"Kok ke sini, Yang?"
Abel turun dari motor, ia melihat sekeliling tempat itu. Pantai yang indah, banyak pengunjung yang tengah menikmati suasana siang pantai itu.
"Sudah lama ya, kita tidak menikmati hari berdua seperti ini." Naja memeluk tubuh Abel dari belakang.
Abel tersenyum mendengar ucapan kekasihnya. Ia menoleh, melihat wajah Naja yang begitu dekat dengan wajahnya.
"Tapi kan lebih seru kalau sama teman-temannya ke sininya." jawab Abel, ia sengaja berucap seperti itu. Karena Abel tahu kalau pacarnya itu paling tidak suka diganggu jika ia ingin berdua seperti ini.
"Kamu tuh, sesekali bikin aku seneng kenapa sih?" Naja melepaskan tangannya, ia bergeser ke samping Abel.
Bibir Abel terlipat menahan tawa, melihat wajah marah Naja sangat lucu menurutnya.
"Iya deh, hari ini kita habiskan waktu berdua." Abel mengaitkan tangannya pada lengan kekar pacarnya-Naja.
Senyum Naja merekah, apalagi kini Abel menyandarkan kepala pada pundaknya. Naja beralih melingkarkan tangannya pada pundak Abel.
"Ja, kamu nggak malu pacaran sama aku?" tanya Abel, kini mereka sudah duduk di saung di tepi pantai.
"Kok ngomongnya gitu sih, Yang. Tentu saja nggak lah. Kamu itu, cantik, pintar, dan yang paling penting kamu itu sayang sama keluargaku. Jaman sekarang susah nyari cewek sesempurna kamu." Naja mencubit gemas hidung Abel.
Abel mengerucutkan bibirnya lucu, ia mengusap hidungnya yang dicubit Naja barusan.
"Maksud aku, kamu lihatkan cewek-cewek itu? Mereka itu cantik, feminin. Tapi aku, kemana-mana pake jeans dan kaos doang. Ke salon aja nggak pernah, apalagi make-up an."
"Sayang," Naja beralih ke samping Abel, tangannya terulur mengusap lembut puncak kepala gadisnya itu.
"Cantik itu bukan hanya dilihat dari fisiknya saja. Kamu juga cantik, apalagi kamu mempunyai kecantikan yang jarang dimiliki oleh cewek lainya. Yaitu ketulusan serta kebaikanmu."
Senyum Abel merekah mendengar ucapan Naja. Ia kembali menyandarkan kepalanya di pundak Naja, dengan tatapan menrawang jauh ke lautan lepas.
"Ja, kamu janji ya. Jika suatu hari kamu bosan sama aku, kamu bilang jangan main tinggalin aku begitu saja."
"Ini kamu kenapa sih, dari tadi omongannya begitu terus?" Naja menjauhkan kepala Abel dari pundaknya. Ia menatap lekat wajah kekasihnya itu.
"Nggak apa-apa kok, aku hanya takut saja jika itu akan benar-benar terjadi." Abel tersenyum hangat menanggapi pertanyaan Naja.
"Aku tidak mungkin bosan sama kamu, Bel. Cinta aku ke kamu itu tidak ada bandingnnya. Kamu harus percaya itu!"
"Iya, deh. Pulang, yuk. Nanti dicariin Daddy loh, aku." Abel turun dari saung bambu tersebut sembari menarik tangan Naja. Ntah kenapa ia kurang begitu yakin dengan perkataan Naja tadi, menurutnya lelaki itu bahkan tidak paham apa arti kebosanan dalam suatu hubungan.
Mereka berjalan bergandengan tangan di tepian pantai, menyaksikan langit yang mulai menguning.
"Aku nggak suka senja," ucap Abel tiba-tiba.
"kenapa?" tanya Naja tanpa melihat wajah kekasihnya.
"Indahnya hanya sebentar, setelah itu gelap pasti datang. Aku lebih suka pelangi, walau hanya sebentar tapi dia hadir setelah hujan."
"Kamu tuh puitis banget sih, Yang. Bagi aku senja dan pelangi sama-sama indah. Hanya saja, ada yang lebih indah dari itu. Yaitu, kamu." Naja mencolek dagu Abel, membuat wajah gadis itu bersemu merah.
"Gombal."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Ckk itu kata2 org yg lg ngebucin,Coba aja kalo udah kegoda dan mulai oleng,pasti lain lg ceritanya..
2024-01-26
0
Nafla Gege
hati2 Naja jan ampk berpaling ntar
2021-07-03
0