelah perkenalan yang memakan waktu yang lama hingga tak terasa waktu berlalu dengan cepat.

Treengg ...,

(Suara bel berbunyi)

"Baiklah, kita sampai sini dahulu perkenalannya, mohon maaf jika kita belum memasuki materi pada hari ini, semoga kalian bisa menerima saya sebagai guru di sini dan materi yang saya ajarkan kedepannya."

"Terima kasih, saya tutup pembelajaran pada hari dengan mengucapkan hamdallah, assalamualaikum" ucap pak Umar pamit dan pergi dari kelas.

"Wa'alaikumsalam."

Di sisi lain Melani, Riska, dan Stella mengobrol di bangku tetapi pembahasannya mengenai pak Umar, hingga membuat Stella bosan mendengarnya.

"Tau tidak, aku yakin banget tampangnya pak Umar itu kelihatannya masih single, tetapi ..., beliau bilang udah punya istri, masa sih ?" tanya Riska kepada mereka.

"Gak tahu juga aku, bisa jadi mereka nikah muda, karena sekarang banyak sekali orang yang nikah muda." sahut Melani.

Riska dengan kecewa meratapi nasibnya" Padahal aku suka sih sama pak Umar, beliau itu sudah tampan, tegas, cuek, cool, santai, berwibawa, dan dia itu paling cocok menjadi suami idaman."

"Aduhh ... mengapa kalian membahas dia sih, memangnya tidak ada ya, selain dia yang paling tampan di sini" sindirnya mengenai pak Umar tadi, kenyataannya Stella cuma main - main saja.

"Ada dong, tetapi masih tampan pak Umar lah pastinya, yang lainnya kalah telak, benar'kan Melani," kata Riska di susul anggukkan dari Melani, "Iya dong, pastinya pak Umar."

"Oke, Siapa selain pak Umar yang memiliki muka yang tampan ? tunjukkan kalo benar adanya" tantang Stella kepada mereka.

Stella melanjutkan perkataannya, "Oke, kita bandingkan siapa yang paling ganteng selain pak Umar."

Melani dan Riska membuat kesepakatan dengan Stella, "Kita buat ini jadi mudah, kalo seandainya orang lain itu kalah tampannya dengan pak Umar, maka yang kalah harus berbicara kepada pak Umar secara langsung dan katakan aku menyukaimu kepada beliau, bagaimana Melani?"

"Aku setuju saja, kamu bagaimana Stella ?" tanya Melani kepada Stella dengan tersenyum menunggu jawaban dari Stella.

Stella terkejut dengan kesepakatan yang mereka buat, tidak ada cara lain selain menyetujuinya, "Oke lah. Aku terima kesepakatan kalian berdua."

Mau gak mau aku harus menerimanya, kalo aku mundur saat ini juga maka, mereka menganggapku rendah dan takut ..., gak aku gak mau itu terjadi karena ini awal baru ku ..., karena sekarang namaku Stella bukan Naira yang dahulu.

"Nah, kebetulan kan waktu istrahat jadi, kita ke kantin dahulu, bagaimana ?" tanya Melani kepada mereka.

"Baiklah. Ayo Stella kita mulai yah, sekaligus kamu adaptasi dengan sekolah di sini, Semoga kamu betah di sekolah ini ya, Stella" sahut Riska kepada Stella.

"Baiklah. Semoga saja, ayo kawan - kawan." ajak Stella kepada Riska dan Melani.

"Ayo."

Melani, Riska, dan Stella pergi keluar dari kelas menuju ke kantin. Sampai mereka di kantin mereka langsung mencari tempat duduk. Hingga akhirnya mereka pilih tempat duduk di paling tengah, tempat strategi dalam pencarian misi mereka.

"Nah, sekarang kita dapat tempat yang cocok untuk misi kita jadi, siapa yang pesan makanan dahulu, oke."

"Oke."

"Stella, ayo kita pesan makanan" ajak Melani kepada Stella, dia mengangguk.

"Riska, kamu jaga tempat ini, oke aku sama Stella pesan makanan kita," sahut Melani kepada Riska, "Oke, aku pesan kaya biasa saja."

"Oke, kami tinggal dahulu."

Sementara itu ada Yusuf bersama Niko yang datang ke kantin dan mencari tempat yang cocok buat mereka.

"Eh, kita pada duduk di mana ?" tanya Niko itu kepada Yusuf.

"Tempat biasa lah," ucap Yusuf kepada Niko. Setelah itu mereka menuju tempat favorit mereka.

" Eh itu Yusuf kan" bisik para perempuan, mereka merupakan fans fanatik Yusuf, sedangkan Yusuf tersenyum ramah dari kejauhan.

"Iya itu Yusuf, benar - benar tampan seperti kabarnya," celetuk para siswi di seisi kantin.

"Ka Yusuf ..., ini surat buat kamu ka, dibaca ya," ucap siswi itu dengan berani mendekati Yusuf dan temanya.

Niko memandang cewek itu dan memandang gue dengan tersenyum, "Bagaimana brother ?"

"Baiklah, nanti aku akan baca isi surat ini," jawab Yusuf kepada siswi di hadapannya.

"Baiklah ka terima kasih. Kalau bisa balas ya ka, dadah ka," ucap cewek tersenyum berlalu dari hadapannya.

"Mantap banget lo, bro."

"Biasa saja."

****************

Ditempat diduduk.

"Eh, ku dengar ada anak murid baru, siapa dia ?" tanya Niko kepada Yusuf, "Aku saja tidak tahu, siapa dia."

"Tetapi kata mereka anak baru itu siswi deh, alumni dari pondok pesantren yang terkenal itu," ucap Niko kepada Yusuf, sedangkan Yusuf sedang mencari siswi yang angkuh itu.

"Woi ... kamu dengar tidak apa yang aku katakan," ucap Niko menyadarkan Yusuf yang sedang berpikir ke arah lain.

Niko angkat bicara dengan kesal, " Berasa jadi kacang saya."

"Apaan tadi kamu bilang barusan aku gak dengar."

"Kamu mau mencari siswi yang kamu katakan itu, kan ?" tanya Niko, kemudian Yusuf mengangguk hingga dia menemukan siswi yang dia maksud.

"Kamu, tunggu di sini" ucap Yusuf pergi meninggalkan Niko.

Sedangkan Niko terkejut Yusuf meninggalkannya sendirian, "Eh ... kamu mau ke mana ? jangan tinggalkan aku."

Yusuf mulai mengejar Stella dan Melani yang berjalan ke menuju tempat di mana ada Riska.

"Kamu yang pake kerudung putih lebar teman Melani dan Riska" teriak Yusuf kepada dua orang yang membawa makanan yang dipesan. Hingga mereka berhenti di tempat duduk seraya bingung.

"Siapa yang dia maksud ?" tanya Melani kepada Stella maupun Riska.

"Gak tahu, mungkin fans kamu haha ..." sahut Riska kepada Melani.

"Aneh."

Tiba Yusuf menghampir di meja mereka dengan tampang yang berbeda dari sebelumnya, hingga mereka bingung dengan kedatangannya, "Kamu yang tadi kan teriak ke aku, tidak salah lagi pasti itu kamu."

Stella langsung berdiri dari tempat duduknya, "Oh kamu yang mengotori baju saya, ngapain kamu di sini ?"

Yusuf melihat ke arah Stella dan membungkukkan badan di hadapan mereka, "Aku ke sini akan minta maaf sama kamu, kalau perlu aku akan menunggu kamu di sini sampai kamu mau memaafkanku."

"Apa, kamu sudah gila dengan ucapan kamu barusan."

"Iya aku memang gila karena kamu."

"Hahaha tidak zaman sekarang, basi bagi saya. Sudahlah saya akan maafkan kesalahan kamu, sekarang pergi kamu dari hadapan saya, mau muntah saya melihat kamu masih di sini."

"Nama kamu siapa ?" tanya Yusuf kepada Stella dengan tatapan menggoda.

"Buat apa kamu bertanya nama saya, gak perlu saya sebutin gak penting bagi kamu, pergi" ucap Stella dengan kesal kepadanya hingga mengusirnya dari tempat mereka.

"Galak banget jadi perempuan, oke aku pergi tetapi aku gak akan menyerah begitu saja, sampai bertemu lagi."

"Ayo brother, kita kembali" ucap Yusuf kepada Niko yang barusan sampai menyusulnya.

"ke mana ?"

"ke mana lagi kalo tidak ke kelas, ayo."

"Habis obat jadi gak waras dia ...," ucap Stella menyindir sedangkan yang lain memandangnya dengan tatapan aneh sekaligus cemburu juga.

"Kamu liat dia gak, bikin aku kesal dan risih setiap bertemu dengan dia."

Terjadilah keheningan dimeja mereka sekaligus seluruh umat yang berada di kantin dengan kejadian barusan dan menatap ke arah Stella dengan rasa yang tiada duanya.

"Stella ... kamu barusan ngusir dia, bukan." bisik Melani kepada Stella.

"Iya lah, aku tidak enak melihat dia."

"Kamu tahu tidak, dia itu sebenarnya Most Wanted di sekolah ini, selain terkenal genius, kaya, tampan, dan sekaligus dia merupakan keturunan Inggris dari keluarganya." jelas Melani kepada Stella diikuti dengan anggukkan dari Riska kemudian menyahut, " Iya benar, dia merupakan laki - laki tertampan kedua setelah pak Umar."

"Hati - hati kamu kalau berurusan dengan Yusuf maka, fans fanatik yusuf akan menghabisi kamu."

ucap Melani memberikan peringatan kepada Stella.

"Iya, Stella. Karena kamu murid baru di sini mungkin mereka akan membiarkan kamu tetapi, ini sebagai peringatan kamu menjauh deh dari Ka Yusuf" sahut Riska begitu dan khawatir kepada Stella.

"Baiklah, aku gak akan berurusan dengan Ka Yusuf itu, dan niatan aku untuk membalas, aku gak akan melakukannya, terima kasih ya, guys."

"Oke."

"Eh, mengenai kesepakatan kita tadi hasilnya pasti lah, bagaimana Stella ?"

Gawat, udah di tagih lagi, jawab asal saja daripada pusing memikirkannya.

"Baiklah, kalian berdua menang dan aku mengaku kalah, aku percaya pak Umar itu sebenarnya tampan menurut kalian berdua."

Riska langsung berteriak senang pada akhirnya, "Yey, Akhirnya kamu telah mengakuinya, sesuai perjanjian kamu harus menjalankan kesepakatan dari kita tadi benar'kan Mel ?"

"Benar sekali jadi, habis sekolah kami tunggu hasilnya."

Stella langsung merasakan tubuh kaku setelah mendengar pertanyaan mereka.

Tanpa sadar, aku mengakui pak Umar tampan, bagaimana ini apalagi mereka menunggu jawaban dari hasil kesepakatan ini, kamu juga Stella harus bisa mengalahkan Naira di dalam diri ini, Stella harus menghadapi apa yang dia mulai. Oke aku siap, Semangat Stella.

Selamat membaca, jangan lupa follow akun @kalam.cerita, like, dan bantu penulis dengan vote, sehingga penulis semangat mengembangkan inspirasinya.

Terpopuler

Comments

Little Peony

Little Peony

Like like like

2021-06-06

0

Aninda Peto

Aninda Peto

segitu dulu like nya yah ka coalnya aku sibuk buat tugas aku juga udah beri rate nya

2021-05-10

1

coni

coni

like kakak, semangat up-nya! mari saling mendukung

salam ANGKASA
jika berkenan mampirlah🥰🥰👍🏻

2021-04-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!