Satpam

Akira

Setelah pulang kerja aku tak langsung pulang ke ke kontrakan. Badanku sudah sangat lelah, ingin segera istirahat di kasur kesayanganku tapi sore ini aku harus mampir terlebih dahulu ke toko baju untuk membeli gaun ke pesta nanti.

Aku sama sekali tak punya gaun untuk pergi kepesta, hanya ada baju yang sering aku pakai saat kondangan ke pernikahan teman-temanku, sedangkan kepesta nanti aku tak mungkin memakai baju yang biasa aku pakai untuk kondangan, aku tak mau nanti disana jadi pusat perhatian karena bajuku yang sangat berbeda dengan baju orang-orang disana. Jadi, aku putuskan untuk mengeluarkan uangku untuk membeli gaun.

Aku bukannya tak mampu beli gaun pesta, uangku sangat banyak bahkan uangku bisa untuk beli satu mall bersama-sama dengan isinya tapi sayangnya itu hanya hayalanku.

Aku masuk ke salah satu toko pakaian, seorang pegawai toko langsung menyapaku dengan senyuman lebar di wajahnya “ada yang bisa kami bantu nona?” sapa pegawai toko ramah

Aku tersenyum canggung sambil melihat kesekeliling dalam toko “saya mau cari gaun untuk pesta” ucapku tak kalah ramah.

“bagian gaun di sebelah sini nona,” aku mengikuti pegawai perempuan tersebut dari belakang.

“nona mau model gaun seperti apa?” tanya pegawai saat kami sudah sampai tempat gaun-gaun di pajang, mataku langsung berbinar melihat gaun-gaun yang begitu cantik.

“mmm.. saya kurang paham sama model-model gaun, jadi saya mau lihat-lihat dulu mbak,”

Pegawai tarsebut mangangguk paham dan aku mulai berkeliling mencari gaun yang pas untuk-ku, maksudnya yang pas harganya dengan isi dompetku. Aku melihat gaun warna merah marun yang begitu elegan,

aku melihat harga yang tertera pada gaun tersebut dan membuat amataku melotot melihat harganya.

Yaampun harganya sama kaya harga aku bayar sewa kontrakan dua bulan. Aku langsung manjauhkan tanganku pada gaun tersebut dan lanjut untuk malihat-lihat lagi.

Hampir setengah jam aku malihat-lihat, semuanya tidak ada yang cocok denganku, yang lebih tepatnya tidak cocok dengan isi dompetku. Sepertinya aku salah masuk toko karena disini tidak ada gaun yang harganya bisa aku jangkau untuk membelinya

Aku juga merasa tidak enak karena dari tadi aku diperhatikan terus oleh pegawai yang menyapaku tadi.

***

Aku tak menyangka aku bisa menginjak-kan kakiku di rumah mewah yang ada dihadapanku, muncul banyak pertanyaan di banak-ku. Butuh berapa lama untuk membangun rumah mewah seperti ini? dan berapa banyak uang yang di keluarkan untuk membangun rumah semewah ini? Manurutku rumah ini lebih mewah dari pada gedung Istana Presiden.

Aku mmbayar ojek online yang mengantarku ke rumah ini, dan berhenti di depan pagar hitam yang menjulang tinggi.

“Permisi pak, saya akira. Hari ini saya ditugaskan mengantikan pekerjaan pak Ethan selama pak Ethan dalam perjalanan bisnisnya. Jadi bolahkah saya masuk?” sapaku ramah pada satpam yang menjaga pintu pagar rumah ini.

“tunggu sebentar ya nona,” ucap satpam dan masuk kedalam posnya, aku melihat dari luar pagar, satpam tarsebut sedang menelpon, mungkin sedang memastikan apa yang aku katakan benar atau tidak.

Pak satpam membukakan pintu pagar, saat aku melangkah untuk untuk berjalan lebih lanjut pak satpam langsung memberhentikan langkahku.

“Maaf nona, sebelum masuk ke rumah utama anda harus di pariksa lebih dulu”

Aku melongo mendengar apa yang dikatakan satpam tersebut, aku hanya pegawai biasa dari parusahaan pemilik rumah ini, yang menjabat sebagai sekretaris ketiganya. Kenapa sampai harus memeriksaku?

Aku menyerahkan tasku, dan satpam tersebut langsung menggeledah isi tas bahkan membuka dompetku mangeluarkan semua isinya. Aku merasa seperti orang yang di tuduh mencuri dan satpam tersebut menggeledah tasku mencari barang bukti.

Pak Satpam memberikan kembali tas padaku Setelah menggeledah semua isinya dan memasukan semua barangku ke dalam tas kembali.

Tak sampai disitu tubuhku juga di pariksa oleh alat metal detektor. Huh aku seperti mau bertemu seorang raja saja sampai di periksa segininya

Karena diriku terbukti aman aku di perbolahkan kembali melanjutkan perjalananku manuju rumah mewah itu. Satu hal yang sekarang ada di dalam otak-ku dan membuat aku ingin kembali pulang ke kontrakan. Bayangkan saja jarak dari pagar sampai pintu rumah itu sangat jauh. Mungkin bisa manghabiskan waktu sekitar lima belas menit bagiku yang jalanya lelet untuk sampai ke pintu utama rumah itu. Aku menghela napas berat dan mulai berjalan menuju rumah tuanku.

Syukur tadi aku sarapannya banyak, jadi punya stok energi banyak.

Kalau bukan paksaan dari pak ethan aku sama sekali tidak mau menggantikan tugasnya. Tadi malam saat aku akan tidur tiba-tiba ada talapon dari pak ethan dan manyuruhku untuk menggantikan pekerjaanya sementara, sebagai sekretaris pribadi tuan dean.

Aku tak sungkan-sungkan menunjukan sikap penolakanku. Sungguh aku tak ingin mendapatkan posisi sebagai sekretaris pribadi tuan dean, walaupun tuan Dean sangat tampan seperti dewa yunani tapi siapa yang mau dekat-dekat dengan pria yang sukanya hanya marah-marah? Sampai sekarang pun aku masih penasaran, kok tuan Dean bisa jadi orang sukses dan menjadi orang yang sangat berpengaruh di negara ini padahal sikapnya sangat tidak manusiawi.

Saat pertama kali melihatnya ada terbesit ingin manjadi sekretaris pribadi tuan Dean tapi setelah mengetahui sikap aslinya yang tempramental, dingin, datar, acuh, egois, omongannya sangat kasar, tak kenal belas kasih dan tak mengenal kata ampun. mungkin Itulah yang pantas untuk menggembarkan sosok tuan Dean dan aku langsung memblokir kainginanku untuk menjadi sekretaris pribadinya.

Aku sudah menjadi saksi bisu, bagaimana para karyawan yang dibentak-bentak di dalam ruangannya, karena hasil kerjanya yang tidak memuaskan, apalagi pak Ethan yang lebih sering mendapatkan umpatan kasar tuan Dean. Semoga gendang telinga pak Ethan tidak pecah karena mendapatkan umpatan itu setiap hari.

Setelah di rayu olah pak ethan tadi malam di telapon dengan menaikan gajiku dua kali lipat kerana mengagantikan sementara tugasnya, aku tanpa ragu langsung mangatakan siap. Emang dasar aku, mandengar gajiku akan di naikan dua kali lipat pikiranku langsung buntu dan bersedia menggantikan tugasnya. Dan inlah yang aku rasakan dari keputusan yang aku ambil tadi malam.

Sebelum memencet bel, aku tarik napas dalam-dalam menguatkan diriku.m kalau hari ini akan berjalan dengan lancar, jiayou akira mari bekerja sebaik mungkin.

***

Aku di antarkan kedepan pintu kamar tuan Dean oleh pembantu di rumah ini, di schedule yang di berikan pak Ethan aku harus memastikan kalau jam tujuh tuan Dean harus sudah bangun. Aku mengetuk pintu kamar tuan Dean tapi tidak ada jawaban di dalam sana, aku mencoba lagi tapi tetap saja tidak ada jawaban.

Mungkin ketukanku kurang keras jadi tuan Dean tidak dengar.

Kali ini aku mengetuknya lebih keras beberapa kali. Dan pintu kamar pun tarbuka oleh seorang wanita.

“Pagi nyonya,” sapaku ramah tersenyum formal pada wanita di depanku.

Apakah ini istrinya tuan dean? Tapi yang aku tahu tuan dean belum menikah ataupun memiliki kekasih. Oh atau mungkin tuan dean sudah menikah tapi pernikahannya di rahasiakan.? Seperti di novel-novel yang kubaca. Berarti aku beruntung sekali mengetahui hal ini.

Wanita itu tidak menjawab sapaanku bahkan tidak tersenyum sedikitpun, menatapku sinis dan berjalan begitu saja keluar kamar.

Like, komen, Vote dan hadiahnya juga ya😉

Terpopuler

Comments

Tati Cahya

Tati Cahya

aku ngikik pas baca kalo Akira duitnya banyak dan bisa beli mall berserta isinya tapi cuma hayalan 😂

aku kira beneran punya duit banyak 🤭

2021-11-11

5

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Tiga sekretaris
3 Satpam
4 Dipecat?
5 Beraksi
6 Ponsel
7 Gagal?
8 Tidak
9 Sudah Terjadi
10 Bukan Akhir segalanya.
11 Satu Pukulan Keras
12 Aku Ingin Mencium Bibirmu
13 Awal Mula
14 Awal Mula II
15 Semoga Tidak Menyesal
16 Candaan
17 Sesuai dugaan.
18 Datang Malam-Malam
19 Tidak percaya
20 Mengetuk Pintu
21 Langsung Jadi
22 Kamu Masak Apa?
23 Kepastian
24 Tuan Dean gak perlu khawatir
25 Ck, Kita berdua bukan hanya kamu sendiri
26 Ikut Masuk Dalam Selimut
27 Pusing
28 Menangis
29 Dokter Kandungan
30 Cerita pas SMA
31 Rumah Dean
32 Kolam Renang
33 Contohnya?
34 Saya Pacarnya Akira
35 Eps 35
36 Malu-malu tapi Mau
37 Berubah
38 Tidak Membiarkan
39 Tidak Membiarkan II
40 Membahas Pernikahan 1
41 Membahas Pernikahan 2
42 Membahas Pernikahan 3
43 Kisah Akira dan Nando
44 Penampilan Sopan
45 Berkunjung
46 Berlari
47 Ini Aku Dean
48 Kalah atau Menang?
49 Kontrol Diri yang kuat
50 Pendamping yang Baik?
51 Udahan
52 Kembali bertemu.
53 Akhir.
54 ......
55 Mantan Calon Mertua
56 Tiga Tahun Lalu
57 Tiga Tahun Lalu II
58 Tiga Tahun Lalu III
59 Tiga Tahun Lalu IV
60 Pakain Dean
61 Akira dan Dean
62 Bermain Dengan Bulan
63 Kebenaran Akira 1
64 Kebenaran Akira II
65 Roma 1
66 Roma II
67 Roma III
68 Perasaan Tak Menentu I
69 Perasaan Tak Menentu II
70 Perasaan Tak Menentu III
71 Masih di Roma I
72 Masih Di Roma II
73 Perdebatan Dengan Diri Sendiri I
74 Ungkapan Cinta I
75 Ungkapan Cinta II
76 Ungkapan Cinta III
77 Ungkapan Cinta IV
78 Ketakutan Akira
79 Perpisahan Sementara I
80 Perang Kedua
81 Berpisah 1
82 Akira 1
83 Akira 2
84 Akira 3
85 Akira 4
86 Kabar untuk Dean 1
87 Kabar untuk Dean 2
88 Kabar untuk Dean
89 Dean Marah
90 Calon Suami
91 Bertukar Cerita 1
92 Bertukar Cerita 2
93 Bertukar Cerita 3
94 Bertukar Cerita 4
95 Bertukar Cerita 5
96 Menuju Ending 1
97 Menuju Ending 2
98 Menuju Ending 3
99 Menuju Ending 4
100 End
101 Di Simpang Takdir
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Prolog
2
Tiga sekretaris
3
Satpam
4
Dipecat?
5
Beraksi
6
Ponsel
7
Gagal?
8
Tidak
9
Sudah Terjadi
10
Bukan Akhir segalanya.
11
Satu Pukulan Keras
12
Aku Ingin Mencium Bibirmu
13
Awal Mula
14
Awal Mula II
15
Semoga Tidak Menyesal
16
Candaan
17
Sesuai dugaan.
18
Datang Malam-Malam
19
Tidak percaya
20
Mengetuk Pintu
21
Langsung Jadi
22
Kamu Masak Apa?
23
Kepastian
24
Tuan Dean gak perlu khawatir
25
Ck, Kita berdua bukan hanya kamu sendiri
26
Ikut Masuk Dalam Selimut
27
Pusing
28
Menangis
29
Dokter Kandungan
30
Cerita pas SMA
31
Rumah Dean
32
Kolam Renang
33
Contohnya?
34
Saya Pacarnya Akira
35
Eps 35
36
Malu-malu tapi Mau
37
Berubah
38
Tidak Membiarkan
39
Tidak Membiarkan II
40
Membahas Pernikahan 1
41
Membahas Pernikahan 2
42
Membahas Pernikahan 3
43
Kisah Akira dan Nando
44
Penampilan Sopan
45
Berkunjung
46
Berlari
47
Ini Aku Dean
48
Kalah atau Menang?
49
Kontrol Diri yang kuat
50
Pendamping yang Baik?
51
Udahan
52
Kembali bertemu.
53
Akhir.
54
......
55
Mantan Calon Mertua
56
Tiga Tahun Lalu
57
Tiga Tahun Lalu II
58
Tiga Tahun Lalu III
59
Tiga Tahun Lalu IV
60
Pakain Dean
61
Akira dan Dean
62
Bermain Dengan Bulan
63
Kebenaran Akira 1
64
Kebenaran Akira II
65
Roma 1
66
Roma II
67
Roma III
68
Perasaan Tak Menentu I
69
Perasaan Tak Menentu II
70
Perasaan Tak Menentu III
71
Masih di Roma I
72
Masih Di Roma II
73
Perdebatan Dengan Diri Sendiri I
74
Ungkapan Cinta I
75
Ungkapan Cinta II
76
Ungkapan Cinta III
77
Ungkapan Cinta IV
78
Ketakutan Akira
79
Perpisahan Sementara I
80
Perang Kedua
81
Berpisah 1
82
Akira 1
83
Akira 2
84
Akira 3
85
Akira 4
86
Kabar untuk Dean 1
87
Kabar untuk Dean 2
88
Kabar untuk Dean
89
Dean Marah
90
Calon Suami
91
Bertukar Cerita 1
92
Bertukar Cerita 2
93
Bertukar Cerita 3
94
Bertukar Cerita 4
95
Bertukar Cerita 5
96
Menuju Ending 1
97
Menuju Ending 2
98
Menuju Ending 3
99
Menuju Ending 4
100
End
101
Di Simpang Takdir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!