Gagal bertemu calon suami.

Pagi hari tepat pukul sembilan pagi, Vina terlihat tengah duduk di sebuah sofa, yang berada di lobi gedung perusahaan milik Wijaya group. Vina saat ini tengah duduk sembari menunggu kedatangan seseorang.

"Maaf Nona, apa anda sedang menunggu seseorang??." tanya salah satu pegawai di sana, karena sejak tadi melihat Vina sepertinya sedang menanti seseorang.

"Iya Mbak, saya lagi menunggu seseorang." sahut Vina sedikit terkejut, dengan kehadiran seseorang yang baru saja bertanya padanya.

"Maaf mbak, apa pak direktur masih lama keluarnya??." baru saja Vina melontarkan pertanyaan pada pegawai tadi, tiba tiba sosok tampan Pria tampan, keluar dari sebuah lift khusus petinggi perusahaan.

"Itu Tuan_." jawaban pegawai tersebut tersela, ketika melihat Vina sudah melangkah ke arah Pimpinan mereka.

"Siapa gadis itu, apa dia kekasih tian Doni??." gumam pegawai tadi ketika melihat dari kejauhan Vina sedang menyapa pimpinan mereka itu.

"Selamat pagi pak direktur yang terhormat." sapaan Vina membuat Doni mengeryitkan alisnya.

"Pagi,,,mau apa lagi anda kemari Nona?? apa ucapan pedas anda kemarin masih kurang??. jika karena itu alasan anda datang kemari, maaf saya tidak punya waktu untuk berdebat dengan anda Nona." cetusan Doni seketika membuat Vina membathin.

"Jika bukan karena mas Reza yang meminta aku untuk datang kesini, jangan harap aku sudi melihat wajah kamu lagi, dasar pria gila." bathin Vina.

"eh,,, tunggu sebentar tuan." Vina menyusul langkah Doni.

"Ada apa lagi Nona?? saya ingin bertemu dengan calon istri saya Nona, jadi maaf saya tidak punya waktu untuk melayani perdebatan anda." Jawab Doni, kesal karena hari ini ia terpaksa, harus bertemu dengan anak sahabat mamanya. yang memang sengaja di jodohkan dengannya.

"Saya hanya ingin minta maaf Pada anda tuan, maafkan atas sikap kurang sopan saya pada anda kemarin." permintaan maaf Vina sontak membuat langkah Doni terhenti, kemudian membalikan tubuhnya ke arah Vina.

"Ternyata gadis Garang seperti kamu, bisa juga minta maaf." jawab Doni yang kemudian kembali melanjutkan langkahnya, meninggalkan Vina yang masih berdiri menunggu jawaban darinya.

"Hist,,,, kalau bukan karena permintaan mas Reza, nggak akan aku minta maaf sama pria gila itu." gerutu Vina seraya menghentak hentakan kakinya saking kesal.

Belum juga habis kekesalan Vina menghadapi sikap Doni barusan, tiba tiba mamanya menelepon.

"Iya mah iya,,, bentar lagi Vina kesana." jawab Vina yang sudah paham dengan maksud mamanya menelepon dirinya.

"Bisa nggak sih, sehari saja aku bisa bernapas lega." gerutu Vina ketika mematikan sambungan telepon dari mamanya.

Sepuluh menit sejak meninggalkan perusahaan Doni, Vina tiba di sebauh cafe dengan mengemudikan mobilnya.

Setibanya di dalam cafe tersebut Vina memandang ke segala arah, sembari memperhatikan apakah ada seseorang yang saat ini, sesuai dengan ciri ciri yang pagi tadi di beritahukan oleh sang mama.

Saking serius memandang ke hampir seluruh meja Cafe, Vina yang saat ini melangkah tanpa melihat situasi, tidak sengaja menabrak seseorang yang berada di depannya. hingga Vina hampir saja terjatuh, kalau saja tidak dengan sigap tubuh perkasa pria tersebut menopang tubuhnya.

"Maaf tuan saya tidak sengaja." ujar Vina ketika tubuhnya terasa di topang seseorang, dan posisi mereka hampir berpelukan.

"Saya tidak menyangka Nona, ternyata anda menyembunyikan sikap agresif di balik sikap anda yang garang." Doni berpikir jika Vina sengaja mengikuti dirinya hingga ke Cafe tersebut.

"Jaga ucapan anda tuan!! apa maksud dari perkataan anda??." cetus Vina yang tidak sepenuhnya paham dengan sindiran Doni.

"Anda sengaja mengikuti saya sampai di Cafe ini, lalu jika bukan agresif apa namanya itu Nona??." lanjut Doni dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Haaah,,," seketika Vina terkejut dengan pemikiran Doni tentang dirinya.

"Benar benar gila, jadi om om ini menyangka aku terus mengikuti dirinya. gila, memangnya aku kurang kerjaan apa, sampai mau ngikutin kamu hingga ke sini." Bathin Vina menatap lekat ke arah Doni.

"Maaf ya Tuan, apa anda pikir saya kurang kerjaan, sampai mengikuti setiap langkah and hingga ke sini." ucap Vina yang tidak tahan dengan semua penuturan pria tampan tersebut.

"Jika bukan mengikuti saya, maka apa yang anda lakukan di sini." cetus Doni.

"Maaf ya,,, tuan Doni Wijaya, apa anda lupa,jika ini tempat umum, jadi siapapun boleh datang kesini." jawab Vina yang tak kalah ketus, kemudian melangkah meninggalkan Doni, yang masih berdiri di tempatnya.

Dret,,, dret,,,, suara ponselnya mengejutkan Doni.

"Iya mah, Doni udah sampai di alamat Cafe yang mama kirimkan tadi." jawab Doni malas kemudian menutup teleponnya.

Sementara Vina yang saat ini sudah duduk di sebuah meja yang tidak jauh dari meja Doni, menatap penuh selidik, pada setiap pengunjung Cafe.

"Kata mama anak temannya memakai kemeja navi, celana hitam." Bathin Vina seraya terus meneliti setiap pengunjung Cafe.

"Nggak mungkinkan itu anak teman mama??." lanjut bathin Vina yang ilfil ketika melihat seseorang yang hampir memiliki ciri ciri yang di sebutkan mamanya, namun pria yang saat ini di lihat Vina berpenampilan layaknya om om senang dengan perut buncitnya.

"Ah,,,apa mama udah nggak sehat apa, sampai sampai menjodohkan Vina dengan pria model begituan." gerutu Vina bergidik ngeri, membayangkan jika sampai ia menikah dengan pria berperut buncit tersebut.

Sementara Doni yang sejak tadi terus memperhatikannya, hanya bisa tersenyum.

"Apa gadis itu memang sudah tidak waras??." bathin Doni tanpa sadar tersenyum ke arah Vina.

Bosan menunggu akhirnya Doni memutuskan mengirimkam sebuah pesan pada mamanya.

" Maaf Ma, Doni banyak kerjaan di kantor, Doni sudah tidak punya waktu lagi, untuk lama lama menunggu anak teman mama itu." bunyi pesan yang di kirim Doni pada mamanya, sebelum ia meniggalkan Cafe tersebut.

Sementara Vina, sebelum meninggalkan Cafe tersebut, di sempatkannya untuk mengambil gambar pria tadi dari ponselnya.

***

Setibanya di rumah mamanya, Vina segera melangkah menuju kamarnya. ia sudah sangat merindukan kamarnya, bagaimana tidak untuk menghindar dari mamanya ia sampai menginap di rumah kakaknya selama hampir dua hari.

"Vina" Panggilan dari mamanya menggema hampir ke seluruh ruangan, ketika ia baru saja hendak menaiki anak tangga menuju kamarnya.

"Ada apa lagi sih ma?? Vina capek banget nih." sahut Vina dengan wajah lunglai tidak bersemangat.

"Mama cuma mau tanya sayang, gimana,,, kamu udah ketemu ama anak temen mamakan??." pertanyaan penuh selidik dari sang mama, membuat tubuh Vina semakin tak bersemangat.

"Masa iya sih mah, mama mau jodohin Vina dengan pria seperti itu??." ujar Vina yang menyangka jika pria buncit di cafe tadi adalah anak dari teman mamanya.

"Emang apa sih yang kurang dari anak teman mama Vin?? udah ganteng mapan lagi." ucap mamanya membanggakan calon menantunya.

"Mata mama masih sehatkan ma??." cetus Vina.

"Masihlah,,,, kamu ngomong apa sih Vin." jawaban ketus mamanya membuat Vina melanjutkan langkahnya menuju kamar.

"Vin,,,Vina,,, mama nggak mau tahu, pokoknya mama pengen kamu menikah dengan anak temen mama!!." ucapan Tegas mamanya membuat kepala Vina seperti mau pecah.

"Terserah mama sajalah." jawab Vina pasrah, setelah itu berlalu di baik pintu kamarnya.

Terpopuler

Comments

Ida Miswanti

Ida Miswanti

Santuy Pak Dirut,,,Calon Bu Dirut ada di pelupuk mata 🤗

2024-11-15

0

Andi Fitri

Andi Fitri

pasti doni dan Vina yg mau di jodohkan 😁😁

2023-08-18

1

Lilis priyoga

Lilis priyoga

bagus critanya

2022-05-06

0

lihat semua
Episodes
1 Malam Pernikahan.
2 Menghancurkan harga diri.
3 Hampir tertabrak.
4 kedatangan ibu Mertua 1
5 Kedatangan ibu mertua 2
6 Putusnya hubungan Reza dan Nadin.
7 berkunjung ke panti.
8 Tragedi lingerie memalukan.
9 Tidak sengaja bertemu.
10 Mas Doni Wijaya.
11 Tidur seranjang.
12 Mengaku sebagai suami pada rekan kerja Tasya.
13 Mendiami Mas Reza.
14 Presentasi di depan Suami.
15 Because she is my wife.
16 Jadilah ibu dari anak anakku.
17 mempublikasikan hubungan.
18 Kekesalan Vina.
19 Gagal bertemu calon suami.
20 Memberikan hak suami.
21 Menemui Doni.
22 Ingin menimang cucu.
23 Memergoki Nadin.
24 Akhirnya Reza pun Tahu.
25 Magang.
26 Magang (1)
27 Ternyata Dia calon istriku.
28 Sikap Aneh Tasya.
29 Panggilan Baru.
30 Dokter Wandi.
31 Mengandung.
32 Rencana pernikahan Doni dan Vina.
33 Pernikahan Doni dan Vina.
34 Nadin mabuk.
35 Kebenaran yang menyakitkan.
36 Menghadiri pemakaman bi Inah.
37 Hampir kehilangan kendali.
38 Melakukan kewajiban.
39 Tasya pingsan.
40 Kesucian Nadin.
41 Kebenaran tentang Tasya.
42 Terungkapnya semua tentang Tasya.
43 Tak suci lagi.
44 Kehamilan Vina.
45 Hamil.
46 Pengorbanan.
47 Ungkapan hati Raka.
48 Insiden memalukan Sarah.
49 Pernikahan Raka dan Nadin.
50 Cinta dalam diam Tasya.
51 Mencintai dalam diam 1.
52 Mencintai dalam diam 2.
53 Matahariku.
54 Pecah ketuban.
55 Tasya Lahiran.
56 Menjenguk Tasya dan bayinya.
57 Dia Calon Istriku.
58 Dia Calon istriku 1.
59 Dia Calon Istriku 2.
60 Fhiting baju pengantin.
61 Undangan pernikahan.
62 Hari pernikahan Rendi dan Sarah.
63 Malam pengantin.
64 Malam pengantin 1.
65 Nadin lahiran.
66 Menjenguk Nadin.
67 Klien tak terduga
68 Ibu ingin cucu.
69 Api api cemburu.
70 Mengungkapkan Rasa.
71 Thank you so much.
72 Berlibur ke Bali.
73 Hamil anak ke dua.
74 Bayi perempuan Rendi dan Sarah.
75 Rumah baru.
76 Penculikan.
77 Penculikan 1.
78 Rendi siuman.
79 Makan malam bersama.
80 Episode terakhir.
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Malam Pernikahan.
2
Menghancurkan harga diri.
3
Hampir tertabrak.
4
kedatangan ibu Mertua 1
5
Kedatangan ibu mertua 2
6
Putusnya hubungan Reza dan Nadin.
7
berkunjung ke panti.
8
Tragedi lingerie memalukan.
9
Tidak sengaja bertemu.
10
Mas Doni Wijaya.
11
Tidur seranjang.
12
Mengaku sebagai suami pada rekan kerja Tasya.
13
Mendiami Mas Reza.
14
Presentasi di depan Suami.
15
Because she is my wife.
16
Jadilah ibu dari anak anakku.
17
mempublikasikan hubungan.
18
Kekesalan Vina.
19
Gagal bertemu calon suami.
20
Memberikan hak suami.
21
Menemui Doni.
22
Ingin menimang cucu.
23
Memergoki Nadin.
24
Akhirnya Reza pun Tahu.
25
Magang.
26
Magang (1)
27
Ternyata Dia calon istriku.
28
Sikap Aneh Tasya.
29
Panggilan Baru.
30
Dokter Wandi.
31
Mengandung.
32
Rencana pernikahan Doni dan Vina.
33
Pernikahan Doni dan Vina.
34
Nadin mabuk.
35
Kebenaran yang menyakitkan.
36
Menghadiri pemakaman bi Inah.
37
Hampir kehilangan kendali.
38
Melakukan kewajiban.
39
Tasya pingsan.
40
Kesucian Nadin.
41
Kebenaran tentang Tasya.
42
Terungkapnya semua tentang Tasya.
43
Tak suci lagi.
44
Kehamilan Vina.
45
Hamil.
46
Pengorbanan.
47
Ungkapan hati Raka.
48
Insiden memalukan Sarah.
49
Pernikahan Raka dan Nadin.
50
Cinta dalam diam Tasya.
51
Mencintai dalam diam 1.
52
Mencintai dalam diam 2.
53
Matahariku.
54
Pecah ketuban.
55
Tasya Lahiran.
56
Menjenguk Tasya dan bayinya.
57
Dia Calon Istriku.
58
Dia Calon istriku 1.
59
Dia Calon Istriku 2.
60
Fhiting baju pengantin.
61
Undangan pernikahan.
62
Hari pernikahan Rendi dan Sarah.
63
Malam pengantin.
64
Malam pengantin 1.
65
Nadin lahiran.
66
Menjenguk Nadin.
67
Klien tak terduga
68
Ibu ingin cucu.
69
Api api cemburu.
70
Mengungkapkan Rasa.
71
Thank you so much.
72
Berlibur ke Bali.
73
Hamil anak ke dua.
74
Bayi perempuan Rendi dan Sarah.
75
Rumah baru.
76
Penculikan.
77
Penculikan 1.
78
Rendi siuman.
79
Makan malam bersama.
80
Episode terakhir.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!