Selesai mata kuliah, seperti biasa Meira pergi ke sebuah perpustakaan bersama Ayumi, meski Meira merupakan anak yang cerdas, namun ia selalu menggunakan waktu luangnya untuk belajar. Berbeda dengan murid lainnya yang selalu mengisi waktu luangnya untuk bermain menikmati masa muda mereka.
"Mei.. ke kantin dulu yuk, cacing demo nih." Ucap Ayumi yang mengajak Meira untuk makan siang.
"emm... Yaudah ayo." Saut Meira.
Mereka pun pergi ke sebuah kantin dan langsung mengambil makanan yang telah di sediakan sekolah. Saat mereka sedang makan, seorang pria duduk di sebelah Meira, Namun ia tidak melirik orang tersebut, ia tetap fokus pada makanan yang ada di hadapannya. "Ra kok cuek banget sih? Aku punya salah apa?" Tanya Devan.
Meira menghela nafas dan menyimpan alat makannya. Ia menoleh ke arah Devan yang sedang memperhatikannya. "Salah kamu, selalu ngikutin aku dan aku gak suka." Jawab Meira sambil pergi meninggalkan Devan.
"Hei.. Ra tunggu. . ." Teriak Ayumi yang berlari menyusul sahabatnya itu..
"Wanita yang cukup sulit untuk di gapai." Gumam seorang pria yang masih duduk di tempatnya sambil menatap punggung seorang gadis yang ia sukai yang perlahan menghilang dari pandangannya.
Meira pergi meninggalkan kampus karena sudah tidak ada jadwal, ia berjalan ke arah halte bus dan menunggu bus yang menuju ke rumahnya. Saat sedang menunggu bus tiba-tiba sebuah mobil melaju melewati nya dan menyipratkan air yang menggenang di jalanan karena telah turun hujan, baju Meira pun menjadi basah dan sedikit kotor. "Hei...!! Aish.. sungguh menyebalkan." Teriakan melengking yang ia keluarkan berhasil menghentikan mobil berwarna hitam pekat itu dan terlihatlah seorang pria dengan pakaian yang rapi menghampiri nya.
"Kenapa nona? Apa ada masalah sampai anda harus berteriak seperti itu?" Tanya pria tersebut.
"Jelas sangat masalah, apa pengendara mobil hanya bisa seenaknya? Apa kau tidak lihat baju ku basah kena genangan air hujan yang di akibatkan oleh mobil mu?" Ucap Meira yang terus nyerocos.
"Saya minta maaf nona, saya lagi terburu-buru." Ucap pria itu.
"Huh, seenaknya minta maaf, kamu pikir aku bisa pulang dengan keadaan basah seperti ini?" Ucap gadis itu dengan kesal.
Melihat perdebatan diantara mereka, si pemilik mobil berwarna hitam pekat itu pun keluar dan menghampiri mereka. Ia membuka jas yang di kenakan nya dan menutupi tubuh Meira yang basah. "Selesaikan? Nino ayo cepat, kita gak punya waktu lama." Ucap Alexi yang merupakan atasan Nino dan sekaligus pemilik perusahaan terbesar di kotanya.
Meira hanya terdiam ketika Alexi memberikan jas nya untuk menutupi bajunya yang basah, setelah beberapa saat Meira melihat ke arah dadanya dan ia baru sadar kalau cipratan air tersebut membuat pakaian dalamnya jadi terlihat karena baju yang ia kenakan cukup tipis. "Astaga.. apa dia melihat semuanya? Aish... Sungguh memalukan." Gumam gadis itu sambil mengerutkan alis dan matanya.
Tak lama dari kejadian itu, bus yang di tunggu Meira pun tiba, ia segera masuk kedalam bus itu dan duduk sendiri sambil menikmati perjalanan. Hanya butuh waktu 20 menit, akhirnya Meira telah sampai di halte berikutnya yang tak jauh dari rumahnya. Walau Meira terlahir dari kalangan yang berada namun ia lebih nyaman menggunakan bus saat bepergian termasuk saat pergi kuliah.
Sesampainya di rumah, Meira menyimpan tas nya dan jas yang ia kenakan, ia melirik kembali jas tersebut yang telah ia simpan di sebuah kursi dan mengambilnya. "Siapa pria tadi? Giamana caranya aku mengembalikan ini?" Gumam Meira.
"Ahh sudahlah, hari ini sungguh melelahkan." Ucap Meira sambil meregangkan badan nya dan rebahan di kasur kesayangannya.
*
Setelah 30 menit berlalu, Meira terbangun dari tidurnya ia mengucek matanya dan melihat ke arah jam yang terletak di meja belajarnya. "kenapa aku bisa ketiduran? Dan apakah tadi aku cuma mimpi?" Gumam Meira yang kemudian beranjak bangun dan hendak memasuki kamar mandi, namun langkahnya terhenti ketika ia melihat sebuah jas di kursi kamarnya. "ternyata itu bukan mimpi." Gerutu Meira sambil melanjutkan langkahnya.
Selesai mandi, gadis kecil yang kini telah tumbuh dewasa itu bergegas ke dapur untuk menyiapkan makanan sebelum papa nya pulang. Sesekali Meira melamun sambil menyelesaikan masakannya. "Gak, aku gak boleh merindukannya, mama sendiri yang udah ninggalin papa dan memilih pria itu." Ucap
Meira dan melanjutkan aktivitasnya.
Setelah selesai menyiapkan semuanya, ia kembali masuk ke kamar nya dan mengerjakan beberapa tugas kuliahnya. Drrtt ddrttt drrtt. . . Ponsel Meira berdering, ia melihat layar ponsel nya "nomor tidak di kenal?" Gumam Meira sebelum menerima telpon nya, tanpa pikir panjang ia pun menerima panggilan tersebut dan terdengar suara seorang wanita.
"Hallo... Meira?" Sapa wanita di sebrang sana.
"Siapa ini?" Tanya Meira.
"Ini mama, apa kabar?" Ucap Yoona dengan suara yang begitu sendu.
"Maaf Meira gak kenal." Ucap gadis itu sambil menutup telponnya.
Meira kemudian terdiam dan menunduk dengan mata yang telah berkaca-kaca. Mengingat dengan apa yang telah di lakukan ibunya di masa lalu membuat Meira mengeluarkan air matanya dan begitu membencinya. "setelah beberapa tahun kenapa harus kembali sekarang? Sangat menyebalkan." Gumam Meira sambil mengusap air matanya.
"kalau saja waktu itu mama gak memilih pria itu, mungkin sekarang kita masih menjadi keluarga yang utuh, dan aku gak akan membenci mama."
"haahhh ... benar-benar membuat ku muak."
Ia membuang nafas yang terasa sesak di dadanya sambil bersandar di sebuah kursi dengan setumpuk tugas di hadapannya. Sesekali gadis itu tersenyum kesal dengan apa yang di lakukan mama nya di masa lalu.
**
Bersambung. . .
Mohon dukungan nya jangan lupa like + kritik dan sarannya.. makasih 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ
❤❤❤
2021-03-22
0
Mbah Edhok
semangat thor... awal yg menarik 👍👍👍😃😃😃
2021-03-20
0
safik🆘𝕱𝖘 ᶯᵗ⃝🐍
lanjut...
2021-03-18
0