...POV DANIEL...
"Elora, apa kamu merasakan nya?" Tanya ku setelah melihat quest yang di berikan oleh sistem.
"Apa maksud mu?" Dia terlihat kebingungan dengan pertanyaan ku, nada nya terdengar gugup di saat menjawab.
Aku pun melepaskan genggaman tangan ku dari Elora, dan mengeluarkan Sword of devil yang telah aku beli sebelumnya serta mengaktifkan Haste dan Shadow strike dalam satu waktu yang menghabiskan 5 MP permenit nya.
Dua pedang sekarang sudah ada pinggang ku, Pedang biasa dan pedang iblis pun sedang aku keluar kan dari tempat asal nya.
"Tetaplah di belakang, ingat, ada ratusan monster yang berada di sekitar kita." Kata ku sambil memasang kuda kuda pertahanan dengan Sword of devil yang sudah terlapisi shadow strike di tangan kanan ku dan Pedang besi yang ada di tangan kiri ku.
"Bagaimana kau bisa tau itu?." Elora pun hanya bisa bertanya seperti.
Namun aku mengabaikan nya dan hanya fokus, Elora yang akhirnya merasa kan ada sesuatu yang berbahaya pun ikut mengeluarkan panah yang ada di punggung nya.
Sebuah anak panah keluar dari kegelapan dengan cepat ke arah ku, aku pun langsung menebas itu membuat nya terbelah menjadi dua. Jika saja aku terlambat beberapa detik mungkin anak panah itu sudah mengenai kepala ku.
Elora pun terkejut dengan anak panah yang tiba-tiba datang di depan ku.
"Ternyata kalian cukup berani." Ujar ku dengan puluhan goblin yang sudah mengelilingi kami berdua dengan berbagai senjata di tangan mereka.
Tubuh goblin memang lebih kecil dari kami berdua. Tapi, mereka memiliki jumlah yang banyak dan kecepatan di atas rata rata manusia itu membuat kami agak kesulitan untuk mengatasinya nanti.
Tetapi itu tidak masalah, di mata ku mereka semua hanya lah sebongkah level dan point sistem milik ku.
Melihat para goblin itu sudah menunjukkan diri nya, Elora pun dengan cepat mengambil anak panah yang berada di pinggangnya, anak panah itu pun mengenai 2 goblin sekaligus hanya dalam satu tembakan, membuat mereka mati dalam sekejap.
"Sepertinya kau sudah mulai bersenang senang Elora, kalo begitu giliran aku." Aku pun langsung maju kedepan setelah berkata seperti itu kepada Elora.
*Swush*
Hanya sekali tebasan, 5 goblin yang berada di depan ku sudah terbelah menjadi dua bagian. Melihat itu, para goblin yang ada di sekitar ku pun langsung melancarkan serangannya dengan bermacam-macam senjata yang di pegang oleh mereka.
Aku pun melompat ke atas, sebuah senjata yang di pegang salah satu goblin pun aku jadikan sebuah pijakan untuk melompat lebih tinggi. Saat itu aku dapat melihat Elora yang terus memanahi para goblin yang mendekati nya.
Gerombolan goblin yang tadi menyerang ku pun melihat ke arah ku yang sedang di udara.
"Bullet light." Ujar ku beberapa kali dalam hitungan detik.
Sebuah peluru dengan ukuran jari manis dengan wujud cahaya meleset dengan cepat ke arah 10 goblin yang berada di bawah ku, tubuh mereka pun seketika berlubang sebelum para goblin itu menyadari nya.
Bullet light sendiri memakai 10 MP per peluru nya.
Aku yang sudah turun kembali , langsung membabi buta semua goblin yang ada di hadapanku. Namun, saat ini aku tidak bisa melihat keberadaan Elora karena terlalu jauh menyerang Goblin yang seperti tidak ada habis nya ini.
"Elora di mana kamu?" Tanya ku dengan berteriak sambil menyerang terus ke arah goblin yang berdatangan padaku.
"Aku baik-baik saja." Jawaban itu pun membuat hati ku tenang walaupun suaranya samar-samar dengan puluhan goblin yang merintih kesakitan.
Suara nya rintihan mereka terus menghantui ku, dan itu membuat ku semakin bersemangat di tambah dengan nyanyian sistem yang terus menunjukkan jika aku naik level.
"Seperti inilah kehidupan yang seharusnya." Aku pun tersenyum dengan terus menebas kedua pedang di tangan ku.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...POV AUTHOR...
Tiga puluh menit berlalu, akhir nya quest untuk mengalahkan 200 goblin yang di berikan oleh sistem pun kini sudah di selesaikan oleh Daniel tanpa masalah sedikit pun. Wajah nya, tubuh nya, dan pedang nya pun sudah berlumuran darah goblin yang berwarna biru, ratusan mayat goblin dapat di lihat dengan kedua mata mereka berdua.
Elora yang melihat goblin goblin itu sudah tidak ada lagi, mulai jatuh ketanah secara perlahan dengan panah yang ia pegang.
"Akhirnya ini selesai." Pikir Elora dengan tubuh yang sudah tergelu di antara mayat-mayat goblin.
Sedangkan Daniel, dia sedang berjalan ke arah Elora berada, selepas sudah di sampingnya. Ia pun tersenyum kepada Elora lalu ikut berbaring di samping nya dengan mayat goblin sebagai kasur nya.
"Aku tidak menyangka kita berdua bisa hidup." kata Elora sambil tertawa kecil.
"Aku juga berpikir begitu." Daniel pun juga ikut tertawa.
Mereka berdua pun langsung memutuskan untuk tidur di sana. Pasrah adalah pilihan mereka saat ini, jika ada monster yang muncul tiba tiba saat ini, maka itu merupakan akhir hidup mereka berdua.
Lagipula Mp Daniel sudah tidak tersisa sama sekali. Membuatnya sangat kelelahan.
Untungnya keberuntungan ada pihak mereka, langit gelap penuh dengan darah itu kini berubah menjadi langit biru dengan matahari di atas nya. Mereka tertidur cukup lama hingga siang hari, bau dari mayat goblin itulah yang membuat mereka berdua bangun kembali.
"Semoga saja ada sebuah danau atau sungai di depan." Kata Elora seraya menaruh kembali panah yang di rumput ke punggungnya. Sesudah itu, Elora pun mengambil anak panah yang menurut nya masih di pakai di beberapa tubuh mayat goblin.
Sebaliknya, Daniel hanya menaruh dua pedang nya ke sarung pedang mereka kembali.
Selepas itu, mereka pun melanjutkan perjalanannya lagi. Matahari yang panas menyinari mereka berdua, walaupun sesekali ada angin sepoi-sepoi yang menghembuskan ke badan mereka berdua, itu masih membuat Elora dan Daniel mencium bau darah goblin yang sudah melekat di wajah dan pakaian nya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...POV ELORA...
"Seperti nya aku melihat sebuah danau dari kejauhan." Ujar ku dengan menajamkan pandanganku.
"Apa kamu serius, Elora?" tanya Daniel dengan wajah kelelahan.
Lagipula aku dan Daniel sudah 2 hari lebih belum meminum air sedikit pun membuat kami berdua sangat kehausan, dan juga aku merasa badan ku sudah bau akan darah goblin.
"Ya, itu sebuah danau." Aku pun bisa memastikan jika itu sebuah danau setelah melihat beberapa kali.
Mendengar itu, Daniel dan aku pun langsung berlari ke arah yang aku duga ada sebuah danau. Tepat yang aku lihat dari kejauhan, sebuah danau dengan ukuran tidak terlalu besar terhampar di depan mata ku.
Daniel tanpa basa-basi lagi langsung menceburkan diri nya setelah melepas kan dua pedang yang ada di pinggangnya, aku yang juga sudah melepaskan panah dan anak panah ku pun, juga ikut menceburkan diri ku ke air yang segar tersebut.
Warna biru dapat terlihat di air, itu semua bekas darah gobiln.
Kami berdua pun memutuskan untuk tidur di sana selama beberapa hari, Daniel bertugas untuk menjaga jikalau ada monster dan memangsa hewan yang dapat di makan, sedangkan aku bertugas untuk memasak daging yang sudah di kuliti oleh Daniel.
Sekarang kami berdua semakin akrab, aku tidak menyangka jika berpeluang bersama itu bisa seseru ini. Padahal aku merupakan petualang tingkat A yang sering kali berpetualang sendirian.
Saat itu aku memang ceroboh karena bisa tersesat di sebuah hutan tersebut lalu tanpa sengaja bertemu dengan Daniel yang entah dari mana dia berasal.
Berhari-hari telah berlalu, kami pun akhirnya menemukan jalanan setapak, dan mengambil keputusan untuk mengikuti jalan itu hingga akhirnya menemukan jalan yang lebih besar.
Sebuah kota mulai terlihat dari kejauhan, dan itulah merupakan cerita bagaimana akhirnya aku berpisah dengan cinta pertama ku yang entah kapan aku bisa bertemu lagi.
"Sampai jumpa lagi." Ujar Daniel dengan tersenyum lalu meninggalkan ku sendirian di sini.
"Sepertinya aku harus berpetualang sendirian lagi kali ini."
...BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
mario82
jatuh cinta si elenaor
2022-05-22
0
la beneamata
bingung,mc siapa sih bab ini?? aku kan cuma pembaca kok jadi aku jadi mc
2022-03-02
0
Fatha M
kalo bisa jangan mc yg bercerita, tapi author...
2021-09-12
0