💔Shofii
Shofiyya Mardhia adalah namaku, aku bekerja sebagai Dokter Gigi di sebuah Rumah Sakit ternama di Bandung. Usiaku menginjak 30 tahun, usia yang cukup matang untuk membina rumah tangga kembali setelah kegagalanku di masa lalu.
Setelah perpisahanku dengan Raihan dikarenakan pengajuan beasiswanya ke Amerika diterima, aku memang tak pernah menjalani hubungan dengan lawan jenis kembali. Raihan adalah salah satu siswa cerdas yang memilih melanjutkan S2 Fakultas Kedokteran di Amerika, sesuai cita-citanya sejak lama.
Walau tak ada masalah, entah mengapa hari itu Raihan memutuskan untuk mengakhiri ikatan pernikahannya denganku dengan alasan akan fokus pada pendidikan yang ia jalani. Sakit kurasa, hubungan yang telah kami jalani selama 2 tahun ternyata harus berakhir. Aku telah berjanji untuk setia menunggunya, namun entah mengapa Raihan tak bergeming dan keukeh berpisah denganku. Dan aku sungguh sangat terpukul dengan keputusan Raihan.
Rasa terpukul dan kecewa nyatanya membuat hubungan dengan Robbku semakin membaik. Disaat libur praktek, kugunakan waktuku untuk mendatangi kajian, entah kajian Fiqih, Ceramah bertema keislaman, maupun ilmu tahsin (kaidah belajar al-Qur'an dengan benar), semua tak pilih-pilih kerap kudatangi.
Setelah aku aktif mengikuti kajian, jilbab yang dulu hanya kugantung menutup kepalaku kini mulai kuulurkan menutup dadaku, walau belum syar'i sempurna tapi inilah prosesku. Dan aku kini juga rutin menggunakan kaos kaki untuk aktivitas di luar rumah yang agak jauh. Riasan wajah yang dulu tampak berwarna merona, kini hanya berupa sapuan tipis agar terlihat tidak pucat saja. Dan aku nyaman dan mulai terbiasa dengan perubahanku.
Hingga disuatu petang, seorang wanita teman taklimku bercerita bahwa ia akan segera menikah dengan pemuda yang dikenalnya dari progam silaturahmi bernama SAMAWA. Akupun perlahan mulai mencari tau program tersebut.
Dua tahun sudah kulalui hidup dengan kesendirianku. Aku merasa mulai membutuhkan seorang imam untuk memandu dan membimbing langkahku. Hingga akhirnya dengan kemantapan hati, aku mendaftarkan biodataku pada program pencarian jodoh tersebut.
Di tempat kajian yang kuikuti setiap ahad siang di Masjid al- Amanah. Kajian yang dipimpin oleh Ustad yang cukup terkenal di kotaku, Al Ustad Anshori Al-Hafiz, memang memiliki program untuk membantu menta'arufi pria dan wanita yang sudah siap untuk menikah namun terkendala jodoh tak kunjung tiba. Dan SAMAWA-lah nama program itu.
Kutulis biodata dan fotoku diantara puluhan wanita yang juga siap menikah hari itu. Dan sebulan kemudian, seorang wanita yang juga penyelenggara program SAMAWA menghubungiku. Ada seorang pria yang tertarik dengan biodataku. Akupun datang siang itu ...
Dengan didampingi muhrim kami, aku bertemu dengan mas Syafiq Azwar Maliki 2 bulan lalu. Pria tinggi berkulit bersih dengan tubuh proposional masuk ke ruangan saat itu. Tatapannya teduh, ia tak banyak bicara, dan tak banyak menatapku. Hanya sesekali itupun sudah membuat degup jantungku tak beraturan.
Arsitek muda itu kini mengemukakan visi dan misinya menikah. Kulontarkan beberapa tanya dan ia sangat lugas menjawab setiap tanyaku. Ia tak ada niat main-main, jika aku cocok ia akan berkunjung ke rumah untuk bertemu dengan keluargaku. Walau nyatanya aku seorang yatim dan sudah tak memiliki siapapun.
Tepat 12 tahun lalu setelah kelulusan SMAku musibah itu terjadi, pesawat yang ditumpangi kedua orang tuaku mengalami kecelakaan. Hancur hidupku ... hingga tangan adik ibuku merangkulku. Tante Herma seorang janda yang hidup sendiri tanpa anak, dan ia menjadi ibu sambungku setelah hari itu. Tapi lagi-lagi takdir tak memihakku, 1 tahun lalu tante Herma mengalami serangan jantung dan harus meninggalkanku pula.
Lanjut dengan kisah taarufku, setelah kuminta waktu 2 hari untuk memantapkan diri. Akhirnya aku menghubungi rekan wanita yang mempertemukan kami di program SAMAWA tersebut dan melontarkan kesiapanku akan keseriusannya.
Walau mas Syafiq adalah orang baru untukku, bahkan usianya 2 tahun di bawahku, entah mengapa aku sangat mantap menjadikan Mas Syafiq imamku. Bahkan semua seakan dipermudah hingga akhirnya terjadilah hari ini.
Pernikahan siri kami jalani siang tadi, aku menerimanya. Semua bukan tanpa alasan, namun kontrak pekerjaanku dengan sebuah Rumah Sakit terbesar di Bandung mengharuskanku tak menikah selama 2 tahun pertama disana. Dan aku baru memulai pekerjaanku 6 bulan lalu, yang artinya masih ada 18 bulan kedepan yang harus kulalui dalam pernikahan rahasiaku.
Kutatap kini pria bermata lentik yang tidur di sisiku saat ini, ia tampak pulas tertidur setelah kutemukan ia menyendiri di ruang keluarga. Ya, mas Syafiq telah menjadi suamiku setelah ijab qobul siang tadi diucapkan dengan mantap di hadapan penghulu.
Seperti pembicaraan kami sesaat sebelum menikah, kami akan saling mengenal dahulu setelah ijab terucap, pacaran setelah halal begitu ujarannya secara tidak langsung. Tapi rencana hanya sebuah kata, nyatanya malam ini kami langsung saling melayani.
Mungkin karena kami memang 2 orang dewasa yang sama-sama memahami hak dan kewajiban sebagai pasangan. Terlebih aku yang merasa telah menjadi istri, aku merasa harus melayani mas Syafiq, walau nyatanya aku belum mengenal keseluruhan tentangnya. Tapi kesantunan dan ketaatannya entah mengapa cukup untukku menyerahkan diriku sepenuhnya untuk mas Syafiq sesaat tadi.
Dan kini, aku telah puas menatap wajah tampan suamiku. Akupun ikut memejamkan mata dan terlelap akhirnya seraya kupeluk tubuhnya.
*Juriyy ... Juriyy ... Juriyy* ....
Kubangun setelah beberapa saat kudengar mas Syafiq mengigau lirih.
Akupun tampak bingung ...
*Siapa nama yang disebut suamiku*?
*Siapa Juriyy? Mengapa mas Syafiq terus menyebut nama itu*??
Hingga beberapa saat, mas Syafiq kembali tertidur, tapi aku telah merekam nama itu.
*Haruskah kutanyakan perihal Juriyy pada mas Syafiq*??
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
💔Happy reading❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Endang Supriati
S2 KEDOKTERAN ITU APA!!!
2024-10-04
0
Dewa Rana
berarti Shafiq ngaku bujang ya, atau shofie gak nanya sama sekali status Shafiq
2024-09-06
0
Dewa Rana
kalimatnya aneh Thor, kalau bingung ya bingung aja, kok pakai "tampak"
2024-09-06
0