Kini keluarga besar Wiguna telah sampai di kediaman Bramasta, mereka di sambut hangat oleh Bunda Risa..
"Maafkan kami, kami datang kesini berniat untuk melamar Berlian untuk anak kami Amar? Apakah Ibu mengizinkannya?" ucap Nyonya Hesti dengan penuh kebahagiaan.
"Tentu saja Nyonya, saya tak keberatan jika Lian putri saya telah menyetujuinya?" ucap Bunda Risa pelan...
Nyonya Hesti dan Tuan Wiguna tersenyum karena lamaran mereka di terima dengan baik, namun tak dengan Berlian, Berlian merasa bahwa keputusannya salah..
"Bagaimana Lian, apa kamu menerima lamaran ini?" tanya Nyonya Hesti dengan penuh kebahagiaan.
Berlian menatap ke arah Nyonya Hesti kemudian menatap ke arah Amar. Tanpa sadar Berlian mengangguk..
"Iya Lian menerima pernikahan ini." ucap Berlian pelan..
Amar tersenyum dengan manisnya setelah mendengar ucapan Berlian..
"Akhirnya kamu menerima pernikahan ini juga, jangan salahkan aku jika ini menjadi awal penderitaan untukmu." ucap Amar dalam hati..
Semua orang merasakan kebahagiaan dan hari pernikahan pun terlah di tentukan.
Selang beberapa bulan tibalah pernikahan Amar dan Berlian, namun atas permintaan Amar pernikahan itupun di gelar dengan sederhana bahkan pernikahan itu bersifat pribadi hanya beberapa anggota keluarga yang tahu..
Seusai acara ijab Qobul Amar dan Berlian memasuki kamar mereka namun seperti yang sudah Author tebak mereka tidak tidur dalam satu ranjang melainkan tidur di tempat yang terpisah..
"Kamu tidur di sofa sana, jangan berharap aku akan menyentuhmu? ingat pernikahan kita hanya sandiwara di depan Ayah dan Bunda aku harap kamu gak melupakan itu??" ucap Amar dengan tegas'nya.
Berlian hanya mengangguk kemudian ura pura tersenyum, Berlian telah bertekad untuk mengabdikan dirinya untuk suami dan keluarganya..
"Iya Mas aku mengerti,, dan maaf tolong izinkan aku memanggilmu Mas demi menjaga kesopanan ku terhadapmu, karena sekarang kamu imamku."ucap Berlian sembari menundukkan kepalanya.
"Baiklah terserah kamu saja." ucap Amar dengan. cueknya..
☪️☪️
Malam yang seharusnya menjadi malam pertama untuk pernikahan yang mereka jalankan justru menjadi malam panjang untuk Berlian dan juga Amar, tanpa sadar Berlian menitikan airmata..
"Ya Allah semoga Engkau selalu memberiku kekuatan untuk menjalankan semua ini." ucap Be rlian dalam hatinya..
Pada ke esokan paginya Berlian Bagun lebih awal untuk menunaikan shalat subuh, sebagai seorang istri Berlian mencoba untuk membangunkan sang suami berniat untuk mengajaknya sholat subuh berjamaah namun justru makian yang dia dapatkan..
"Mas.. Bangun ini waktunya sholat subuh.." ucap Berlian dengan lembutnya..
"Apaan si, kamu gak lihat ya aku lagi tidur? Kalau mau sholat ya sholat sendiri aja sana." ucap Amar dengan setengah berteriak..
Berlian menitikan airmata hatinya merasa sakit namun sekuat hati Berlian untuk tetap tersenyum.
"Ya sudah aku sholat sendiri saja mungkin Mas Amar cape?" ucap Berlian dalam hati untuk sekedar menghibur dirinya..
Setelah selesai sholat subuh Berlian kemudian pergi menuju dapur untuk membuat sarapan.
Di dapur ada Bi Ijah sang asisten rumah tangga yang selalu setia dengan keluarga Wiguna semenjak Amar masih kecil..
"Selamat pagi Bibi.." ucap Berlian dengan tersenyum.
"Pagi Ibu, eh Ibu ngapain ke dapur?" ucap Bi Ijah dengan tersenyum.
"Bi aku mau menyiapkan sarapan buat semuanya?" ucap Berlian dengan sopan.
"Biar Bibik aja yang siapin Bu, Ibu kembali ke kamar aja ya Bu." ucap Bi Ijah dengan hormat.
Berlian hanya tersenyum.
"Bi sekarang kan saya udah menjadi bagian dari keluarga ini, jadi aku mohon Bi, biarkan akhelakukan pekerjaan yang saya bisa?" ucap Berlian sembari memohon.
"Tapi Bu, nanti Nyonya pasti marah jika tahu Ibu bekerja." ucap Bi Ijah dengan pelan.
"Nanti biar saya yang jelaskan sama Bunda."ucap Berlian kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
Pia Palinrungi
thor bikin amar bucin sm lian
2022-04-09
1
Sriliana Susanti
di awal udh sakit gini,gmn bab2 yg lain ya thor
2022-01-28
1
Moch Hamzah
sabar ya belian
2021-11-25
1