“Siapa yang mengizinkan kau masuk ke Kamarku,” tanya Dean ketika mendapati Akira masuk kedalam kamarnya.
Akira menoleh ke arah sumber suara, dan menunjukan senyumnya canggung. Akira mengira Dean belum bangun karena dari tadi belum keluar Kamar, ternyata Dean baru beres mandi.
“Maaf Tuan saya kira anda belum bangun, saya hanya memastikan kalau Tuan sudah bangun atau beum,” Ucap Akira formal dan memasang wajah sebiasa mungkin karena pria dihadapannya ini hanya memakai handuk yang melingkar di pinggangnya.
“Keluar,” Suruh Dean dingin.
“Baik tuan,” Akira berjalan keluar kamar. Setelah keluar kamar ia mengusap dadanya lega, ini pertama kalinya Akira melihat tubuh Dean tanpa terhalang kain sehelai pun. Ya walaupun bagian bawahnya terhalang Handuk. Tiba-tiba Akira membayangkan Dada dan perut Dean yang sangat menggoda, seperti batu yang tersusun rapih, berotot dan Shining, shimmering, splendid.
Akira segera menggelengkan kepalnya, menghilangkan bayangan tersebut. Bisa-bisa ia membayangkan tubuh sang majikan.
Setelah bebrapa lama Dean keluar Kamar, dan berjalan menuju Ruang Makan untuk sarapan.
Disana sudah ada Akira yang menunggu. Ia menatap Dean yang hanya memakai pakaian santai, tidak memakai kemeja atau pakaian formal lainnya.
Bukankah Tuan Dean harus karja tapi kenapa hanya memakai pakaian santai.? Batin Akira heran
“Sarapannya sudah siap tuan,” Akira memberitahu
Dean duduk dikursi dan langsung memakan sarapannya tanpa ada obrolan dengan siapa pun, dan tidak ada pula yang berani mengeluarkan suara walaupun itu hanya suara tarikan napas, suasananya sangat sunyi bagaikan tidak ada orang dalam ruangan tersebut hanya ada suara detak jarum jam yang terdengar jelas dalam ruangan tersebut.
Akira yang sudah di beritahu oleh Etahan pun tak kaget dengan suasana yang tak nyaman ini, dirinya diam berdiri tak jauh dari meja makan begitupun dengan dua pelayan wanita dan seorang chef yang sama berdiri di dekatnya.
Setelah Dean menyelesaikan sarapannya ia beranjak dari meja makan dan berjalan menuju lift yang ada dirumahnya. Akira langsung mengikuti tuannya dari belakang ikut masuk kedalam lift tersebut.
“Siapa nama kamu?” tanya Dean setelah pintu lift tertutup dan menakan tombol angka 4
Akira sedikit kaget ketika pria itu menanyakan namanya. Akira tak percaya jika sang tuan tidak mengetahui namanya, Akira sudah satu tahun lebih bekerja di perusahaan pria itu, tidak mungkin kan jika belum tahu namanya? Dan akira juga termasuk orang yang sering bertemu pria itu, walaupun hanya beberapa kali berbicara langsung. Apakah tuannya benar-benar tak tahu namanya? Atau hanya basa-basi memulai obrolan dengan dirinya.?
Apakah segitu cueknya sampai tuannya tak tahu nama sekretarisnya sendiri? Ya, walaupun bukan sekretaris utama, tapi setidaknya tahu dong karena aku termasuk orang yang sering bertemu dengannya.
“Apakah telingamu tuli sampai tidak menjawab pertanyaanku?” tanya Dean dingin
“Eh maaf tuan, saya hanya tidak menyangka jika tuan tidak tahu nama saya. padahal saya Sekrataris tuan dan sudah bekerja satu tahun lebih.”
Dean mendengus mengejek “Memang seberapa penting diri kamu sampai saya harus tahu nama kamu, hah.” Ucap Dean sinis.
Akira menghembuskan napasnya pelan, ia harus tahan banting menghadapi sikap tuannya yang sombong dan ucapannya yang menyakitkan itu “Nama saya akira tuan” ucap akira dengan wajah formalnya.
“Nama yang sangat kampungan” ucap dean mengejek. Akira hanya diam tak menjawab apa yang tuannya ucapkan. Biarlah tuannya mau berbicara apapun asalkan pekerjaanya hari ini bisa berjalan dengan lancar.
Pintu lift pun terbuka dilantai 4, dan memperlihatkan ruangan yang sangat luas, semuanya berdinding kaca. Ada beberapa ruangan yang Akira lewati, akira bertanya-tanya dalam pikirannya apa isi ruangan tersebut kenapa dilantai 4 ini begitu banyak ruangan.
Dean membuka salah satu ruangan tersebut.
Akira bisa menebak bahwa ruangan yang dibuka pria itu tempat dia bekerja di rumah.
Diruangannya ini memperlihatkan pemandangan diluar sana apalagi ini di lantai empat bisa melihat rumah-rumah permukiman warga di sekitarnya.
“Kamu sudah tahu kan kalau saya lebih banyak bekerja dirumah dari pada di kantor, jadi selama bekarja di rumah, kamu juga bekerja disini bersama saya”
“Iya tuan saya sudah tahu. Pak Ethan sudah memberitahu saya dan menjelaskan apa saja yang harus saya kerjakan selama beliau tidak ada”
“Bagus kalau kamu sudah tahu, di sana ruang kerja kamu” Dean menunjuk ruangan yang berdinding kaca disamping ruangannya.
“Baik tuan, kalau begitu saya pamit ke ruangan kerja saya”
Dean menganguk dan mulai menyalakan Komputernya. Begitupun dengan Akira sudah masuk keruang kerjanya dari sini Akira bisa melihat tuannya yang sudah serius dengan Komputernya.
Pantas saja tuannya bisa sukses seperti ini kerjanya juga sangat serius seperti itu.
***
Tok tok tok
“Ya silahkan.”
“Permisi tuan, ini dokumen-dokumen yang harus tuan tanda tangani,” Akira menyerahkan dokumen tersebut di atas meja Dean.
Dean langsung tenggelam dalam dokumen tarsebut membacanya teliti tanpa terlewat satu katapun.
“Tuan tadi pak Etan memberitahu saya, Minggu depan akan mulai pembangunan saluran air di Sumbawa, jadi lebih baik tuan datang ke tempat tersebut untuk menyapa masyarakat disana.” Akira memberitahu setelah tuannya selesai mendatangani dokumen.
“Suruh Arya saja yang kesana,” ucap Dean dingin tanpa melihat ke arah akira.
Arya adalah direktur utama diperusahaan Dean, jika Dean malas bepergian atau menghadiri urusan yang penting maka akan dilimpahkan urusan tersebut kepada Arya.
“Kata Pak Ethan harus tuan yang datang ke pambangunan tersebut tidak bisa diwakilkan oleh pak Arya” ucap Akira tenang
“Disini saya tuannya, bukan si Ethan idiot itu jadi jangan paksa saya untuk datang kesana” ucap Dean kesal masih menatap komputernya.
“Tidak bisa tuan har_” tutur Akira terpotong
“Kamu tuli atau bodoh, hah? Saya bilang, saya tidak mau. Kenapa kamu bawel seperti si Ethan idiot itu?” umpat Dean marah menatap Akira penuh kesal.
Deg. Hati Akira berdebar, mendapatkan umpatan dari pria itu. Ini pertama kalinya Akira dimarahi oleh Dean, Akira tahu Dean suka membentak karyawan lain bahkan umpatannya sampai terdengar ke ruangan kerjanya. Tapi melihat dan mendengar umpatanya secara langsung seperti ini membuat nyalinya ciut, apalagi ia hanya seorang perempuan yang hatinya mudah terluka.
Akira yang lebih banyak berhadapan dengan Ethan yang baik, tak suka membentaknya. Tiba-tiba harus berdapan dengan pria yang tempramen, membuat jantungnya ingin lepas dari tempatnya.
Oke akira, kamu tahu bahwa tuan Dean memang sering marah seperti ini, jadi tak perlu ambil hati atas ucapan kasarnya. Batin akira menyemangati.
“Tuan pembangunan itu sangat penting untuk mengambil hati dan kepercayaan masyarakat jadi harus tu_”
“Kamu saya pecat” ucap Dean penuh penekanan.
Akira melototkan matanya tak percaya, kenapa tuannya mudah sekali memecat dirinya.
“Jika tuan memecat saya maka pak Ethan juga akan mengundurkan diri dari perusahaan tuan,” Akira memasang wajahnya setenang mungkin, menutupi jantungnya yang berdetak lebih cepat dari biasanya.
Syukur aku tadi inget apa yang pak Ethan ucapkan, jika aku di pecat maka aku harus bilang bahwa pak Ethan juga akan ikut keluar dari perusahaan tuan Dean. Batin Akira
“Sial sial, dasar si Ethan idiot itu mengacamku lagi” ucap Dean tariak tak terima.
“Kenapa kau masih disini? keluar dari ruanganku,” tambah Dean tanpa menurunkan nada suaranya, mentap Akira penuh dengan kebencian.
Akira langsung keluar dari ruang kerja Dean, tak ingin berlama-lama dekat dengan tuannya yang tempramen itu.
“Aku aneh sama tuan dean, apa dia tidak cape tiap hari harus marah-marah dan berteriak seperti itu? Apa pita suaranya tidak putus? Eh aku tidak jadi di pecatkan? Tuan dean tidak memecat aku kan? Sepertinya aku masih bekarja disini” monolog Akira sambil menuju ruangannya.
...----------------...
Happy reading guys. Semoga suka sama ceritaku yang satu ini. Jangan lupa Like, Komen, Vote dan hadiahnya ya🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Sak. Lim
dasar mc naiiiiif goblokkkk lebaaaay,punya perasaan dikit jgn smbong,angkuh....
2023-06-29
0
Rika Piliang
dikit2 marah nanti bucin ....
2022-05-17
0
Amelianty
waduh kuat2
2022-03-06
0