Berlian dan Amar sama sama diam setelah mendengar ucapan sang Bunda..
"Bunda tapi apakah aku harus menikahi wanita ini, wanita yang hanya karyawan Bunda di butik! Apa kata relasi Amar Bunda." ucap Amar sembari melirik ke arah Berlian..
Berlian hanya menunduk malu mendengar ucapan Amar, Biar bagaimanapun dia sadar bahwa dirinya memang sangat tak pantas untuk bersanding dengan Amar sang anak majikannya.
"Apa yang di katakan Tuan Amar memang ada benarnya Nyonya, aku mungkin sangat tak pantas buat Tuan Amar." ucap Berlian sembari menundukkan kepalanya.
Nyonya Hesti sangat tahu jika mungkin Berlian tersinggung dengan ucapan sang anak..
"Bunda gak mau ada penolakan, pokoknya kalian harus menikah titik. Kalau kalian menolak lebih baik Bunda Ma*i saja." ucap Nyonya Hesti dengan lantangnya.
Amar dan Berlian kaget mendengar ucapan Nyonya Hesti..
"Apa yang Bunda katakan?" ucap Amar terpotong.
Sementara itu Berlian berada di titik kebimbangan yang tak ada hentinya. Dilain sisi Berlian sangat merasa iba dengan Nyonya Hesti, tapi di lain sisi Lian gak mungkin menerima pernikahan itu dengan. begitu saja..
"Berlian Bunda mohon kamu mau ya menikahi Amar " ucap Nyonya Hesti dengan penuh permohonan..
Berlian menjadi bingung karena mendengar ucapan sang majikan..
"Tapi Nyonya semua itu tak mungkin bisa saya lakukan?Maafkan saya." ucap Berlian dengan sopan.
Wajah Nyonya Hesti berubah setelah mendengar ucapan Berlian, Hal itu tak luput dari pandangan sang putra..
"Bunda, sudahlah wanita ini enggak mau Bunda,Bunda jangan memaksa lagi." ucap Amar dengan sangat serius..
Hati Nyonya Hesti menjadi sedih setelah mendengar ucapan ke dua orang yang sangat dia harapkan untuk menjadi penerus keluarganya.
"Baiklah jika itu mau kalian, tapi jika ada apa apa sama Bunda jangan ada penyesalan di hati kalian." ucap Nyonya Hesti dengan lantangnya.
Sontak mata Amar dan Berlian bertemu, mereka sangat kaget mendengar ancaman yang di ucapkan oleh wanita paruh baya yang ada di depan mereka..
"Baiklah Bunda, Amar bersedia menikahi wanita ini. Tapi aku minta sama Bunda, Bunda jangan nekad." ucap Amar dengan tegas'nya.
Sontak mata Berlian terbelalak ketika mendengar ucapan Amar..
"Sungguh sayang, kamu enggak bohong kan?"ucap Nyonya Hesti dengan tersenyum.
"Iya Bunda, asalkan wanita ini bersedia." ucap Amar sembari melirik ke arah Berlian..
" Bagaimana berlian? Apa kamu bersedia?" Tanya Nyonya Hesti dengan penuh semangat.
Berlian hanya tersenyum kemudian mengangguk, Berlian tak berfikir panjang untuk menerima pernikahan yang telah Amar rencanakan?
"Terima kasih sayang, Kalau begitu nanti malam Bunda sama Amar akan datang ke rumah orang tuamu untuk melamarmu?" ucap Nyonya Hesti dengan penuh kebahagiaan..
Berlian hanya tersenyum kemudian mengangguk kembali...
Setelah itu Nyonya Hesti meminta Amar untuk mengantarkan Berlian ke butik, sementara Nyonya Hesti pergi ke suatu tempat..
Dalam perjalanan Amar dan Berlian diam tanpa kata..
Tak lama kemudian Amar mulai membuka pembicaraan..
"Jangan kamu. merasa senang dulu, aku melakukan ini hanya untuk Bundaku. Dan jangan pernah mengharapkan apapun dari pernikahan ini." jelas Amar dengan tegas'nya..
Sontak mata Berlian terbelalak ketika mendengar ucapan Amar?
Berlian tertunduk, dia baru menyadari jika keputusan yang dia ambil tanpa berfikir akan dia bayar mahal di kemudian hari..
"Ingat kita menikah hanya demi Bunda, dan kamu tenang saja aku akan tetap membiayai hidupmu kelak."ucap Amar dengan sinisnya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
Narti Manti
lanjut
2022-05-20
1
Pia Palinrungi
lanjut
2022-04-09
0
Emejing
anjim si amar to the point dong, heh siapa juga yg mau sama casanova kek lu amarudin
2022-01-31
0