Tidak terasa sudah hampir sebulan Reza dan istrinya menempati rumah baru mereka, dan tidak terasa sudah hampir sebulan pula lamanya Tasya bekerja di perusahaan Wijaya group. walaupun tidak senang melihat istrinya yang mempunyai bos, yang terbilang masih muda dan juga masih single, Reza tetap tidak secara terang terangan melarang Tasya bekerja, hanya saja banyak alasan yang di buat buat oleh Reza agar istrinya lambat berangkat ke kantor. dengan begitu ia berharap jika istrinya, akan segera mendapat surat pemecatan sepihak dari perusahaan, karena di anggap tidak konsisten dalam bekerja. sama seperti pagi ini, lagi lagi begitu banyak alasan yang di buat Reza, agar Tasya lagi lagi lambat berangkat ke kantor.
"Mas,, kan boleh ngepelnya nanti pulang kerja saja, soalnya semalam sebelum tidur lantainya udah aku pel." ujar Tasya, ketika Reza kekeh memintanya untuk kembali mengepel lantai yang terbilang sudah sama sekali tidak kotor.
"tidak bisa begitu, saya tidak mau ada kuman di dalam rumah, apa kamu sengaja ya membiarkan kuman beredar luas di dalam rumah, biar aku cepat mati dan kamu menikah lagi." cetus Reza yang hanya mencari cari alasan.
"Bukan gitu maksud aku mas." Jawab Tasya yang tidak terima dengan tuduhan asal dari Reza.
"Ok,,, ok,,, lantainya aku pel lagi." Tasya lagi lagi mengalah.
Usai mengepel lantai Tasya hendak ke kamar mereka untuk mandi, namun Reza lagi lagi membuat kekesalan Tasya hampir meledak.
"Sya,,, saya mau nasi goreng, tolong buatin dong!!." seru Reza ketika melihat Tasya yang hendak ke kamar untuk mandi.
"Mas tadikan aku udah buatin omlet buat sarapan, entar aku telat lagi mas." jawab Tasya sembari menghentikan langkahnya.
"Gimana dong,,, saya laper sya." ujar Reza yang hanya mengada ngada, karena sejujurnya perutnya sudah sangat penuh rasanya.
"Kalau kayak gini terus, aku bisa di pecat ini mas.masa iya baru sebulan bekerja udah mau di pecat.??" gerutu Tasya dengan terpaksa melangkahkan kakinya ke dapur untuk membuat, nasi goreng permintaan Reza.
"Bagus dong." gumam Reza lirih, ketika mendengar gerutuan Tasya
"Mas ngomong apa barusan??." selidik Tasya ketika tidak sengaja mendengar samar samar Reza bergumam.
"Tidak,,, saya tidak ngomong apa apa." jawab Reza santai, sembari mengenakan jas kerjanya.
Usai membuat nasi goreng permintaan Reza tadi, Tasya segera berlari kecil menuju kamarnya, untuk mandi lalu bersiap untuk berangkat kerja.
"Mau bareng nggak??." Tanya Reza ketika melihat istrinya sudah siap dengan pakaian kerjanya.
"Nggak usah mas, entar aku tambah telat lagi. kamukan harus nganterin Nadin lebih dulu." tolak Tasya, sebab mengira selama ini Reza masih mengantar jemput Nadin di kantornya.
"Aku naik taksi saja mas." Tasya menolak naik ke mobil, di saat Reza sudah membukakan pintu mobil untuknya.
"Aku bilang masuk ya masuk!!." raut wajah tak ingin di bantah kini terukir jelas di wajah Reza, sehingga mau tidak mau Tasya pun masuk ke mobil Reza.
"Kenapa sih mas Reza nggak pernah bisa menerima penolakan, egois banget jadi orang." Tasya menggerutuki Reza dalam hati, ketika Reza hendak memasangkan shit belt untuknya.
"Mas,,, mas kenapa nggak menjemput Nadin dulu??." selidik Tasya ketika arah mobil Reza tidak melintas ke arah apartemen milik Nadin.
"Nggak usah banyak tanya boleh tidak??." cetus Reza.
"Entar kalau Nadin marah sama mas, terus kalian berantem jangan salahin aku ya!!." Ujar Tasya, namun tak mendapat tanggapan sama sekali dari Reza.
"Awas aja kalau sampai aku dijadiin sasaran kalau mereka bertengkar."bathin Tasya seraya menatap ke arah Reza yang tengah fokus mengemudi.
Sesampainya di gedung yang menjulang tinggi tempatnya bekerja, Tasya segera berlari kecil karena takut kena marah, sebab lagi lagi ia datang terlambat.
"Bisa nggak sih pamit dengan senyuman manis dulu gitu ke suami?? ini main nyelonong saja keluar." gerutu Reza ketika melihat istrinya yang main nyelonong keluar begitu saja. bukan tanpa alasan, Tasya langsung keluar dari mobil Reza dan berlari kecil menuju gedung yang terbilang cukup megah tersebut. saat masih di dalam mobil Tasya melihat mbak Sarah sedang mondar mandir di lobi gedung, itu sebabnya ia buru buru masuk.
Tetapi semua di luar dugaan Tasya, bukannya marah Sarah malah menyambut Tasya dengan senyum.
"Pagi Sya." sapa Sarah ketika melihat kedatangan Tasya.
"Pagi mbak." jawab Tasya yang juga membalas senyuman Sarah.
"Seruis nih mbak Sarah nggak marahin aku, atau mbak sarah lagi kesambet ya??." bathin Tasya ketika melihat Sarah sedikit terlihat aneh menurutnya.
"Sya,,, hari ini kita gajian ya,,, jadi semua pegawai di harapkan bisa bekerja dengan baik lagi ok." Sarah mengedipkan sebelah matanya dan itu semakin membuat Tasya keheranan, dengan sikap Sarah yang semakin aneh menurutnya. tapi Tasya tidak terlalu ambil pusing dengan perubahan sikap Sarah padanya pagi ini, malah dia bersyukur pagi ini ia tidak harus sarapan dengan omelan Sarah, karena ia datang terlambat lagi.
Sarah bersikap begitu bukan tanpa alasan, Sarah melakukan semua itu karena tanpa sengaja ia memergoki Doni, yang tidak lain adalah Dirut di perusahaan tempat mereka bekerja, diam diam mengambil gambar Tasya, melalui ponsel miliknya.
Menurut Sarah tidak mungkin bosnya tersebut melakukan semua itu tanpa alasan, dan alasan yang paling masuk akal Sarah saat itu adalah, bosnya tersebut tengah menaruh hati pada Tasya. itu sebabnya sekalipun tadi Tasya datang terlambat, ia tidak memarahi Tasya. bahkan Sarah menyambut Tasya dengan senyuman termanis miliknya.
Hari ini saat jam kerja Usai Tasya terlihat sangat sumringah. bagaimana tidak hari ini untuk pertama kalinya ia mendapat upah dari hasil kerjanya. dan yang paling membuat Tasya bahagia adalah, mulai hari ini juga ia sudah bisa mengembalikan uang mama mertuanya yang pernah di berikan padanya dulu, walaupun dengan cara menciilnya pada sang suami.
Saat ini Tasya sedang berdiri di halte, untuk menunggu kedatangan bus yang akan mengantarnya kembali ke rumah.
"Kemana gadis itu??." gerutu Reza ketika sudah hampir setengah jam, menunggu Tasya di depan gedung perusahaan tempat Tasya bekerja, namun Tasya tak juga menampakan batang hidungnya. lelah menunggu akhirnya Reza memutuskan untuk turun dari mobilnya, dan bertanya pada salah seorang pegawai di sana, tentang keberadaan istrinya.
"Permisi mbak, apa mbak mengenal Tasya, dia salah satu pegawai di sini??." tanya Reza pada seseorang yang ternyata Sarah.
"Oh,,, Tasya,,,, dia sudah pulang setengah jam yang lalu, maaf anda ini siapanya Tasya ya??." jawaban sekaligus selidikan di lancarkan Sarah, ketika melihat seorang pria tampan dengan stelan jas lengkapnya dan di tambah lagi dengan mewahnya kuda besi yang di tungganginya.
"Kenalkan Saya Reza, suaminya Tasya." jawaban Reza sontak membuat mata Sarah membulat dengan sempurna.
"Haaah,,, apa mungkin pria setampan dan sekaya ini suaminya Tasya??." bathin Sarah seakan tidak percaya dengan, apa yang baru saja di dengarnya.
"Aku pikir pak Doni adalah pria yang paling tampan yang pernah aku temui, ternyata aku salah selama ini." lanjut bathin Sarah masih dengan menatap lekat ke arah Reza.
"Mbak,,, mbak nggak papa??." Reza melambaikan tangannya tepat di depan wajah Sarah, yang terlihat sedang melamun.
"Ah,,, kenapa,,, ??." jawab Sarah yang baru saja sadar dari lamunannya.
"Kalau gitu saya pamit dulu mbak, terima kasih informasinya." Pamit Reza masih dengan raut wajah heran ketika melihat ekspresi Sarah tadi.
Karena tidak mendapati Tasya di kantornya, Rezapun memutuskan untuk segera pulang, karena menurut penuturan salah seorang pegawai yang di tanyanya tadi Tasya sudah pulang.
Sementara Sarah yang masih diam mematung sejak kepergian Reza, hanya bisa berputar dengan semua pemikiran, yang saat ini berada di kepalanya, tentang sosok Tasya.
"Apa iya pria tadi suaminya Tasya?? tapi kalau benar, nggak mungkinkan Tasya harus capek capek kerja sebagai pegawai biasa, kalau suaminya saja kayaknya horang kaya??." akhirnya jiwa kepo sarahpun keluar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
siti yanti
beeuuh gak tau aja tuh mba Sarah klo suaminya Tasya tu blekeddess
2022-05-26
0
Yunerty Blessa
lanjut
2022-05-17
0
Astina Sutami
hem
2022-03-11
0