Siang hari disekolah saat menunggu bel masuk usai istirahat ke dua. Ela, Ditha dan Sintia sedang asik ngobrol dikelas mereka.
"El gambarin rancangan baju kita yang baru donk. Sudah lama kita gak luncurin produk baru" ucap Ditha.
"Konsepnya apa?" tanya Ela.
"Mm... santai ajalah... Yang penting untuk remaja muslimah kayak kita-kita gini" usul Sintia.
"Sebentar aku fikirkan dulu" Ela kelihatan sedang berkhayal.
Ela mengeluarkan buku gambar dan pinsil dari tasnya. Kemudian dia mulai menggambar.
"Gini gimana?" tanya Ela sambil menunjukkan hasil rancangannya.
"Waow... keren banget El. Kamu emang pinter banget menggambar" puji Ditha.
"Bagus El, kita kirim ke bagian produksi ya" usul Sintia.
"Boleh" jawab Ela.
"Apa nih, rancangan terbaru kalian?" tanya Rafa yang baru datang bersama Disil dan Aby.
"Yup, keren kan?" tanya Sintia.
"Siapa yg buat, Ela?" tanya Disil.
"Iya doank, sang pelukis" puji Ditha.
"Hatiku emang gak pernah salah memilih.. Aku padamu" ucap Disil sambil memberikan kecupan jauh.
"iiiih geli gua" tolak Ela.
Disambut tawa oleh Ditha dan Sintia.
"Kalai kita buat rancangan pakaian untuk pentas seni bulan depan gimana El. Masih keburu gak?" tanya Aby.
"Eh tumben lu punya ide seperti itu?" tanya Rafa tak menyangka Aby yang pendiam tiba-tiba mengeluarkan ide seperti itu.
"Akan ku coba ya Kak. Konsepnya apa?" tanya Ela pada kembarannya.
"Santai dan masa kini, yang pasti cocok dan nyaman untuk kita pakai dimalam Pensi" balas Aby.
"Aku suka itu.. Apapun yang dibuat dari hasil tangan Ela aku pasti suka... Ya gak My Darling" Goda Disil.
"Darling... darling.. Dadar guling maksud lho" ejek Ela.
"My honey bunny bitty... susah amat dirayu" goda Disil.
"Basi rayuan lo. Eneg gue" tolak Ela.
Rafa, Ditha dan Sintia tersenyum melihat perkelahian dua sahabat mereka yang selalu ribut ini. Tiada hari tanpa perang mulut.
Itu adalah santapan rohani bagi mereka setiap hari tanpa terkecuali.
"Geli aku dengar rayuan kamu Dis. Udah ah" Aby mencoba menghentikan perang mulut Disin dan Ela.
"Namanya usaha By, biar jadi adik ipar kamu" ucap Disil.
"Pusing banget punya adik ipar seperti kamu. Tiap hari rumah pasti ribut" ejek Aby.
"Betul Kak, aku juga gak mau ama dia. Kyak gak ada cewek lain aja" tolak Ela.
Bel pelajaran terakhir dimulai. Para siswa bersiap untuk melaksanakn proses belajar mengajar mata pelajaran terakhir sebelum pulang.
"Nanti latihan lagi ya" Bisik Rafa pada anggota Gengnya.
Disambut dengan kode tangan oleh yang lainnya karena guru mereka sudah datang.
Sepulang sekolah mereka pulang menuju rumah Aby dan Ela dengan numpang mobil keluarga Aditya.
"Mau latihan lagi?" tanya Alexa.
"Iya Tante" jawab mereka serentak.
"Makan dulu ya sebelum latihan" Alexa menyuruh anak-anaknya dan para sahabatnya makan siang terlebih dahulu.
Seperti biasa mereka latihan setelah makan siang yang sudah disediakan Alexa.
"Hari ini kita mulai lagi latihan gabungan ya... Biar suara musiknya selaras" ucap Aby.
"Oke" jawab yang lain.
"Kamu udah hapal liriknya Sin?" tanya Rafa.
"Udah Raf" jawab Sintia.
"Kita mulai ya... Tu wa ga..." ucap Aby.
Musik mulai terdengar, mera sudah serius memainkan alat musik yang mereka pegang masing-masing, tiba-tiba...
"Stop.. stop.. stop... Aku main apa?" Disil mulai berkomentar.
"Eh iya aku lupa Dis, sebentar ya" balas Ela.
Ela kemudian berlari ke kamarnya dan mengambil tasnya dan membawanya keruang latihan. Ela mengekuarkan sesuatu dari dalamnya.
"Apa ini El, kreceknya kog gde banget?" tanya Disil.
"Aku pinjam dari anak musholla" jawab Ela.
"Adaaaa aja ide kamu ya El?" ucap Disil takjub.
"Ya iya donk... Elaaaa" jawab Ela bangga.
"Tapi kog aku berasa seperti mau main nasyid" ucap Disil sambil menggoyang-goyangkan kreceknya.
"Syalalala.. la.. laaaa" nyanyinya sambil bergaya dan berputar.
Ditha, Sintia dan Rafa senyum-senyum.
"Aku lebih ngerasa kalau elo malag mau ngamen" celetuk Aby.
"Owyaaaah... goceng baaaaang" Disil mempraktekkan gaya benco** sambil pegang krecek.
Sontak semua sahabatnya tertawa.
"Sinting lo" umpat Aby.
"Eh gua jadi punya ide By saat Pensi nanti" sambut Disil.
"Apaaan, jangan gila lo ya atau buat malu kami semua?" tanya Aby curiga.
"Santai... Kalian tenang saja, entar kalian juga akan tau" balas Disil.
"Sesukamulah Dis" ucap Aby
"Oke.. bisa kita mulai lagi?" tanya Rafa.
"Tu.. wa.. ga.." Aby memberi aba-aba.
Mereka mulai memainkan musik dengan serius tiba-tiba Disil mulai memainkan kreceknya. Karena dengan penuh penghayatan tanpa sadar Disil menggocek kreceknya sambil menggoyang-goyangkan pantatnya.
Perlahan-lahan irama musik mulai tidak teratur karena pemain lain terganggu dengan tingkah Disil.
"Disil yang serius donk" teriak Ela kesal.
" Aku udah serius banget ini honey...." jawab Disil bingung. Dia merasa permaianannya sudah maksimal.
"Tapi gak gitu juga goyangnya, ini bukan lagu dangdut Disiiiiil" teriak Ela.
"Buahahaahahaha... aku gak tahan Dis lihat goyangan kamu" ucap Sintia sambil tertawa.
"Diam salah, ikut main salah. Malangnya nasibku..." komentar Disil bingung.
"Mending kamu diri dibelakang aja Dis, ngerusak konsentrasi saja" ucap Ela.
"Yaaah gak seru donk" tolak Disil.
"Dari pada kamu merusak, sakit mataku lihat kamu" ejek Ela.
"Oke deeh demi kamu pujaan hatiku" balas Disil sambil mengedipkan sebelah matanya.
"ueeeeek.." Ejek Ela sambil bergaya seperti mau muntah.
Disil melangkah mundur dekat Aby memainkan drum.
"Lebih kebelakang lagi Dis, Aku masih bisa ngelihat" ucap Aby.
"Ya ampuuuun didepan salah, dibelakang salah... gak sekalian aja kalian suruh aku main kreceknya diluar" jawab Disil kesal.
"Ya udah kamu disitu aja mainnya tapi goyangnya di kondisikan bro. Aku gak kuat lihat pantat kamu" ejek Aby.
"Naksir Maaas" sambutnya kembali dengan gaya benco**.
"Jijay gua" umpat Aby.
"Aku kan berusaha menjiwai tugasku biar penampilan band kita semakin bagus. Tolong hargai usahaku" gaya Disil pura-pura sedih.
"Aaah lebay..." potong Ela.
"Ayo serius.. serius semua" desak Rafa.
"Oke... kita mulai ya. Tu.. wa.. ga.." ucsp Aby.
Mereka mulai memainkan musik dengan serius.
Walau belum dikatakan baik tapi sudah mulai menyatu antata irama keyboard, drum, gitar, basis dan terakhir krecek yang dimainkan Disil.
Sintia mulai menyanyikan setiap bait lirik lagunya. Walau dilakukan berulang-ulang tapi mereka tetap semangat.
"Anak-anak minum dulu" Alexa masuk keruang latihan musik sambil membawa minuman untuk anak-anak dan teman-teman mereka.
"Waaah Tante emang TOP banget" puji Disil.
"Apa itu Dis yang kamu pegang?" tanya Alexa heran.
"Krecek Tante" jawab Disil.
"Iya Tante tau, tapi untuk apa? Sepertinya kurang mendukung" balas Alexa.
"Habisnya cuma itu keahliannya Ma, selain gombalin cewek" ejek Ela.
"Ela yang kasi ide nih Tante. Tapi lumayanlah, setelah aku memainkannya aku merasa asik juga" jawab Disil polos.
"Gak apa-apa Ma, tambah seru kog kalau pakai Krecek. Disil pinter mainkannya" puji Aby agar Disil lebih bersemangat.
Disil senyum-senyum bangga.
"Tapi booong..." sambung Ela sambil tertawa lebar.
Sontak yang lain ikutan tertawa melihat tingkah dua remaja itu saling berkejar-kejaran.
.
.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 328 Episodes
Comments
KomaLia
sumpah ngakak engga sia sia baca nya
2022-01-06
3
SitiNur20969975
😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂
2021-12-07
1
Ida Sriwidodo
Disil dupilkatnya Dimas abiiss.. Ela duplikatnya uan Alex versi remaja 🤣🤣🤣🤣🤣
2021-09-24
1