Kemudian pria yang membawa motor Ninja tersebut menyusul dengan mengambil motornya masuk ke dalam area sekolah.
Stella mulai melangkah memasuki lorong sekolah yang banyak sekali para siswa dan siswi berkumpul, ada yang sedang berkumpul untuk bergosip mengenai trending masa kini, nongkrong di depan kelas, hingga membuat kegaduhan di kelas, serta masih banyak lagi.
Sekarang dia menuju ke ruangan kepala sekolah untuk mengkonfirmasi atas dirinya sebagai murid baru. Sebelum itu Stella harus membersihkan area yang terkena kotoran sebab kejadian barusan yang menimpa dirinya. Jadi, dia akan ke kamar mandi sebentar.
"Awas kamu ..., liat saja tunggu pembalasanku," kata Naira membatin dengan kesal.
Tanpa sengaja Stella bertemu dengan dua perempuan yang sedang berbicara di bangku panjang dekat lorong sekolah.
"Eh ..., permisi mohon maaf telah menganggu waktu kalian, aku mau bertanya ruangan kepala sekolah ada di mana ?" tanya Stella kepada dua wanita yang sedang berbicara satu sama lain.
"Oh, kamu bisa terus dan belok saja nanti ada ruangan guru, nah disebelahnya itu ruangan kepala sekolah," kata salah satu dari mereka.
"Kamu anak baru ya ?" tanya temannya yang lain kepada Stella.
"Ah iya, baru hari ini aku mulai masuk sekolah di sini," jawab Stella dengan terseyum kepada mereka.
"Semoga kita satu kelas ya nanti, jadi kita akan jadi teman akrab, benar'kan Riska," kata temannya kepada Riska yang teman bicaranya barusan.
"Semoga saja, baiklah aku ke ruangan kepala sekolah dahulu Terima kasih," ucap Stella tersenyum berlalu menuju tempat tujuannya.
"Oke, sama - sama."
****************
Sesampainya di ruangan yang menjadi tujuannya, dia langsung mengetuk pintu dan tak lupa juga salam, setelah mendapat izin dia masuk ke ruangan tersebut.
"Apa ada, nak ?" tanya Kepala Sekolah kepadanya.
"Begini pak, saya ke sini mau mengkonfirmasi kelas saya berada di mana," tanya Stella kepada Kepala Sekolah.
Beliau menyahut seraya tersenyum, " Oh, jadi ini Naira orang tua kamu pasti Ali dan Aisyah, Benar'kan ?"
"Iya pak," sahut Naira kepada Kepala Sekolah.
"Haha ... Abi kamu kemarin menelpon saya mengenai kamu," ucap Bapak tersebut ialah Maulana Ahmad yang merupakan kepala sekolah dari SMA Darul Islam.
"Tidak saya nyangka saja, kamu akan sekolah di sini, suatu kebanggaan untuk sekolah ini khususnya saya sendiri," ucap lanjut beliau melihat Stella dengan tersenyum.
"Bapak bisa saja, saya bukan apa-apa, karena di sini saya hanya siswi biasa yang ingin belajar di sekolah," ucap Stella merendah kepada beliau.
"Semoga kamu bisa beradaptasi di sekolah ini nak," kata Bapak Ahmad mengangguk dan tersenyum kepada anak dari sahabatnya.
"Baik, pak."
Setelah itu Bapak Ahmad mulai menghubungi seseorang lewat telepon, hingga tak lama setelah itu ada seseorang mengetuk pintu dan dia masuk ke ruangan. Ternyata orang tersebut merupakan wanita, berpenampilan rapi dengan setelan guru yang cocok dengan profesinya.
"Hehehe iya pak. Jadi, kamu akan masuk di kelas 10 A dengan wali kelasnya Ibu Maya, beliau akan mengarahkan kamu untuk ke kelas kamu yang baru," jelas beliau seraya mempersilahkan Stella mengikuti wali kelasnya.
"Baik pak, terima kasih atas bantuannya," ucap Naira sembari tersenyum dengan sopan.
Bapak Ahmad tersenyum sambil mengangguk.
"Ayo, nak Ibu akan mengantarmu ke kelas," ucap ibu Maya kepada Stella.
"Baik, bu Bapak saya pamit undur diri Assalamualaikum," salam Naira kepada Bapak Ahmad bersikap sopan.
"Wa'alaikumsalam."
Sesudah keluar dari ruangan Stella dan ibu Maya pergi menuju ruang kelas yang akan dia tempati.
Sesampainya di ruangan kelas 10 A, Stella merasa aneh karena ini berbeda dengan Pondok Pesantren yang selama ini dia jalani.
"Oke. Pondok beda dengan sekolah umum, semangat Stella, kamu pasti bisa beradaptasi di sini," batin Stella seraya melihat dari luar kelas.
"Ayo nak," ajak Ibu Maya mempersilahkan Stella masuk ke dalam kelas.
"Stella saja bu," sahut Stella yang memperhatikan Ibu Maya sembari memberitahu nama panggilannya kepada Ibu Maya.
"Baik, ayo masuk nak Stella," ajak ibu Maya kembali kepada Stella yang masih diam di luar kelas.
"Baik, bu" jawab Stella langsung memasuki kelas.
"Assalmualaikum anak - anak," kata Ibu Maya yang memecah keheningan di kelas 10 A.
"Wa'alaikumsalam bu Maya," jawab siswa maupun siswi dengan nyaring.
"Hari ini, kita kedatangan murid baru, perkenalkan dirimu nak," Ibu Maya memeberikan kode kepada Stella untuk memperkenalkan dirinya. Kemudian Stella melangkah ke depan sembari berkata, "Hallo semua, Perkenalkan nama saya Naira Stella Humairah, kalian bisa memanggil saya dengan nama Stella, salam kenal semuanya." jelas Stella dengan agak gugup pastinya.
"Sekarang, kalian bisa berteman dengan Stella ya, apa ada yang ingin ditanyakan ?" tanya ibu Maya kepada murid di kelas tersebut.
"Ada. Kamu udah punya pacar ?" tanya salah satu murid yang merupakan laki - laki.
Stella bingung mau jawab apa, tetapi ibu Maya langsung menegur murid laki-laki, "Kamu tidak boleh bertanya begitu."
"Kan ibu yang meminta, ada tidak pertanyaan lagi, ya saya jawab ada," ucap murid itu menjawab hingga seisi kelas menertawakan pria itu.
"Kamu ini, jangan di dengar ya nak Stella, kamu bisa langsung duduk disamping Melani," ucap ibu Maya kepada Stella menujuk ke arah tempat duduknya.
"Baik bu," jawab Stella kepada Ibu Maya.
Setelah perkenalan Stella langsung menuju tempat yang ibu Maya katakan, sesaat Stella langsung mengenali mereka beberapa jam yng lalu, "Kalian ...," sontak mereka berdua kaget tidak menyangka dia akan masuk kelas yang sama.
"Yey, akhirnya kamu masuk di kelas ini, itu berarti kita akan menjadi teman akrab," ucap Riska senang karena harapannya telah terwujud.
"Iya, senang berkenalan denganmu Stella" kata perempuan disebelah Riska, "Kenalkan aku Melani dan di depan kita ini Riska," lanjut Melani memperkenalkan diri mereka.
"Hei, Saya Stella," kata Stella mengenalkan dirinya.
"Gak usah formal begitu, pakai saja aku-kamu, bagaimana ?" ucap Riska tersenyum dipaksakan kepada Stella.
"Ah baik, nanti aku coba ya," ucap Stella tersenyum tipis meskipun dia merasa tidak nyaman dengan arti senyuman dari Riska.
"Baiklah, sekarang kalian tunggu bapak Fazri ya Ibu pamit dahulu. Asslamualaikum." ucap Ibu Maya kepada muridnya.
"Baik, bu Wa'alaikumsalam"
****************
Tak lama sesudah ibu Maya keluar dari kelas, muncul seorang pria nan gagah dengan setelan rapi tetapi kesannya religi, memasuki kelas mereka.
Sebaliknya muncul pertanyaan bagi para murid terutama Stella dan kawan-kawan, karena orang itu diperkirakan sangat muda bukan seperti bapak Fazri yang mereka kenal selama ini.
"Assalamualaikum wr.wb," sapa pemuda tersebut kepada seluruh siswa maupun siswi di kelas 10 A.
"Wa'alaikumsalam wr.wb"
Melani langsung bertanya kepada Riska di depannya, "Ris ..., kamu tahu tidak siapa pria itu, aku baru hari ini melihat dia di sini ?"
"Aku saja tidak tahu, siapa pria yang tampan itu," ucap Riska sembari mencari perhatian kepada sosok pemuda yang menjadi daftar kekagumannya, "Jadi, baru juga dong," lanjut Riska tersenyum manis.
"Bisa jadi," timpal Melani yang juga penasaran.
Mengapa dengan diriku, sepertinya aku merasakan ada sesuatu ..., tidak ini gak boleh terjadi lagi.
"Sebelumnya saya memohon maaf jika kalian bingung dengan adanya saya di sini. Jadi, saya di sini akan mengemban tanggung jawab dari bapak Fazri selaku mata pelajaran Aqidah akhlak, untuk menggantikan beliau sementara waktu, karena beliau ada kesibukan di luar yang tidak bisa ditinggal," jelas pemuda itu sembari memandang sekilas ke arah semua murid di kelas, tetapi dia jatuh pandangannya kepada Stella.
Sehingga pria itu tersenyum tanpa dia sadar telah memandang Stella dari kejauhan.
"Baiklah, langsung saja saya akan perkenalkan diri saya, setelah itu giliran kalian," ucap dia kepada murid di kelas.
"Baiklah, perkenalkan nama saya Muhammad Umar Al - Fatah kalian bisa memanggil saya dengan Muhammad ...," ucap pemuda itu terdiam sembari pandangan tertuju ke arah Stella.
Sebaliknya tanpa sadar Stella mendengar nama itu langsung tertuju pada sumber pembicara tersebut, "Atau Umar, sekarang saya akan memanggil nama kalian sembari kita hari ini perkenalan saja," lanjut Pak Umar sembari membuka absen.
"Waw, dia tampang sekali ya," sontak Riska tanpa sadar mengucapkan kata-kata tersebut.
"Tampan seperti itu bagiku biasa saja," sahut Stella merespon temanya yang sebaliknya.
"Biasa kamu lihat ..., Stella buka mata kamu dan lihat benar-benar kalau dia tampan tahu," tutur Riska seakan membela si tampan.
Stella kemudian menyahut, "Tetapi bagiku ..., tidak setampan yang kamu kira, karena bagiku biasa seperti pria pada umumnya dia."
"Mungkin mata kamu lagi sakit," sindir Riska kepada Stella karena menghina mahkluk tampan seperti Pak Umar.
"Iya, malas aku hingga sakit ke mata pada akhirnya," ucap Stella memutar kedua matanya dengan malas.
"Kalian bedua mengapa ribut sih ..., kalau kena tegur bagaimana," tegur Melani berbisik kepada mereka yang ribuk sejak tadi.
"Bodo amat."
"Kalian di belakang sedang bicara apa ?" tanya pak Umar tiba - tiba kepada mereka.
"Tidak ada pak," sahut mereka sembari tersenyum.
"Oke kali ini saya maafkan. Baiklah katanya di sini ada murid baru jadi, saya mohon kepada murid baru tersebut untuk perkenalkan diri ke depan," perintah Pak Umar sembari tertuju ke arah Naira.
"Baik pak," ucap Stella berdiri dan berjalan ke depan. "assalamualaikum, perkenalkan nama saya Naira Stella Humairah, salam kenal lagi semuanya," lanjut Stela memperkenalkan diri kembali kepada penghuni kelas 10 A.
"Kamu lulusan mana ?" tanya pak Umar kepada Stella.
Stella menjawab, "Saya murid dari alumni Pondok Pesantren Al - Qausar."
"Baikla silakan duduk," kata Pak Umar menyuruh Stella kembali ketempat duduk.
"Akhirnya, saya bisa menemui mu Naira tetapi saya akan lihat bagaimana perubahan kamu saat ini."
#Bersambung
Selamat membaca, jangan lupa follow akun @kalam.cerita, like, dan bantu penulis dengan vote, sehingga penulis semangat mengembangkan inspirasinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Najwa Aini
jadi.Moch Umar Al Fath.jadi guru di sekolah Naira..
selisih umur mereka berapa thor?
2021-04-01
1
Laura hussein
selalu like karya terbaik mu kak 👍 favorit 👌
2021-03-18
2