Lantunan ayat suci jelas terdengar di telingaku, untaian ayat yang belakangan menjadi penghantar ketidaksadaranku membuat diriku nyaman dan tenang selalu.
Dan genggaman tangan ini ... aku terus merasakannya walau sulit sekali kugapai. Ingin kubalas genggaman yang tak pernah terlepas dariku, namun sulit seakan otakku tak mengarahkan titahnya pada indraku.
Ya, disebabkan hantaman keras ... otakku kurang merespon dengan baik kini. Hingga beberapa hari kemudian, sebuah tangan mungil juga bisikkan polos gadis kecil di sisiku mampu mengetuk otakku. Membawa tanganku bergetar akhirnya ... Hingga beberapa saat organ lain pun ikut merespon segalanya. Mataku pun terbuka akhirnya.
Kulihat Jawza di sisiku menggendong malaikat 3 tahun dalam dekapnya. Jawza-ku terlihat menangis, lantunan syukur dipanjatkannya. Berkali kecupan di daratkan pula di wajahku. Jawza-ku adalah hidupku ...
"Biii."
"Jangan bicara dulu Juriyy, dengar! Kau akan baik-baik saja. Kau tidak apa-apa, kau akan segera pulang. Paham?" Jawza-ku sedang menyemangatiku.
Akupun mengangguk.
Kuberusaha menggerakkan tubuhku, tapi Jawza-ku melarang aku banyak bergerak. Kudengar lirih beberapa saat kemudian 2 perawat berkata, serangkaian operasi baru kujalani jadi mereka harus menjaga agar aku tak banyak bergerak.
Dan hari-hariku masih kuhabiskan bersama Jawza di rumah sakit setelahnya. Hingga di suatu sore, aku merasakan ada hal aneh di tubuhku. Tubuh bagian bawahku seakan mati rasa, berkali-kali kucoba menggerakkan kakiku tapi tetap tak bisa.
Dan hari itu aku menangis. Aku seakan kehilangan semangat hidupku. Apa yang terjadi padaku?
Semakin aku bersedih, Jawza-ku semakin banyak membisikkan kata-kata penyemangat untukku. Lantunan do'a dan ayat juga tak lupa selalu diperdengarkan olehnya.
Hingga 1 bulan kemudian, luka operasi patah tulang di beberapa rusuk dan tulang belakangku telah membaik. Aku sudah mampu duduk tapi tidak di bagian bawahku.
Setelah kudesak Jawza-ku akhirnya jujur, akibat cedera dari kecelakaan yang menimpaku, terdapat gangguan fungsi saraf yang menyebabkann kerusakan dari otak atau sumsum tulang belakang yang tidak dapat mengirimkan sinyal ke tubuh bagian bawah, yang akhirnya mengakibatkan kelumpuhan di bagian perut ke bawah.
Semakin hancur kurasa saat itu ... namun semangat yang kulihat dari Jawza dan kedua buah hati kami menggetarkanku. Berkali-kali Jawza-ku mengingatkan untuk bersyukur pada kehidupan kedua yang telah Alloh beri untukku. Ia selalu berkata, bukan tentang fisik yang tak lagi sama, tapi kehadiran yang masih selalu ada adalah berkah terbesar untuknya.
Jawza-ku adalah segalanya untukku. Ia membangkitkan semangatku, ia memberi kepercayaan diri untukku. Ia melakukan banyak hal yang tak bisa kulakukan.
Setiap akhir pekan Jawza-ku selalu sabar menemaniku ke Rumah Sakit untuk menjalani serangkaian terapi, walau nyatanya serangkaian terapi itu tak jua memberikan perubahan akan kondisiku.
Hari terus berlalu ... Jawza-ku dengan cintanya tak pernah berubah. Ia sangat sabar mendampingiku, sebelum ke kantor ia membantuku membersihkan diri, membantuku berpakaian, mengajakku dan anak-anak berkeliling komplek. Dan di akhir pekan ia akan mengajakku ke Mall, memelukku, menciumku pun tak pernah luput ia lakukan.
Semua yang dulu kami lakukan tetap kami lakukan. Tak berubah walau nyatanya aku berada di kursi roda kini. Ia yang tak pernah malu akan kondisiku membuatku semakin percaya diri menghadapi kehidupan. Ia membuatku seakan sempurna walau nyatanya tidak.
Jawza-ku ...
Dan kini 2 tahun 3 bulan segalanya berlalu. Tepat di Aniversary kami yang ke-6. Dengan begitu banyak rekan yang datang berpasangan, mereka tertawa lepas, bahagia tanpa beban. Tiba-tiba aku mencari pancaran itu dari Jawza-ku, dan aku seakan tidak mendapatinya.
Tawa Jawza-ku tak selepas rekannya yang lain. Ia memang tersenyum bahagia tapi ia seakaan membawa banyak beban kurasa di wajahnya. Ia tak mendapati apa yang pasangan lain peroleh. Kehangatan istrinya ...
Ya, memang setelah kejadian buruk itu aku memang sudah tak mampu melayani Jawza-ku. Padahal ia adalah pria normal, dulu kami sering melakukannya, tapi tidak 2 tahun 3 bulan ini. Walau ia tak pernah mempermasalahkan semuanya, namun entah mengapa, malam ini aku tiba-tiba terfikirkan hal itu. Ya, aku tiba-tiba menyadari ketidaksempurnaanku.
Teringatku akan kisah mentari yang mencintai dengan cara tak biasa. Panas yang ditimbulkan adalah bukti cinta yang akan sulit dipahami sebagian insan. Karena cinta itu sesungguhnya bukan berbicara apa yang dirasakan sesaat, tapi tujuan dan manfaat lebih besar yang dihasilkan setelahnya.
Setelah kuberfikir keras, akhirnya kuputuskan. Aku akan bertransformasi dari insan yang dulu sering mengeluh merasakan cinta sang mentari, akan berubah kini menjadi bayangan mentari itu sendiri. Aku merubah pola fikirku. Aku akan mencintai *Jawza* seperti cara Mentari mencintai seluruh makhluk di bumi.
Aku akan mencintai *Jawza*-ku dengan caraku yang tak biasa. Dan telah kuputuskan cara yang kuambil adalah dengan memintanya membagi hatinya, memberi manfaat lebih untuk tujuan panjang kedepan, untuk kebahagiaan *Jawza*-ku. Memberinya kesempurnaan hubungan yang tak ia peroleh dariku.
●Note :
*Jawza \= Bintang/pasangan hidup (bahasa arab*)
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
💔Bantu komen dan likenya ya😊
💔Maaf jika ada kesalahan penulisan, semua isi pribadi Thor sendiri🙏
💔Happy reading❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
نور✨
kecelakaan segitu parahnya masih hidup.... ngeri banget bayangin nya apalagi lihat nya 😱
2022-08-03
0
ani nurhaeni
thoorr andaiii tiap part nya di kasiih juduul pastii lebiih asyiik
2021-11-18
0
Munce Munce
g bsa bayangkan..😭
2021-11-01
0