4 Tahun kemudian.
Setelah mengalami masa yang sulit Naira mulai bangkit dari keterpurukan yang terjadi padanya.
Padahal di hari sebelumnya dia melakukan rutinitas biasa sebagai santriwati setelah yang terjadi dia mengalami perubahan seperti termenung atau mengurung diri di dalam kamar, jarang aktif dalam kegiatan, dan bahkan pernah tidak keluar kamar selama beberapa hari.
Terkadang abi bisa memberikan nasihat dan pencerahan kepadanya, tetapi hasilnya tetap sama, hingga suatu hal yang pertama kali terjadi dalam hidupnya ketika abi memarahinya atas sikap dan perbuatan Naira yang tidak bisa menjadi contoh teladan seorang Neng.
Ummi tidak bisa melakukan apa-apa saat itu, melihat kondisi anaknya yang berada di dalam kamar setiap harinya, dengan tatapan kosong tanpa adanya harapan membuat hati seorang ibu sakit melihat keadaan anak semata wayang. Beliau ingin membantu tetapi, sudah berbagai cara yang sudah dilakukannya agar anaknya kembali sedia kala. Hanya harapan dari keajaiban untuk anak semata wayangnya.
Saatnya bangkit dari masa lalu yang kelam, batin Naira mantap.
Akhirnya dia memutuskan jalan yang dia ambil di dalam kehidupannya dengan mengawali semua dari awal seperti halnya seorang bayi yang baru di lahirkan ke dunia.
Pagi yang sama dengan suasana yang sejuk nan menenangkan jiwa di kala sibuk dalam dunia harapan sebaliknya menjadi awal memulai hari yang baru.
"Assalamualaikum Ummi," sapa Naira yang masuk ke dapur memeprsiapkan sarapan pagi.
"Wa'alai-kum-salam," ucap Ummi Aisyah dengan terputus -putus sontak kaget dan hampir menjatuhkan spatula setelah melihat Naira keluar dari kamar dengan tampang yang ceria.
"Neng, kamu tidak papa kan sekarang ?" tanya Ummi Aisyah melihat Naira dengan kondisi yang sangat khawatir.
"Iya, Neng tidak papa kok sekarang," ucap Naira kepada Ummi Aisyah menyungging senyuman kepada Ummi Aisyah.
"Beneran ?" tanya Ummi Aisyah yang terlihat ragu dengan keadaan abak semata wayangnya.
"Iya, Ummi. Ya sudah sini Neng bantu Ummi masak," ucap Naira seraya mulai dengan memotong sayuran dan membantu yang lainnya di dapur.
"Padahal kan kamu masih tidak enak badan, nak," ucap Ummi Aisyah merasa tidak percaya dengan apa yang beliau lihat saat ini.
"Neng udah sehat kok, coba pegang dahi, Neng" ucap Naira kepada Ummi Aisyah sembari mengambil tangan Ummi Aisyah di letakkan pada dahinya.
"Tetapi jangan memaksakan diri nak," sahut Ummi Aisyah yang terlihat jelas guratan kecemasan di wajah cantiknya.
"Iya Ummi," kata Naira dengan yakin kepada Ummi Aisyah.
Setelah beberapa menit, akhirnya makanan sudah matang dan siap di sajikan oleh Ummi Aisyah Naira pamit ke kamar untuk membersihkan diri. Ummi Aisyah menganguk tersenyum dan bersyukur dengan perubahan anaknya sekarang, Naira menaiki tangga dan masuk ke dalam kamarnya, tanpa sengaja dia melewati cermin yang berada di kamarnya.
Naira pun terdiam sembari memandang dirinya dari pantulan cermin berkata dengan lirih, "Sekarang aku bukan Naira yang kamu kenal, melainkan yang kamu lihat saat ini adalah Stella, dan akan selamanya seperti itu."
****************
Malam hari kemudian setelah menikmati makanan seperti biasa keluarga dari Kiai Fazri beserta anak dan istri berkumpul di ruang tamu sembari menonton televisi sehingga menjadi kebiasaan mereka dengan menambah kebersamaan dalam keluarga.
Naira memulai pembicaraaan dalam kesunyiaan dalam menikmati kebersamaan mereka, Naira mulai bertanya kepada kedua orang tuanya, "Ummi ..., Abi boleh Neng meminta sesuatu ?"
"Kamu mau minta apa, Neng ?" sahut Abi Fazri yang menanggapi permintaan dari anaknya.
"Jadi, sekarang Neng sudah lulus sanawiah dari Pondok Pesantren ini bi, sekarang apa boleh Neng memilih sekolah yang Neng inginkan ?" tanya Naira sembari memandang orang tuanya bergantian.
"Bagaimana, bi ?" tanya Ummi Aisyah kepada suaminya.
"Kamu mau sekolah di mana, Neng ?" tanya Abi memperhatikan Naira, yang merupakan anak semata wayangnya.
"Neng mau sekolah di SMA Darul Islam bi," jawab Naira kemudian melihat Abi sedang berpikir untuk mengambil permintaan Naira, sedangkan Ummi Aisyah memberikan kode sebagai tanda persetujuan darinya.
Ummi Aisyah memperhatikan Naira sembari berkata, "Ummi setuju saja, selama kamu masih bisa mandiri tidak masalah bagi umi benar'kan Abi ?"
Abi menghembuskan nafasnya perlahan dan menatap Naira dan istrinya secara bergantian, "Baiklah, jika ini keputusan kamu maka Abi akan menyetujuinya."
"Tetapi ada syaratnya ?" lanjut Abi sehingga baik Naira maupun Ummi Aisyah sontak berbahagia tetapi tertunda. Sehingga Abi Fazri melihat kedua orang di cintainya dengan rasa gemas.
"Baiklah, Abi. Apa syaratnya ?" tanya Naira kepada Abi dengan serius sekaligus tidak sabar.
"Pertama, selama kamu di luar dari Pondok Pesantren, kamu hanya akan Abi beri uang saku untuk naik angkot dan jajan. Kedua, selama di luar Pondok Pesantren, kamu harus pulang tepat waktu, dan ...."
"Dan ?" sahut Naira menunggu kelanjutannya.
"Dan terakhir, kamu harus mengajar santriwati, setiap pulang sekolah, bagaimana ?" tanya Abi seraya menunggu persetujuan dari Naira.
Tanpa banyak bicara, Naira menyetujui kesepakatan yang telah dia dan Abinya buat.
"Baiklah, sudah larut malam, bersiap lah Neng mulai besok kamu bisa langsung ke sekolah yang kamu inginkan," ucap Abi berlalu dari ruang tamu.
"Alhamdulillah, nak. Ummi senang mendengarnya, sekarang kamu siapkan kebutuhan untuk besok ya" ucap Ummi Aisyah mengelus kepala anaknya dengan penuh kasih sayang.
"Ummi akan menyusul Abi ke kamar, istirahat ya, nak."
"Baik, Ummi. Terima kasih banyak Ummi sudah membantu Neng selama ini, Neng sayang Ummi," ucap Naira tersenyum senang kemudian memeluk Ummi Aisyah dengan sayang.
"Iya Nak. Sama - sama," balas Ummi Aisyah memeluk anak kesayangannya.
Kemudian Naira masuk ke kamar untuk mempersiapkan kebutuhan besok, setelah selesai dia pun bersiap untuk tidur.
Tetapi dia membuka ponsel dan melihat pesan yang dia kirim kepadanya seraya memandang pesan terakhir yang dia kirim sebelum kejadian itu terjadi.
@Muhammad.
"Saya akan kesana."
^^^@Me.^^^
^^^"Aku tunggu."^^^
^^^@Me^^^
^^^"Kamu di mana ?"^^^
^^^@Me.^^^
^^^"Mengapa kamu tidak memberi kabar ?"^^^
Seraya memandang layar ponsel Naira pun menyindir dirinya sendiri, "Sekarang kamu tidak memiliki hubungan lagi denganku, cukup rasa yang kamu beri mulai berubah menjadi busuk dengan penuh kebencian, saat ini Naira yang kamu anggap itu sudah mati dalam kenangan."
"Kamu tega sekali sama," lanjut Naira membatin
Tubuh Naira mulai bergetar, dia menutupi dirinya dengan selimut, hingga dia sembari menangis tanpa suara di dalam kamar hingga terlelap.
Keesokan harinya Naira pun bersiap dengan seragam dan tasnya, "Semoga hari ini menjadi awal baru untuk memulai semuanya dari awal," ucap Naira kepada dirinya sendiri. Dia langsung turun dan berpamitan kepada orang tuanya.
"Ummi ... Abi Neng berangkat dulu, Assamualaikum," pamit Naira kepada Ummi Aisyah dan Abi Ali.
"Wa'alaikumsalam hati-hati Neng," sahut Ummi Aisyah mengingatkan kembali kepada Naira, sedangkan Abi Ali tersenyum dan menyentuh tangan Ummi Aisyah, "Dia sekarang sudah besar ya Ummi," Abi Ali memadang Ummi Aisyah dengan senyuman yang manis.
"Abi benar ..., sekarang Naira kita sudah tumbuh dewasa," sahut Ummi Aisyah sembari membalas genggaman tangan Abi Ali dengan tersimpu malu.
Kemudian Naira langsung mencari angkotan umum yang dapat dia naikinya sesuadah mendapati angkotan umum, Naira melihat tempat yang dia tinggali dengan tersenyum lirih, "Selamat tinggal kenangan lama, dan selamat datang awal baru yang menyenangkan, gue tunggu kebebasan ini."
****************
Pada akhirnya dia sampai pada tempat yang tuju untuk memulai awal yang baru, dia akan memulai dengan menjadi seorang siswi dari sekolah dari SMA Darul Islam mulai sekarang bersamaan dengan mengganti nama menjadi Stella.
Sesaat melangkahkan kaki ke dalam area sekolah, Muncul seseorang yang baru saja lewat dengan mengendarai motor merek Ninja sehingga tanpa sengaja mencipratkan air tepat mengarah ke Naira.
Tanpa sepengetahuan orang tersebut pergi begitu saja memasuki area sekolah, "Hey ... kamu yang bawa motor Ninja" teriak Stella kepada pengendara yang tidak tahu malu.
Tiba - tiba orang yang mengendari motor Ninja berhenti setelah mendengar teriakannya. Stella diam ditempat dan menunggu dengan memasang wajah marah, orang yang mengendari motor Ninja tersebut turun dari motornya dan mendekat ke arah Stella, seraya dia membuka helm yang menampakkan wajah nan rupawan.
Sesaat Stella terpana melihat orang yang berada di depannya, tetapi egonya lebih besar dari pada rasa kagum kepada sosok bagaikan Dewa Yunani.
Stella langsung menghardiknya, "Dasar tidak punya sopan santun, harusnya kamu itu minta maaf, lihat baju saya sekarang kotor gara-gara motor kamu," kata Naira meluapkan rasa kesalnya kepada pemilik motor tersebut.
Orang itu justru memandanginya tanpa berkedip melihat Stella lebih tepatnya wajahnya tanpa polesan make up yang menampilkan kesan natural dan manis dalam pandangan orang tersebut.
"Eh ... kamu dengar tidak apa yang saya katakan ?" kata Stella yang memperhatikan orang yang tidak tahu sopan santun.
Sebaliknya dia malah tersenyum dan mengulurkan tangan kanannya kepada Stella semhari berkata, "Hey ... kenalin namaku Yusuf Ahmad Bintoro, panggil saja aku dengan nama Yusuf, nama kamu ?" tanya dia kepada Naira dengan senyuman yang mengoda.
Sedangkan Stella bengong dengan apa yang orang itu katakan kepadanya hanya berkata, "Aneh," dengan tampang juteknya sembari mengalihkan padangan dari hadapan orang yang tidak dia kenal.
"Kamu tidak usah mencari perhatian ke saya, saya tidak butuh tampang kamu yang murahan, dan saya cuma butuh maaf dari kamu yang tidak tau sopan santun," menekan setiap kalimat yang dia ucapkan.
Sedangkan orang tersebut tersenyum, "Baiklah, Aku minta maaf atas kejadian barusan yang aku buat ke kamu, dan sebagai biaya ganti ruginya karena membuat baju kamu kotor, ini uang buat kamu," dia mulai mengeluarkan uang dari dompet kemudian menyerahkan uang tersebut kepada Stella, tetapi sebaliknya Stella malah berlalu di hadapannya tanpa menerima sepersen pun uang darinya.
Bukannya marah justru dia tersenyum menunduk seraya mengangkat kepala kearah Stella sembari memandang wanita yang pergi berlalu dari hadapannya.
"Menarik," batinnya tersenyum.
Selamat membaca, jangan lupa follow akun @kalam.cerita, like, dan bantu penulis dengan vote, sehingga penulis semangat mengembangkan inspirasinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Nailil Ilma
bagus banget!
Jangan lupa ya kak mampir di Cinta Anak Pesantren
2021-05-04
1
Nurul Azizah
awal mula terjadi sedih
2021-04-02
1