Berlian tertunduk setelah mendengar ucapan Amar, Diam dan diam di sepanjang perjalanan...
"Kamu kenapa diam? Ingat ya pernikahan kita nanti hanya setingan di hadapan Bunda. Dan kamu harus ingat jangan berharap lebih pada pernikahan ini, kamu paham." ucap Amar dengan tegas'nya. Hal itu membuat hati Berlian semakin terasa sakit..
"Iya aku paham.." ucap Berlian pelan..
Sesampainya di Butik, Berlian turun dari mobil dan Amar pergi begitu saja.
Berlian kemudian menghapus air mata yang menetes di kedua pipinya, dia harus membayar kecerobohannya..
Dari arah dalam butik nampak seorang wanita paruh baya siapa lagi kalau bukan Nyonya Hesti .
Nyonya Hesti memperhatikan Berlian dengan seksama, dia sengaja pergi untuk mendekatkan Berlian dengan Amar.
"Sayang.. Mana Amar?" tanya Nyonya Hesti yang berhasil membuat Berlian kaget..
"Nyonya, bukankah Nyonya Hesti pergi katanya ada urusan kok sudah di butik." jawab Berlian sepontan karena reflek.
Nyonya Hesti hanya tersenyum kemudian menatap ke arah Berlian..
"Kok kamu masih panggil Nyonya, bukanlah sebentar lagi kamu dan Amar akan menikah? jadi Bunda minta mulai sekarang kamu panggil saya Bunda." ucap Nyonya Hesti dengan tersenyum.
"Iya Bunda maaf.. " ucap Berlian sembari menunduk..
Nyonya Hesti hanya tersenyum melihat tingkah sang calon menantunya itu..
"Ya udah sayang, jika kamu cape kamu istirahat aja ya, dan jangan pikirkan urusan butik." ucap Nyonya Hesti dengan tersenyum.
"Iya Bunda terima kasih.." ucap Berlian pelan. Lian permisi mau ke belakang Bunda. ucap Berlian kemudian sembari menundukkan setengah badannya.
"Iya sayang.. " ucap Nyonya Hesti dengan penuh kebahagiaan.
Berlian kembali ke belakang untuk meneruskan pekerjaannya, pikirannya kacau mengingat ucapan Amar yang begitu menusuk hatinya.
"Ya Tuhan apakah keputusan yang aku ambil ini benar, bantu hamba ya tuhan."ucap Berlian dalam hatinya..
Tak selang beberapa lamapun Berlian berpamitan untuk pulang, dan menyiapkan acara untuk malam nanti yaitu acara lamaran, hal ini membuat kaget sang ibu tiri yang kebetulan sedang berada di rumah di kala itu...
"Bunda.. malam nanti akan ada tamu, Lian harap Bunda mau menerima tamu tersebut." ucap Berlian dengan sopan.
Bunda Risa menatap ke arah sang putri tirinya itu..
"Siapa mereka?" tanya Bunda Risa dengan menatap tajam ke arah Berlian..
"Nyonya Hesti dan anaknya, Bunda." jawab Berlian singkat..
"Baiklah kalau begitu, cepat kaubereskab rumah sekarang." ucap Bunda Risa dengan menatap wajah sang anak.
"Baik Bunda." jawab Berlian singkat.
Semenjak sang Ayah meninggal, Berlian diperlakukan seperti pembantu oleh Ibu tirinya. Bahkan tak jarang dia mendapatkan perlakuan yang kurang pantas dari saudara tirinya yang bernama Fania..
Dengan cekatan Berlian membereskan semua pekerjaan rumah yang tengah menantinya itu, mulai dari menyapu, mengepel, mencuci bahkan memasak sekalipun...
Dengan ikhlas Berlian melakukan semua pekerjaan rumah yang setiap hari melelahkan..
Bahkan Berlian harus menjadi tulang punggung demi mencukupi kehidupan sang Ibu tiri smdan sang Adik Fania...
"Alhamdulillah akhirnya selesai juga pekerjaanku." ucap Berlian dalam hatinya..
☪️☪️
Pada malam harinya acara yang di tunggupun datang.
Kini keluarga besar Wiguna telah datang berkunjung ke kediaman Bramasta.
"Assalamu'alaikum.." ucap Nyonya Hesti dengan tersenyum..
"Waalaikumsalam." ucap Berlian dengan sopan.
Berlian nampak sangat cantik dengan bulatan busana muslim seadanya. Amar tak berhenti menatap sang calon istri..
"Amar sayang, Berlian nampak sangat cantik bukan?" ucap Nyonya Hesti yang membuyarkan lamunan Amar..
"Bunda apaan si." ucap Amar dengan wajah kikuk..
Next...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
Kar milah
Buya ,amar
2022-06-16
1
Pia Palinrungi
lanjut thor
2022-04-09
0
Emejing
udh gw duga ,emak tiri nya alibi lagi
2022-01-31
0