Bab 3

Hari menjelang malam, Meira keluar dari kamarnya, ia melihat papa nya yang telah pulang dan sedang terduduk di sebuah sofa. Meira pun bergegas mengambilkan segelas air putih untuk papa nya. "apa ada masalah dengan perusahaan papa." Tanya Meira sambil menyodorkan segelas air putih di tangannya.

Erland mengambil gelas yang di berikan putrinya itu dan segera meminum nya, lalu ia meletakkan gelas itu di meja yang berada di hadapannya. "Haaahhh..." Erland menghela napasnya sebelum ia bicara dengan putri semata wayangnya. Setelah lebih rileks pria yang tak lagi muda itu menatap ke arah putrinya, ia memegang kedua bahu putrinya dengan tatapan penuh harap.

"Apa suatu saat nanti kamu mau meneruskan perusahaan papa?" Tanya Erland yang berharap pada putri satu-satunya.

"Kenapa harus aku? Papa kan masih bisa mengelolanya." Jawab Meira.

"Ra... Semakin hari papa semakin menua, gak selamanya sehat jadi kamu harus mau belajar mengurusnya demi papa." Ucap Erland.

"Baiklah, Eira akan pikirkan semuanya, oh iya Eira tadi udah siapkan makan malam, mau makan bareng?" Ucap gadis itu yang terkadang di panggil Eira.

"Papa akan mandi dulu, kamu makanlah duluan."

"Eira tunggu papa selesai."

Erland tersenyum ke arah putrinya sambil mengusap pucuk kepalanya dan kemudian pergi masuk ke kamarnya. Sementara Meira masih diam di tempat sambil menunggu papa nya kembali untuk makan malam bersama.

15 menit berlalu, Erland telah menyelesaikan mandinya dan kembali untuk makan malam, Ia melihat Meira yang telah menunggunya di meja makan dan belum menyentuh makanannya sedikitpun. "Sudah papa bilang gak usah menunggu, papa gak mau kamu kelaparan cuma gara-gara nungguin papa." Ucap Erland sambil duduk si hadapan Meira.

"Gak papa kok pa, Meira juga gak terlalu lapar." Saut gadis itu sambil meletakkan ponselnya.

"Makanlah yang banyak, badan kamu begitu kurus." Ucap Erland yang bercanda pada putrinya.

"Yak! Papa Meira gak kurus ini tuh tubuh ideal seorang wanita muda". Ucap putri kesayangannya sambil menyuap makan malamnya.

Mereka pun makan malam bersama dengan di selangi candaan-candaan kecil hingga membuat suasana rumah menjadi hangat walau hanya ada mereka berdua. Selesai melaksanakan makan malam, Meira pergi ke ruang tv dan menonton sebuah drama yang begitu di sukainya. Karena terbawa dengan suasana nya gadis itu ikut senyum-senyum melihat adegan romantis yang di tayangkan dalam sebuah drama tersebut. Dan tentu saja hal itu menarik perhatian sang ayah yang kebetulan melewatinya.

"Ada apa dengan anak papa yang satu ini hm?" Ucap Erland yang duduk di sebelah Meira.

"Ehh... Papa, ini aku cuma terbawa suasana aja sama filmnya."

"Kapan kamu akan seperti itu?" Seketika pertanyaan Erland membuat Meira membatu.

"Yak.. papa gimana Meira mau seperti itu, punya pacar aja enggak." Jawab gadis yang duduk di sampingnya sambil cengengesan.

"Gimana mau punya pacar kalau kamu nya aja tertutup dan selalu cuek sama pria mana pun." Ucap Erland yang tahu betul sikap putrinya yang selalu cuek dengan seorang pria.

"Aahhh... Papa, udah gak usah bahas itu, Meira ke kamar duluan papa jangan lupa istirahat, good night." Ucap Meira yang berdiri dari duduk nya dan melangkah masuk ke dalam kamarnya.

Erland hanya tersenyum melihat tingkah putrinya yang telah tumbuh dewasa. Sementara itu di kamar Meira sebelum ia tertidur, ia kembali melihat sebuah jas yang di berikan pria tadi siang. Meira duduk di tepi ranjang nya sambil mengingat-ingat wajah pria itu. "Ashh.. semuanya membuat ku pusing." Ucap Meira sambil merebahkan tubuh nya hingga akhirnya ia terlelap dengan sebuah jas yang masih ia genggam dan menutupi sebagian tubuhnya.

*

"Hei nona.. ikutlah dengan kita, tuan muda ingin bertemu dengan mu." Ucap salah satu pria yang berpakaian rapi dengan dan memakai jas berwarna hitam.

"Tunggu.. tapi siapa kalian? Dan siapa tuan muda yang kalian maksud?" Ucap Meira sambil berontak.

"Papa tolong Meira, Meira gak mau ikut bersama mereka." Teriak gadis itu meminta tolong pada papanya.

"Pergilah nak, dia yang akan menjadi masa depan mu." Ucap Erland.

"Tidak aku gak mau pergi, aku gak mengenal siapa dia, papa... Tidaaakkk..." Teriak Meira yang terbangun dari mimpinya.

Ia terduduk dengan napas yang ngos-ngosan akibat mimpi aneh yang datang dalam tidurnya. gadis itu mengambil ponselnya dan melihat jam yang menunjukkan pukul 02.30 Meira kembali terbaring dan membuang napas lega nya karena itu semua hanyalah mimpi. "Kenapa mimpinya begitu aneh? Siapa tuan muda itu? Dan kenapa papa malah mengizinkan aku pergi?" Gumam nya.

Meira mencoba untuk memejamkan matanya kembali, namun usaha nya gagal ketika bayangan mimpi itu selalu melintas di pikiran nya. Hingga akhirnya mentari pagi menyinari kamarnya yang tembus masuk hingga membuatnya silau dan kembali terbangun dari tidurnya yang hanya baru 1 jam ia tertidur.

Tok tok tok. . . "Ra.. kamu belum bangun?" Tanya Erland yang mengetuk pintu kamar Meira.

"Iya pa, Eira bangun." Saut Meira yang baru turun dari ranjangnya dan langsung menuju kamar mandi untuk bersiap menuju kampus. Setelah selesai, Meira segera keluar kamar dengan mata yang terlihat masih ngantuk karena tidak bisa tidur dengan lelap.

"Apa semalaman kamu tidak tidur?" Tanya Erland yang melihat wajah muram putrinya.

"Hm.. semalam aku tidak bisa tidur dengan nyenyak." Jawab Meira sambil mengambil selembar roti tawar untuk sarapan.

"Ya sudah, habiskan sarapan mu, papa berangkat duluan." Ucap Erland sambil berpamitan pada putrinya.

"Heem hati-hati pa." Ucap Meira yang sedang mengunyah makanannya.

"papa orang baik dan ramah pada semua orang, kenapa dengan bodohnya mama ninggalin papa hanya demi seorang aktor? apa kurang nya papa di mata mama?" gerutu Meira sambil mengunyah makanan nya.

Selesai sarapan Meira beranjak dari duduknya dan sebuah tas yang ia letakkan di kursi sebelahnya. Gadis itu melangkah keluar dan bergegas menuju halte bus untuk pergi ke tempat dimana ia menimba ilmu dan mengejar cita-citanya yang ingin menjadi pengusaha seperti papanya.

***

Bersambung. . .

Mohon dukungannya ya . . like, gift dan komen makasih 🙏

Terpopuler

Comments

Natania Liu

Natania Liu

kok ada kalimat "yak" ya? kesannya galak n teriak2 kalo ada kata "yak" didepan kalimat. lagian itu bukan seperti gaya bicara org Indonesia, lebih ke korea

2021-07-13

3

Wina Ningsih

Wina Ningsih

feeling gw tuan muda itu yg ngsih jas alexi

2021-04-02

2

safik🆘𝕱𝖘 ᶯᵗ⃝🐍

safik🆘𝕱𝖘 ᶯᵗ⃝🐍

siapakah laki2 itu ...

2021-03-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!