Tok...tok...
"El kakak masuk ya..." ucap Aby.
"Masuk aja kaaaak" Teriak Ela dari dalam.
"Kamu sudah siap tugas fisika?" tanya Aby pada kembarannya.
"Udah baru aja. Tuh..." tunjuk Ela ke buku yang ada di meja belajarnya.
"Bantuin donk" pinta Aby.
"Gak salah nih. Aby sang juara kelas minta bantuan Ela. Hellllooooo" sindir Ela.
"Hitung-hitungannya udah selesai Elaaaa. Gambarnya yang kakak gak bisa. Bantuin donk, kamu kan pinter ngelukis" Aby memuji.
"Ya udah sinian bukunya biar aku gambar. Tapi jangan salahkan aku ya kalau guru tau ini mirip sama gambar aku" jawab Ela.
"Gak jadi masalah tuh" balas Aby.
Aby menyerahkan buku fisikanya kepada Ela. Besok ada PR fisika momen Inersia tentang gerak rotasi.
Ela mulai serius menggambar di buku Aby.
"El kakak boleh tanya sesuatu sama kamu?" tanya Aby.
"Mau tanya apa kak?" Ela balik bertanya sambil terus melukis.
"El sepertinya Disil ada rasa sama kamu" ucap Aby.
"Disil kakak percaya, dia kan emang pecinta wanita" jawab Ela cuek.
"Tapi dari kecil sampai sekarang dia paling suka gangguin kamu. Beda perlakuannya dengan Ditha dan Sintia" sambung Aby.
"Itu perasaan kakak aja kali... Kami kan lebih sering berantem" balas Ela.
"Ye dari benci bisa berubah jadi cinta lho. Kamu ingat kisah cinta Mama dan Papa. Dulu waktu remaja mereka sering berantem dan Papa dulu benci banget sama Mama. Tapi akhirnya apa coba? Papa yang bucin banget sama Mama" ucap Aby.
"Bedalah kak. Mama ya Mama, aku ya aku. Nasib kami kan gak mungkin sama kak, begitu juga kisah cinta dan hidup kami" jawab Ela.
"Kamu beneran gak ada rasa sama Disil?" tanya Aby.
Ela melirik kearah kakaknya sebentar, setelah itu dia kembali menggambar.
"Kenapa kakak tanya begitu?" Ela balik bertanya.
"Sepertinya Disil emang beneran suka sama kamu. Dari kecil dia suka banget gangguin dan godain kamu" jawab Aby.
"Disil kan emang begitu kak sama cewek, suka gombal" sambut Ela.
"Tapi hanya pada kamu dia seperti itu. Disekolah emang benar banyak cewek yang dekatin dia, tapi cewek-cewek yang sibuk ngejar dia. Dia mah biasa aja" ucap Aby.
Ela menghentikan pekerjaannya sebentar kemudian menatap wajah kakaknya.
"Aku gak suka dia kak dan aku juga gak mau pacaran. Gak kebayang punya suami seperti dia, rumah bisa seperti pasar malam kak ribuuuut teruuus.. Dia bukan tipe aku. Aku itu sukanya yang cool, calm seperti Papa dan kakak. Kaliankan cinta pertama dan kedua aku" balas Ela.
"Lebay kamu..." ucap Aby.
"Serius lho... Disil itu pecinta wanita kak. Aku gak suka laki-laki yang selalu dikelilingi wanita dan suka gombal" Ela kembali melanjutkan pekerjaannya.
"Disil kan emang ramah El pada semua orang, dia juga keren. Itu mungkin yang menyebabkan banyak cewek-cewek mendekati dia" bela Aby.
"Kak, gak ada asap kalau tidak ada api. Cewek-cewek itu gak akan berani dekatin dia kalau dianya gak kasi celah buat mereka. Kakak dan Rafa juga gak kalah ganteng dibanding dia, prestasi kalian juga lebih diatas nya tapi penggemar kalian jauh dibawah Disil Kak. Disil itu emang senang banget gombalin cewek" ucap Ela.
"Hah... Aku cuma gak mau aja persahabatan kita rusak karena masalah hati. Kakak pinta kalau suatu saat dia ungkapin perasaannya pada kamu, kamu jangan jawab sembarangan ya. Jangan juga mainin perasaannya. Kalau kamu gak suka dia jawab yang baik-baik dan tolak dia secara halus agar dia tidak merasa sakit hati. Bagaimana pun Disil itu punya hati yang peka walau tampilannya hancur seperti itu" nasehat Aby.
"Oke kak, aku akan ingat pesan kakak. Emangnya Disil pernah ngomong sesuatu gitu sama Kakak?" tanya Ela sambil terus melanjutkan menggambar.
"Dia sering manggil kakak dengan sebutan kakak ipar, terkadang kakak merasa itu serius, bukan main-main" ucap Aby.
"Alaaaah Kak, omongan Disil aja diambil hati. Dia mah 99 persen bercanda cuma 1 persen doank seriusnya" jawab Ela.
"Gayanya aja yang gesrek El tapi sebenarnya kalau dia menginginkan sesuatu dia pasti serius. Kamu ingat waktu semester dua di kelas satu. Demi untuk masuk kelas unggulan agar bisa satu kelas dengan kita dia bela-belain les privat untuk serius belajar dan dia sanggup berpisah dengan PS nya" sambung Aby.
"Kalau soal itu sih benar tapi soal cewek dia pasti main-main kak, percaya deh sama aku" Ela meyakinkan.
"Yang penting kakak udah ingatkan kamu. Jangan sampai persahabatan kita dari kecil jadi rusak" Aby memberi peringatan.
"Iya kakakku sayaaaaaang. Terimakasih atas peringatannya ya... aku akan selalu ingat kata-kata kakak. Oke?" ucap Ela
Aby menarik nafas panjang. Jarang banget dia bisa ngobrol serius dengan adik kembarannya ini. Biasanya lebih banyak berdebat dan berantem.
"Nih kak udah siap" Ela menyerahkan buku Aby.
"Thank's sis, you'r the best" puji Aby.
"you're welcome" balas Ela.
******
Esok hari di kelas saat istirahat pertama.
"My honey...." panggil Disil.
"Apaan sih Di? honey.. honey... bisa gak panggil dengan kata yang lain?" tolak Ela.
"Sayaaaang..." panggil Disil.
"iiih geli aku ueeeek.." ejek Ela.
"Elaaa" panggil Disil
"Hemmmm" jawab Ela.
"Tolongin aku donk" pinta Disil.
"Bantu apaan?" tanya Ela.
"Tolong gambarin tugas fisika donk. Kamu kan jagoanku dalam menggambar" puji Disil.
"Ada maunya baru muji-muji" ucap Ela.
"Ih setiap hari aku sering lho puji kamu, kamu aja yang gak ngerasa" sambung Disil.
"Kamu emang suka puji semua wanita Dis, tapi sama aku gak mempan. Udah mana buku kamu biar aku gambarin" pinta Ela.
"Makasih honey" balas Disil.
Ela malas berdebat dengan Disil. Dia udah capek berantem dengan Disil. Mending cuek aja deh.
Terserah elu deh Dis. Batin Ela.
Disil duduk di bangku sebelah Ela sambil perhatiin wajah Ela yang sedang serius menggambar.
"Kamu sadar El, kalau lagi serius menggambar seperti ini. Kamu itu cantik banget" puji Disil.
"Dis please deeeeh jangan gombal lagi. Atau aku tolak nih permintaan kamu menggambar tugas fisika ini" tolak Ela.
"Oke...oke.. aku akan diam aja deh, gak akan gangguin kamu lagi. Mending aku pandangin wajah kamu" goda Disil.
"Hus.. jaga pandangan bukan muhrim" elak Ela.
"Nanti kan akan di muhrimin" balas Disil.
"Ih amit-amit" balas Ela.
"Canda El, serius banget" ucap Disil.
Disil tidak mau memaksakan perasaannya. Dia takut ditolak, dan akhirnya mereka pasti akan merasa canggung. Mending tunggu waktu yang tepat saja untuk mengungkapkan perasaan dia dengan serius.
Saat dia merasa sudah pantas berhadapan dengan Ela dan mengatakan isi hatinya.
Tunggu aku ya El... Bisik hati Disil
.
.
BERSAMBUNG
Hai readers... mana suaranyaaaaa...
Aku tunggu like, vote dan kembangnya ya 😍😍😍
Biar aku semangat upnya.
Terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 328 Episodes
Comments
Ana
cinta terpendam disil untuk Ella
2022-09-10
1
Roni Zahra Setiawan
seru lanjut thor
2022-04-08
1
KomaLia
disiil ela bukan jodoh mu
2022-01-06
1