...----------------...
Sejak kejadian bahwa dua kerajaan besar yang kehilangan putrinya tiga kerajaan besar lainnya menjadi waspada dan memperketat keamanan anak-anaknya mereka.
Mereka takut jika anak-anak dari kerajaan mereka akan di culik lalu di bunuh. Semua orang menyakini jika ini adalah sebuah penculikan terhadap anak-anak dari kerajaan besar.
...----------------...
Sedangkan kini ada seorang gadis yang tidak sadarkan diri di tengah-tengah kumpulan srigala liar yang sedang kelaparan di hutan.
seakan sedang mengintai para srigala itu mengintai mangsa dengan sangat teliti dan hati-hati seolah melihat situasi yang tengah di jalani.
tidak lama gadis itu membuka matanya perlahan, gadis itu melihat banyak serigala dan terkejut karena serigala itu semakin mendekat pada dirinya. serigalanya sungguh banyak, bahkan gadis itu tidak yakin dapat melawan satu serigala saja karena tubuhnya terasa lemah dan letih.
sadar dalam situasi yang buruk gadis itu mencari celah untuk melarikan diri. hingga dia melihat ada sebuah kayu tepat di sampingnya.
gadis itu langsung mengambil kayu itu dan berdiri. dia memasang kuda-kuda yang yang kuat, walau kadang tubuhnya sekarang sangat lemah.
"dasar serigala kurang ajar…!!! beraninya hanya main keroyokan. sini maju satu satu kalau berani" gadis itu ngoceh karena tidak tau bagaimana lari dari sana.
gadis itu mulai mengarahkan kayu itu ke segala penjuru arah, dengan memutar, agar para serigala itu lari dari sana. tapi, bukannya lari serigala liar itu malah kembali menyerang gadis itu.
"dasar sialan, nasib buruk apa ini baru juga bangun langsung ada serigala kurang ajar ini. jangan panggil aku Diva jika aku tidak bisa membunuh kalian semua" marah, Diva.
dengan amarah memuncak Diva menyerang kumpulan serigala itu dengan tenaganya alhasil setelah pertarungan itu, sekarang serigala itu lari menjauh dari Diva.
"hah dasar kumpulan srigala lemah baru segitu saja sudah lari" ucap, Diva menyombongkan diri.
"Sepertinya anda salah paham nona" ucap seorang pria dari belakang tubuh Diva.
Spontan Diva langsung membalikkan tubuh-nya. yang di lihat-nya seorang pria tampan di atas kuda serta orang-orang yang tampak memakai pakaian kuno tampak seperti prajurit.
"siapa kalian? kenapa…" Diva heran siapa pria ini kenapa memakai pakaian yang aneh. Apa dia sekarang sedang syuting film kerajaan jaman dulu? begitulah kira-kira yang ada di pikiran Diva.
"Siapa anda nona?" tanya pria tampan itu.
Diva langsung mendekati pria itu. Tapi, Diva tidak menyangka pria itu langsung mengeluarkan perangnya dan meletakkan ujung pedang itu di leher Diva.
"hah… apa yang kau lakukan... menjauh-lah dari dekat-ku kau sangat kotor dan bau" ucap, pria itu mengusir.
"aku..." Lalu Diva melihat ternyata dia memakai gaun. dan dia saat ini sangat kotor dan sedikit bau saja.
"maaf tuan" ucap Diva merasa bersalah.
"ya sudah siapa nama anda. dan sedang apa anda ada di sini." tanya pria tampan itu lagi.
"Aku...." Diva bingung ingin mengatakan apa. karena dia tidak ingat apa pun saat ini.
tapi tiba-tiba kepala Diva merasa pusing dan seperti di tusuk tusuk oleh jarum yang sangat panas. kepalanya serasa ingin pecah karena munculnya memory memory yang tidak diketahui oleh diva sendiri.
"akhh… tolong… tolong aku." ucap Diva sambil memegangi kepalanya yang semakin sakit, kemudian dia pingsan.
Pria itu dengan sigap langsung turun dari kuda-nya dan menopang tubuh Diva sebelum menyentuh tanah.
"Ada apa dengan gadis ini? kenapa dia bisa pingsan?" ucap pria itu menggendong gadis itu ke atas kuda-nya.
"pangeran apa tidak lebih baik jika gadis itu kami saja yang membawanya pangeran?" ujar jendral muda Anderson sekalian seorang sahabat pangeran dari pangeran Christ.
"biar saja aku yang membawanya lebih baik kita lanjutkan saja perjalanan kita" jawab, pangeran Christ dengan nada tinggi.
sontak semua prajurit terkejut. karena pangeran Christ di kenal sebagai pria yang sangat dingin terhadap wanita bahkan sang adik kandung sendiri.
Bahkan pangeran Mahkota Christ tidak pernah bertemu sang adik kandung. dan selalu membenci adik-nya entah mengapa.
Tapi kini pangeran dingin itu mengatakan, jika dia sendiri yang akan menggendong wanita yang belum di ketahui asal usul-nya itu.
"ah… ba…baik pangeran" ucap, jendral muda Anderson tak ingin membuat pangeran Christ marah.
"ayo kita lanjutkan saja perjalanan ini…" ucap, pangeran Christ mulai memacu kuda-nya berjalan.
para prajurit ikut berjalan di belakang sambil tetap memperhatikan sekitar agar aman. untuk memastikan keadaan tetap aman untuk pangeran Mahkota Christ.
...----------------...
sampai di hutan bagian selatan pangeran Mahkota Christ dan rombongan prajurit-nya langsung mendirikan tenda untuk tempat peristirahatan mereka.
tetapi gadis itu belum juga sadar dari pingsan-nya. bahkan setelah tabib memberi obat agar gadis itu sadar, tetapi gadis itu belum juga sadar.
" pangeran… bagaimana jika gadis itu adalah seorang musuh?" ucap, jenderal muda Anderson takut takut jika yang dikatakannya adalah sebuah fakta.
"tenang-lah Anderson. kau tidak perlu khawatir, aku yakin wanita ini tidak akan menjadi beban atau-pun musuh bagi kita." ucap, pangeran Mahkota Christ kepada sahabat-nya itu.
"Dari mana keyakinan mu yang sebesar itu Christ? kau tidak seperti biasanya." ucap, Anderson berbicara sebagi sahabat ke sahabat-nya.
"Entahlah Anderson aku juga tidak tau. Tapi saat melihat wajah polos-nya ini keyakinan itu muncul tiba-tiba." jawab, Christ sambil membelai wajah Diva.
"Tapi,mengapa wajah wanita ini mirip seperti ibu-mu?" ucap, Anderson saat melihat wajah Diva.
"…"
"aku juga tidak tau. Tapi memang wajah- nya mirip sekali dengan ibu." ucap, Christ sedu.
"eh… maaf seharusnya aku tidak mengatakan hal yang seperti itu." ucap, Anderson menyesal.
Anderson tau betul jika sahabatnya itu adalah sosok yang sangat rapuh bila membicarakan tentang almarhumah sang ibu.
"ya sudah lebih baik kita berdua keluar dulu. biarkan wanita ini istrahat, sekalian kita makan malam dulu." ucap, Anderson pada sahabat- nya itu.
"emm… ayo" ucap, Christ sambil merangkul sahabat-nya.
...----------------...
Diva sadar dan ternyata dia sudah ada di tempat yang yang tidak di kenali-nya.
"Dimana ini? apa jangan-jangan aku ada di tempat pria itu tadi?" pikir Diva.
"eh salah seperti-nya itu adalah kakak kandung-ku di kehidupan ini" gumam, Diva ingat jika pria itu mirip dengan saudara kandung pemilik tubuh yang di tempati-nya.
krukk…………
Tikud di perut Diva sedang demo karena lapar yang membahana.
"lebih baik aku keluar saja. mana tau aku dapat makanan." pikir Diva, sambil keluar dari tenda.
keluar dari tenda itu Diva langsung di suguhkan pemandangan para pria yang sedang mabuk sambil berbicara yang tidak jelas. apalagi saudara kandung-nya itu sedang marah-marah tidak jelas.
"kau tau ayah sialan itu. Aku benci pada- nya, yang dipikirkan-nya hanya putri-nya saja setiap hari."
"sobat kau tau dia juga adik- mu yang lemah. apa kau lupa jika kau yang menaruh racun saat dia masih kecil. jangan lupakan itu." ucap, Anderson sambil meneguk minuman yang ada di tangan- nya.
"kau tau dia pantas merasakan itu. siapa suruh dia lahir lalu membuat ibunda-ku meninggal." ucap, Christ.
"terserah mu saja sobat hanya aku heran kenapa putri bisa tiba-tiba hilang." ucap, Anderson.
"aku tidak tau dan tidak peduli biar saja sekalian dia mati di makan hewan buas bila perlu." jawab, Christ dengan suara keras.
bagai di hantam oleh kenyataan Diva ternyata saudari yang sangat di benci oleh saudara- nya. apalagi dia baru tau ternyata tubuh gadis ini lemah karena racun dari Sang kakak.
Tapi itu bukan tembok penghalang bagi Diva karena bagi Diva itu semua hanya bumbu-bumbu kehidupan. agar semua yang terjadi di kehidupan- nya ini lebih bermakna.
-
-
-
-
Happy Re@ding Gyu's
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Sri Wahyuni
ternyata kakaknya Diva sungguh kejam,,,😭😭😭
2024-02-26
0
Dewi Ansyari
kok jaman moderen dan jaman kuno namanya Diva tetap sama sih seharusnya kan beda
2022-02-18
0