"Salahku? itu salah kalian. Ara, Christ siksa mereka berdua. Kemudian bakar mereka hidup-hidup di ruangan ini." ucap, Suci kepada dua orang-nya.
...----------------...
"Baik nona" ucap, Ara dan Christ yang muncul dari belakang Suci.
Diva dan Letta terkejut melihat ternyata orang yang selama ini mereka percayai adalah orang kepercayaan Suci.
Ara adalah orang yang paling di percaya oleh Diva. sedangkan Christ adalah pria bayaran yang di bayar Letta dari dulu untuk menghangatkan ranjang-nya.
"Bagaimana kabar anda nona" ucap, Christ sambil memegang tekuk Letta. hal itu membuat Letta merasa jijik melihat Christ.
Letta menggelengkan kepalanya agar lepas dari Christ.
"Christ ternyata kau adalah penghianat…!! selama ini aku percaya kepadamu tapi ternyata kau menghianati-ku" ucap Letta sambil menggoyangkan kursi yang di duduki-nya agar lepas.
*Brakk……
Christ menendang kursi Letta hingga jatuh.
"siapa yang menghianati? sejak kapan aku adalah bawahan-mu? aku hanya menjalankan perintah dari nyonya ku saja" ucap, Christ sambil melihat ke arah Suci.
"kau…kau… sungguh tega Christ" ucap, Letta.
"aku tega? dari dulu aku sudah begini. kau saja yang selalu memanjakan nafsu-mu. lagi pula aku hanya seorang pria yang dibayar untuk menghangatkan tempat tidur seseorang" ucap, Christ dengan serigaian jahatnya.
Letta hanya diam dan menangisi kebodohan nya.
Sedangkan Diva merasa paling hancur kala mengetahui orang yang di anggapnya sebagai keluarga satu-satunya malah penyebab kematiannya kini.
"Apa kau ingin mengatakan sesuatu nyonya Diva?" ucap, Ara dengan nada yang meledek.
Diva hanya tersenyum lalu menatap mata Ara.
"Aku hanya ingin mengatakan bahwa kau sungguh luar biasa dalam peranmu. Aku berterimakasih kepada mu karena pernah membela-ku dulu saat aku di bully di sekolah" ucap, Diva kepada Ara.
Sedangkan Ara semakin jengkel mendengar perkataan Diva.
"Tidak usah berterimakasih…!! aku tidak membutuhkan terimakasih-mu itu. justru aku yang harusnya mengatakan Trima kasih padamu. Sekarang aku akan mengambil alih semua harta yang kau miliki" ucap, Ara muak.
*Brakk………
Christ juga menendang kursi yang di duduki oleh Diva hingga kepala Diva membentur tembok dan membuat kepala Diva mengeluarkan darah yang cukup banyak.
sedangkan Diva kembali tersenyum melihat Ara. Hanya sebuah senyuman tulus yang di nampakkan oleh Diva untuk Ara. Diva bahkan tidak menangis atau meringis saat Christ menendang dirinya.
Letta sudah menangis dan sudah hampir pingsan karena di siksa oleh Ara.
*Plak………
*Plak………
*Brakk………
*Plak………
Bertubi-tubi tamparan dan pukulan yang di layangkan Christ ke wajah Diva, tapi Diva tetap diam seperti orang yang tidak merasakan apa pun. Bahkan Christ tidak segan untuk menendang perut Diva.
Christ jongkok dan……
"menangislah wahai nyonya Presdir Diva" ucap, Christ mengejek.
"Cih… aku tidak sudi menangis di depan penghianat seperti kalian semua ini" ucap, Diva sambil meludah ke wajah Christ.
*Brak………
"Dasar mura*ha*n kau…!! Jangan membuat ku marah. ma*ti lah kau sana…!!" ucap Christ menendang perut Diva.
Letta yang melihat itu, merasa bahwa ini adalah akhir dari kehidupan mereka yang sekarang. Letta menyesali semua perbuatannya selama ini.
dia selalu merasa iri kepada orang lain. dia tidak pernah mensyukuri apa yang ada pada dirinya.
"Di…Diva aku minta ma…a…af, karena sudah ber…prasangka buruk kepada mu selama i…ini…!!. Aku ingin jadi sahabat baikmu jika ada kehidupan selanjutnya" ucap, Letta terputus-putus.
Diva hanya tersenyum kemudian menganggukkan kepalanya.
"Kau harus menepati janjimu ini. Aku akan menunggu kau menepati janjimu yang ini tanpa ada rasa iri dan dengki" ucap, Diva sambil memberikan jari kelingkingnya.
Letta langsung menguatkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Diva sebagia tanda janji.
"cukup…!! kalian berdua bisa berbincang-bincang lagi nanti. Tapi bukan di kehidupan selanjutnya. Kalian berdua akan berbincang di neraka. Jadi nikmatilah waktu kalian berbincang di neraka nanti hingga puas. ha…ha…ha" ucap, Ara sambil tertawa keras.
"Lepas ikatan mereka berdua…!! lalu siram minyak itu ke seluruh tubuh mereka berdua…!" ucap, Christ.
Diva dan Letta hanya diam saat minyak mulai di siram ke tubuh meraka. Ara mulai menghidupkan korek kemudian melempar ke tubuh Diva dan Letta.
Keduanya merasakan sakit yang luar biasa tapi mereka berdua tetap tidak ingin berteriak ataupun bergerak. mereka berdua hanya diam.
Letta sudah menutup mata-nya. Sepertinya sudah meninggal, dan Diva juga hampir menutup mata tetapi saat Diva ingin menutup matanya. tiba-tiba ada yang datang dan ingin menyelamatkan mereka berdua.
"Hentikan…!!!" ucap seorang pria kemudian menembaki semua orang yang disana.
"bunuh semua orang-orang itu…!!"ucap, pria itu sebagai perintah.
"Baik tuan" ujar, bawahannya.
"sabar lah kita akan keluar dari sini" ucap, pria itu di telinga Diva sembari memadamkan api yang sisa di tubuh Diva dan Letta.
Diva tidak mengenal siapa pria itu tapi ada perasaan hanya yang di berikan pria itu kepada Diva.
Ara dan Christ ingin kabur dari sana karena keadaan sudah kacau.Tapi Ara dan Christ bodoh ternyata mereka berdua sudah di tipu oleh Suci.
tit…tit…tit… hitungan Bom belum aktif. Tapi akan aktif jika mereka bergerak lagi.
Demi membersihkan jejak ternyata, Suci sudah membuat bom yang siap meledak kapan pun yang di tempelkan di bawah sepatu mereka berdua.
Mereka berdua tidak sadar saat bom itu di pasang ke sepatu mereka berdua.
Bom itu ternyata tidak hanya ada di bawah sepatu Ara dan Christ. ternyata disetiap sudut ruangan itu sudah di buat bomnya. jika salah satu meledak maka bom yang lainnya juga akan ikut meledak.
Christ tetap keras kepala ingin kabur tanpa memikirkan jika bom itu akan aktif.
tiba-tiba Bom yang di bawah sepatu Christ pun meledak kemudian semua bom yang lain ikut meledak. Semuanya yang ada di ruangan itu di pastikan tidak ada yang selamat.
Setidaknya Diva sempat mendengar dan melihat pria yang ingin menyelamatkan diri-nya walau hanya sebentar. Tapi suara pria itu sungguh menenangkan.
*setidaknya aku pernah merasakan kehangatan yang sering dikatakan orang-orang saat memiliki kekasih. walau pria ini bukan kekasih ku. setidaknya aku tau apa yang dimaksud dengan orang lain yang datang dan rela melindungi-ku dari bahaya* batin Diva.
Bom semakin menghancurkan semua ruangan itu. Tetapi pria itu senantiasa memeluk Diva.
Tapi apalah daya kini ruangan itu sudah rata dengan tanah. semua orang yang ada di ruangan itu tidak ada yang selamat.
*Biarlah ini semua jadi mimpi buruk yang tidak akan pernah terjadi di kehidupan-ku* batin Diva sambil menutup mata-nya.
Diva hanya menutup matanya saat bom mulai menghancurkan setiap bangunan. Diva berharap saat membuka mata ini s3mua hanyalah mimpi buruk saja.
-
-
-
Papay………
HAPPY READING GUY'S
...:):):):):):)-:(:(:(:(:(:(...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Sri Wahyuni
sungguh miris akhir kehidupan Diva& Letta...😭😭😭💪💪💪
2024-02-26
0
Dewi Ansyari
Diva dan Letta mati Thorr jadi sedih😭😭😭
2022-02-18
0
Anis Sulis
ngeriii yaa...mati bareng2 ....
2021-12-28
0