💔Pukul 04:00
Dalam keadaan lampu meremang Syafiq seperti biasa bangun dan seketika mengecup wanita di sisinya.
"Juriyy," panggil Syafiq.
"Hemm ...."
"Bangun Sayang kita sholat malam," ujar Syafiq sambil menyapu lembut rambut sang istri.
Shofi yang baru pertama kali dibangunkan sang suami untuk sholat malam merasa bahagia. Ia pun mengangguk menanggapi ujaran Syafiq.
Melihat anggukan sang istri dalam kegelapan. Syafiq seketika mengangkat tubuh ramping sang istri dan membawanya ke kamar mandi.
Hingga di kamar mandi dengan pancaran lampu yang menerang Syafiq seketika kaget menatap wanita dalam dekapannya.
"Astagfirulloh ... maaf Shofii," ujar Syafiq seketika menurunkan tubuh Shofii. Rupanya sejak tadi Syafiq tak menyadari siapa wanita yang bersamanya, difikirnya ia sedang bersama Fura, istri tercintanya yang tak mampu berjalan.
"Ada apa Mas?" ujar Shofii kaget Syafiq menurunkannya tiba-tiba.
"Oh, maaf. Kamu mandilah lebih dulu, baru setelahnya aku akan mandi," ucap Syafiq berusaha memalingkan wajahnya dari tubuh Shofii yang berbalut dress mini dihadapannya.
"Baiklah, Mas," ucap Shofii.
"Mas Syafiq aneh, kukira ia tadi hendak mengajakku membersihkan diri bersama seperti Rasululloh bersama istrinya, tapi sepertinya mas Syafiq masih malu," batin Shofii seraya menutup pintu kamar mandi dihadapannya.
Usai mandi keduanya menjalankan sholat malam dilanjutkan Syafiq pergi ke masjid tatkala azan subuh telah berkumandang. Sedang Shofii sholat subuh di rumah.
Syafiq pulang tatkala Shofii masih menjalankan aktifitasnya membaca kalam ilahi. Iapun merebahkan tubuhnya di sofa seraya menatap Shofii di kejauhan.
Menatap Shofii ia membayangkan Fura yang memiliki aktifitas yang sama usai sholat subuh. "Juriyy-ku pasti sedang membaca kalamNYA pula di rumah," batin Syafiq.
Ia menatap lekat Shofii yang masih fokus dengan aktifitasnya. Wanita di hadapanku cukup cantik tapi ia bukan Fura. Dan hatiku hanya milik Fura, Juriyy-ku. Tapi ia pun kini tanggung jawabku, membahagiakannya juga kewajibanku. Bahkan ia semalam telah melayaniku, orang yang terbilang baru dalam hidupnya.
Sambil mendengarkan alunan ayat alQur'an yang dibacakan Shofii, mata Syafiq kembali berat dan terlelaplah ia kini kembali.
🐣PUKUL 07:00
Shofii masih sibuk dengan akfivitasnya membuatkan sarapan untuk syafiq, hingga
tiba-tiba seorang pria tegap turun keluar dari kamar dan menghampirinya.
"Kamu sudah bangun, Mass?" tanya Shofii tatkala posisi Syafiq telah dekat dengannya.
"Kenapa merepotkan diri? Kamu tidak harus memasak untukku?" ucap Syafiq.
"Tentu tidak boleh begitu Mas, aku sekarang istrimu, memberi nutrisi pada perutmu adalah kewajibanku," ujar Shofii dengan tangan memegang sudet dan mengaduk nasi goreng di wajan.
"Tapi kamu juga harus ke Rumah Sakit. Sibuk di dapur akan membuatmu letih," ucap Syafiq.
"Saat aku memutuskan menerima Mas, aku sudah ikhlas dengan yang akan kujalani setelahnya untukmu, Mas," lirih Shofii seraya menyunggingkan senyum manisnya. Ia pun mulai menata piring dan menyajikan nasi goreng ati ampela yang dibuatnya.
"Terima kasih," datar Syafiq.
"Shofii memang berbeda dengan Juriyy-ku. Juriyy-ku bukan orang yang pandai memasak, ia akan menyerahkan pekerjaan dapur pada Bik Santi, tapi walaupun demikian Juriyy-ku adalah wanita terbaik pemilik hatiku, batin Syafiq.
"Mass ... kenapa Mas melamun? Duduk dan cobalah masakanku," ucap Shofii lembut.
Syafiq pun duduk dan mulai menyantap nasi goreng buatan Shofii dan memang nasi goreng Shofii sangat enak.
"Apa kamu suka, Mas?" ucap Shofii kembali.
"Terima kasih, ini sangat enak," ujar Syafiq yang dalam hatinya merasa bersalah pada Fura karena telah memuji wanita lain.
"Mas, kau terlihat sudah rapi. Tidakkah kamu cuti hari ini?" Ucap Shofii yang tampak heran baru saja mereka menikah tapi Syafiq lekas bekerja kembali.
"Iya, maaf ... banyak pekerjaan di kantor," lirih Syafiq. Memang di tempatnya bekerja tidak ada yang mengetahui Syafiq menikah lagi, libur 1 hari kemarin Syafiq menggunakan alasan anaknya sakit jadi hari ini ia sudah harus melanjutkan aktivitasnya lagi.
"Baiklah, tidak apa-apa, Mas. Aku juga ke Rumah sakit kok hari ini. Ada pasien yang membuat janji mencabut gigi anaknya," ucap Shofii tenang walaupun ada kekecewaan sebetulnya, sebagai pengantin baru ia juga ingin menghabiskan waktu dengan suaminya. Tapi ia dengan sifat yang dewasa memaklumi Syafiq.
"Terima kasih sudah memahamiku. Oh ya, aku juga berangkat pagi hari ini," ujar Syafiq yang sebetulnya ingin mampir ke tempat Fura, ia sangat rindu dan hawatir dengan wanita dan kedua belah hatinya.
"Mass, hentikan bicara terima kasih dan maaf, kamu terlihat orang asing untukku," ucap Shofii.
"Maaf, aku masih belum percaya kita sudah menikah," lirih Syafiq.
"Sudah kukatakan hentikan meminta maaf, barusan kamu mengatakakannya lagi, tapi aku paham mungkin kamu belum terbiasa akan kehadiranku.
Syafiq pun mengangguk, kini nasi goreng buatan Shofii telah habis.
"Sarapanku telah habis, aku berangkat Shof," ucap Syafiq dan segera hendak berlalu.
"Tunggu, Mas!"
Shofii berlari mendekati Syafiq.
"Lihat dasimu miring, Mass." Shofii dengan lembut merapihkan dasi suaminya, wajah Shofii yang begitu dekat dengan Syafiq membuat ia tak bisa mengalihkan pandangannya, mau tidak mau Syafiq pun memandang Shofii.
Shofii telah selesai dari aktifitasnya, tapi ia tak ingin membuang tangannya dari tubuh sang suami dengan cepat.
"Mass, aku suka kamu menatapku seperti barusan dan seperti semalam," lirih Shofii. Perlahan ia mendekatkan tubuhnya ke tubuh sang suami, Shofii mendekap erat Syafiq. Syafiq yang merasa aktifitasnya seakan menghianati cintanya pada Fura segera melepas dekapan Shofii.
"Ada apa, Mas? kita sudah halal, kamu boleh memelukku bahkan melakukan lebih seperti semalam. Shofii menatap dalam mata Syafiq, ia berjinjit menyamakan tinggi suaminya, perlahan ia mendekati wajah Syafiq dan mencium suaminya.
"Shofii, aku sudah kesiangan, maaf." Syafiq segera menghentikan aktifitas shofii, tanpa membiarkan Shofii mengecup tangannya. Syafiq segera berlalu meninggalkan Shofii dengan keterpakuannya.
"Ahh, Mas Syafiq kamu pasti malu dan aku. Ahh, apa yang kulakukan barusan. Apakah aku terlalu agresif. Tapi kami sudah halal, bukan?" batin Shofii.
"Abiiii," 2 orang anak seketika menghampiri Syafiq yang baru keluar dari APVnya.
Gadis kecil dengan seragam TK dan berhijab biru bernama Hana Shabiira Maliki, biasa dipanggil Hana, 5 tahun kini usianya. Dan sang pria kecil yang berusia 3 tahun tampak tampan dengan taburan bedak yang terlalu banyak, ia menggunakan pakaian casual dengan wajah yang tak membuang sedikitpun wajah sang ayah, pria kecil itu bernama Omar lengkapnya Omar Hafiz Maliki.
Kedua bocah tampak dengan wajah kegirangan berebut memeluk sang ayah yang tak dilihatnya 2 hari ini. Ya, karena kesibukkan Syafiq mempersiapkan pernikahannya ia tak bisa ke rumah Fura.
Pandangan Syafiq seketika mencari wanita tercintanya, dan akhirnya Syafiq menemukan wajah teduh sang istri di muka pintu. Sang istri tampak tersenyum menangkap wajah sang pujaan hati yang sesungguhnya sangat dirindukannya pula.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
💔Happy reading❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Dewa Rana
kok pov-nya ganti2 Thor, sekali pov Shafiq sekali pov author
2024-09-06
0
EndRu
kasihan
2023-03-27
0
maura shi
oooh sofi km korbannya dan g tau km d bodohi,keluarga syafiq egois
2022-03-17
0