KTP oh KTP

Pagi itu setelah sarapan, Kezia mendekati Papanya yang masih duduk di ruang makan sambil meminum susu hangat buatan istri tercintanya.

"Pa, hari ini aku boleh tidak main-main di perusahaan Papa, mau lihat aja gimana cara kerja karyawan Papa!" Rajuk Kezia sambil menggelendot di lengan Ricky.

"Ngapain kamu tumben-tumbenan mau ikut Papa? Biasanya kau sudah ngacir ke kampus jam segini?!" tanya Ricky bingung.

"Ih Papa, kan aku mau belajar masuk dunia kerja Pa, sebentar lagi aku lulus kuliah lho! Papa tidak mau kan anaknya pintar belajar tapi bodoh dalam hal kerja!" sahut Kezia.

"Biarkan saja Pa, sekali-kali biar Kezia merasakan kerasnya dunia kerja, kau jangan terus memanjakannya dengan banyak fasilitas!" ujar Lika, istrinya sambil memakaikan seragam TK pada Tasya, adik bungsu Kezia.

"Tuh kan Pa, Ibu saja sependapat denganku!" sahut Kezia.

"Hmm, kalau sudah menghadapi ibumu, Papa langsung iyes deh!" Ujar Ricky akhirnya.

Mereka pun akhirnya berangkat ke kantor bersama-sama, sebelum berangkat, Kezia lari ke kamarnya dan mengambil dompet yang masih tersembunyi di bawah bantalnya, berniat akan mengembalikan dompet itu beserta KTP nya.

"Kezia, sebentar lagi kan kau membuat skripsi, Papa mau kau fokus di kuliahmu dulu, setelah itu kau baru boleh bekerja di perusahaan Papa!" kata Ricky sambil menyetir mobilnya.

"Pa, bagaimana kalau aku magang di perusahaan Papa, kerja freelance gitu, jadi marketing eksekutif saja, jadi kapanpun bisa di lakukan tanpa terikat waktu!" usul Kezia.

"Kalau kau mau terserah, Papa akan memberimu gaji standar seperti yang lainnya!" jawab Ricky.

"Oke siap, siapa takut!" tantang Kezia.

Ricky mencubit gemas pipi Putri sulungnya itu.

Tak lama kemudian mereka sudah sampai di kantor Ricky, karena rumah mereka terletak tidak terlalu jauh dari gedung kantor Ricky.

"Papa naik duluan gih ke atas, aku mau ngobrol dulu sama Mbak Lusi, nanti kalau sudah selesai meninjaunya, aku langsung ke kampus deh Pa, sini kunci mobil Papa!" Kezia menyodorkan tangannya ke arah Ricky yang tertegun menatap putrinya itu.

"Kezia, Kau berangkat kuliah di antar lah sama supir, masa pakai mobil Papa, sudah! Papa tidak ijinkan kau naik mobil Papa!" Ricky langsung berjalan meninggalkan Kezia yang berwajah kecut karena tidak di perbolehkan mengendarai mobil Papanya.

Setelah Papanya naik ke atas, Kezia langsung ngacir ke meja resepsionis, Lusi tersenyum melihat kedatangan Kezia.

"Selamat Pagi Non Kezia, tumben nih sering main ke kantor!" sapa Lusi.

"Ehm, Mbak Lus, aku nitip dompet si karyawan baru yang kemarin itu ya, kebetulan dompetnya jatuh kemarin!" kata Kezia sambil mengeluarkan sebuah dompet dari dalam tasnya.

"Oh, oya deh Non, sini biar aku kasih kalau orangnya datang!" sahut Lusi.

"Tapi jangan bilang aku yang menemukannya ya, pokoknya kau harus bisa jaga rahasia! Bilang saja ada orang yang datang mengantar dompetnya!" ujar Kezia.

"Iya deh Non!"

Kezia lalu mengeluarkan sejumlah uang dari dalam tasnya, lalu dia memasukannya kedalam dompetnya.

"Lho Non,kok malah di masukan uang ke dompetnya??" tanya Lusi bingung.

"Ssst, sudah deh jangan komen, di dompetnya cuma ada uang 500 ribu, kasihan dia, gajian masih sebulan lagi, makanya aku tambahin!" jawab Kezia. kemudian dia mengeluarkan KTP yang terselip dalam dompet tersebut.

"Mbak Lus, aku pinjam spidol dong!" pinta Kezia. Tanpa banyak bertanya Lusi segera mengeluarkan spidol permanen dari laci mejanya.

Kezia mulai mencoret-coret foto dalam KTP itu sambil tertawa cekikikan.

"Lho Non, foto ganteng-ganteng kenapa di bikin brewok? Kasihan Non!" ujar Lusi.

"Biar tau rasa dia! Suruh siapa mencampuri urusan orang waktu itu!" sahut Kezia.

Setelah menyelesaikan aksinya, Kezia kembali memasukan KTP itu ke dalam dompet, lalu menyerahkannya pada Lusi.

"Ingat ya Mbak, jangan bilang aku yang menemukan dompetnya! Aku mau ngintip dari jauh, sudah tidak sabar melihat reaksi dia melihat KTP nya hehehehe!" Kezia tertawa cekikikan sambil berlalu meninggalkan Lusi yang terus menggeleng-gelengkan kepalanya.

Kezia duduk di kursi lobby agak pojok supaya bisa melihat reaksi Jonathan yang di kerjainya.

Tak lama kemudian, Jonathan muncul dari arah luar dan masuk ke dalam lobby. Dia terus berjalan ke arah lift hendak naik ke lantai atas.

Lusi yang melihatnya langsung memanggilnya.

"Mas! Mas! Eh, Bang! Bang!" panggil Lusi, jonathan menoleh, lalu berjalan mendekati Lusi.

"Mbak nya panggil aku?" tanya Jonathan. Lusi Menganggukan kepalanya.

"Ini Bang, ada orang yang menemukan dompet Abang jatuh!" kata Lusi sambil menyodorkan dompet milik Jonathan.

"Wah, bener Mbak, ini memang dompetku! Siapa yang menemukannya Mbak??" tanya Jonathan bersemangat.

"Tidak tau Bang, pokoknya ada deh! Yang penting dompetnya sudah balik kan Bang!" sahut Lusi.

"Aneh, kok dia tau aku di terima kerja di sini? Apa jangan-jangan dia bukan manusia ya," gumam Jonathan sambil mulai membuka dompetnya.

Mata Jonathan terbelalak saat melihat jumlah uangnya yang bertambah dua kali lipat.

"Hah?! Masa uangku bukannya hilang malah bertambah?? Ini aneh nih!" Seru Jonathan kaget.

"Sudah Bang, rejeki kali!" timpal Lusi.

"Mbak, itu tadi yang ngasih dompetnya, kakinya menginjak bumi tidak??" tanya Jonathan.

"Emangnya kenapa sih Bang, pake tanya injak bumi segala!" sahut Lusi.

"Kalau dia tidak menginjak bumi, berarti dia hantu atau jin atau sejenisnya, kata ibuku dulu orang-orang di kota itu kalau Nemu dompet pasti hilang isinya, tapi ini aneh, malah bertambah, kerjaan siapa lagi kalau bukan ...." Jonathan menghentikan perkataannya karena saat dia mengeluarkan KTP nya wajahnya sudah berubah total.

"Alamak!! Macam mana pula ini?? Kenapa wajahku jadi sangar begini??" Seru Jonathan kaget.

Kezia yang mengamatinya dari jauh terus tertawa sambil memegangi perutnya yang mulai sakit karena terus tertawa tanpa suara.

"Aduh Bang, kalau masalah wajah yang berubah di luar tanggung jawab saya lho ya!" kata Lusi.

"Duh Gusti, baru hari pertama kerja sudah mengalami hal seaneh ini! Benar-benar aneh ... bagaimana aku memperbaiki nasib KTP ku ini, aku bisa kena razia ini!" sungut Jonathan.

Kemudian dia segera berlalu dari tempat itu dan langsung naik lift ke lantai atas karena akan ada briefing dari pimpinan.

Sementara Kezia terus tertawa terpingkal-pingkal yang kini suaranya terdengar se antero lobby, Lusi juga akhirnya tertawa lepas ketika berusaha menahan tawa sejak tadi.

'Sejak putus dengan Robby, baru kali ini aku bisa tertawa sesenang ini!' Batin Kezia.

*****

Terpopuler

Comments

Sri Astuti

Sri Astuti

baik betul si Kezia.. kasih duit sm si Jo

2023-08-19

0

Nova Yuliati

Nova Yuliati

ktp membawa berkah.....

2021-03-19

0

Nur Hayati

Nur Hayati

Kezia usil juga ya........yg penting kamu bisa bahagia Kezia

2021-03-18

2

lihat semua
Episodes
1 Berangkat Ke Jakarta
2 Mencari Tempat Kos
3 Pertemuan Pertama
4 Marketing Eksekutif
5 KTP oh KTP
6 Kembali Bertemu
7 Ingin Bekerja
8 Kita Satu Tim
9 Penolakan Jonathan
10 Permohonan Maaf
11 Terjebak Hujan
12 Kemarahan Pak Ricky
13 Mulai Kuliah Lagi
14 Kangen
15 Menunggumu
16 Janjian
17 Bayangan Mantan
18 Janjian Lagi
19 Jalan-Jalan ke Mall
20 Perasaan Yang Tak Terungkap
21 Ada Yang Berubah
22 Ulang Tahun Jonathan
23 Hadiah Dari Kezia
24 Ada Rasa Cemburu
25 Ratna Pulang ke Medan
26 Janjian di Cafe
27 Mencoba Mengungkapkan
28 Papaku Arogan
29 Telepon Dari Medan
30 Resepsi Pernikahan Andri dan Rosi
31 Pulang ke Medan
32 Bertemu Keluarga Ratna
33 Ziarah
34 Kemarahan Keluarga Ratna
35 Mulai Mengumpulkan Uang
36 Terungkap Kenyataan
37 Mulai Menjaga Jarak
38 Menahan Rindu
39 Acara Launching di Kantor
40 Melepas Rindu
41 Ke Rumah Kezia
42 Mencicil Bayar Hutang
43 Percayalah Aku, Sayang
44 Datang Bulan
45 Hati-Hati, Bang!
46 Tetap Semangat
47 Cincin
48 Di Tolak Calon Mertua
49 Tetap Berjuang
50 Cinta Jonathan
51 Terpaksa Menginap
52 Syarat Jadi Menantu
53 Kedatangan Mario
54 Aku Cemburu Lho!
55 Di Hotel
56 Insting Seorang Kekasih
57 Kejar Target
58 Terpaksa Di Rawat
59 Di Jenguk Teman-Teman
60 Perubahan Suasana Kantor
61 Bertemu Mantan
62 Kesedihan Rosi dan Andri
63 Sekertaris Baru
64 Lupa
65 Calon Mertua VS Calon Menantu
66 Fitnah
67 Berita Viral
68 Penyelidikan
69 Belum Terungkap
70 Sikap Pak Ricky
71 Persiapan Lamaran
72 Kedatangan Binsar
73 Ke Salon
74 Pesta Pertunangan
75 Calon Menantu Kesayangan
76 Tegang
77 Bang Jo Pusing
78 Curahan Hati Ratna
79 Salah Paham
80 Menjalin Persahabatan
81 Main Ke Rumah Kezia
82 Persiapan Wisuda
83 Calon Istriku Sarjana
84 Masalah Ratna
85 Undangan Pernikahan
86 Pulang Kampung
87 Beli Rumah
88 Persiapan Pernikahan
89 Pesta pernikahan
90 Malam Yang Panjang
91 Ulah Jonathan
92 Bulan Madu
93 Persiapan Bulan Madu
94 Tragedy
95 Terpaksa Meninggalkan
96 Jonathan Panik
97 Bulan Madu Di Tunda
98 Ke Rumah Sakit
99 Bertemu Erin
100 Selamat Tinggal Nenek Buyut
101 Menginap Di Rumah Mertua
102 Kembali Pulang
103 Keinginan Kezia
104 Menjaga Istri
105 Jonathan Khawatir
106 Kejutan Buat Jonathan
107 Periksa Ke Dokter
108 Beli Susu Hamil
109 Mulai Masuk Kantor
110 Makan Siang
111 Nyonya Jonathan
112 Sekertaris Menyebalkan
113 Masalah Nando
114 Ulah Para Adik
115 Mengantar Ke Bandara
116 Masih Di Rahasiakan
117 Makan Siang Dengan Beni
118 Menjaga Adik
119 Akhirnya Ketahuan
120 Kabar Dari Nando
121 Pindah Rumah
122 Tetangga Baru
123 Pak Ricky Idola Para Ibu
124 Hadiah Untuk Pak Ricky
125 Naik Jabatan
126 Hal yang Tak Terduga
127 Pengakuan Jonathan
128 Nasihat Ricky
129 Pertemuan Mengharukan
130 Acara Tujuh Bulanan
131 Duka Cita
132 Curahan Hati Beni
133 Tentang Rasa
134 Undangan Beni
135 Mulai Cemburu
136 Kunjungan Ratna
137 Masih Menunggu
138 Mulai Kontraksi
139 Persiapan Persalinan
140 Selamat Datang Ke Dunia
141 Heart's Owner (End)
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Berangkat Ke Jakarta
2
Mencari Tempat Kos
3
Pertemuan Pertama
4
Marketing Eksekutif
5
KTP oh KTP
6
Kembali Bertemu
7
Ingin Bekerja
8
Kita Satu Tim
9
Penolakan Jonathan
10
Permohonan Maaf
11
Terjebak Hujan
12
Kemarahan Pak Ricky
13
Mulai Kuliah Lagi
14
Kangen
15
Menunggumu
16
Janjian
17
Bayangan Mantan
18
Janjian Lagi
19
Jalan-Jalan ke Mall
20
Perasaan Yang Tak Terungkap
21
Ada Yang Berubah
22
Ulang Tahun Jonathan
23
Hadiah Dari Kezia
24
Ada Rasa Cemburu
25
Ratna Pulang ke Medan
26
Janjian di Cafe
27
Mencoba Mengungkapkan
28
Papaku Arogan
29
Telepon Dari Medan
30
Resepsi Pernikahan Andri dan Rosi
31
Pulang ke Medan
32
Bertemu Keluarga Ratna
33
Ziarah
34
Kemarahan Keluarga Ratna
35
Mulai Mengumpulkan Uang
36
Terungkap Kenyataan
37
Mulai Menjaga Jarak
38
Menahan Rindu
39
Acara Launching di Kantor
40
Melepas Rindu
41
Ke Rumah Kezia
42
Mencicil Bayar Hutang
43
Percayalah Aku, Sayang
44
Datang Bulan
45
Hati-Hati, Bang!
46
Tetap Semangat
47
Cincin
48
Di Tolak Calon Mertua
49
Tetap Berjuang
50
Cinta Jonathan
51
Terpaksa Menginap
52
Syarat Jadi Menantu
53
Kedatangan Mario
54
Aku Cemburu Lho!
55
Di Hotel
56
Insting Seorang Kekasih
57
Kejar Target
58
Terpaksa Di Rawat
59
Di Jenguk Teman-Teman
60
Perubahan Suasana Kantor
61
Bertemu Mantan
62
Kesedihan Rosi dan Andri
63
Sekertaris Baru
64
Lupa
65
Calon Mertua VS Calon Menantu
66
Fitnah
67
Berita Viral
68
Penyelidikan
69
Belum Terungkap
70
Sikap Pak Ricky
71
Persiapan Lamaran
72
Kedatangan Binsar
73
Ke Salon
74
Pesta Pertunangan
75
Calon Menantu Kesayangan
76
Tegang
77
Bang Jo Pusing
78
Curahan Hati Ratna
79
Salah Paham
80
Menjalin Persahabatan
81
Main Ke Rumah Kezia
82
Persiapan Wisuda
83
Calon Istriku Sarjana
84
Masalah Ratna
85
Undangan Pernikahan
86
Pulang Kampung
87
Beli Rumah
88
Persiapan Pernikahan
89
Pesta pernikahan
90
Malam Yang Panjang
91
Ulah Jonathan
92
Bulan Madu
93
Persiapan Bulan Madu
94
Tragedy
95
Terpaksa Meninggalkan
96
Jonathan Panik
97
Bulan Madu Di Tunda
98
Ke Rumah Sakit
99
Bertemu Erin
100
Selamat Tinggal Nenek Buyut
101
Menginap Di Rumah Mertua
102
Kembali Pulang
103
Keinginan Kezia
104
Menjaga Istri
105
Jonathan Khawatir
106
Kejutan Buat Jonathan
107
Periksa Ke Dokter
108
Beli Susu Hamil
109
Mulai Masuk Kantor
110
Makan Siang
111
Nyonya Jonathan
112
Sekertaris Menyebalkan
113
Masalah Nando
114
Ulah Para Adik
115
Mengantar Ke Bandara
116
Masih Di Rahasiakan
117
Makan Siang Dengan Beni
118
Menjaga Adik
119
Akhirnya Ketahuan
120
Kabar Dari Nando
121
Pindah Rumah
122
Tetangga Baru
123
Pak Ricky Idola Para Ibu
124
Hadiah Untuk Pak Ricky
125
Naik Jabatan
126
Hal yang Tak Terduga
127
Pengakuan Jonathan
128
Nasihat Ricky
129
Pertemuan Mengharukan
130
Acara Tujuh Bulanan
131
Duka Cita
132
Curahan Hati Beni
133
Tentang Rasa
134
Undangan Beni
135
Mulai Cemburu
136
Kunjungan Ratna
137
Masih Menunggu
138
Mulai Kontraksi
139
Persiapan Persalinan
140
Selamat Datang Ke Dunia
141
Heart's Owner (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!