Sementara itu di toilet Keren sedang merapikan baju dan juga riasa sederhananya, tidak sengaja karena mendengar suara tangis anak kecil yang terdengar berasal dari bilik paling ujung toilet, rasa penasaran membawa keren untuk melihat serta membuktikan indra pendengarannya apakah benar atau salah.
"Hua hiks hu hiks." Suara tangis semakin jelas terdengar ketika ia semakin dekat di balik toilet tersebut.
"Apa ada orang disana ?" Tanya Keren waspada, takut itu hanya ilusi atau jebakan untuk dirinya.
"Toyong." Suara cadel tersebut cukup membuktikan kalau yang di balik toilet tersebut merupakan anak dibawah umur.
"Hei gadis manis." Ucap Keren setelah berhasil membuka pintu toilet tersebut.
"Cup cup cup jangan takut." Ucap Keren semakin dekat.
"Huaa." Anak kecil tersebut langsung saja berlari ke pelukan Keren, ia tampak ketakutan.
"Kamu kenapa ada disini ? dimana orang tuamu ?" Tanya Keren sambil menenangkan anak kecil tersebut.
"Hiks hikss kaka." Hanya itu yang diucapkan oleh anak kecil yang mana itu bukan jawaban.
"Baiklah, sekarang ayo diam dulu gadis manis, nanti cantiknya hilang emang mau." Canda Keren mencoba untuk menghibur adik kecil tersebut.
"Tida huaa." Teriak nona manis tersebut.
Di tempat lain ..
Keren sudah mau 10 menit meninggalkan keluarganya di ruangan Vvip, keluarganya mulai cemas tidak biasanya Karen meninggal karena mereka begitu lama, dan lagi hanya untuk pergi ke toilet biasanya tidak selama itu.
"Mom, kenapa Keren tidak kembali - kembali." Ucap Felix yang mulai gelisah, Keren memang sudah mau memasuki usia 20 tahun tapi bagi Felix, Keren tetaplah adik kecilnya.
"Namanya juga perempuan, wajar-wajar saja jika lama di toilet." Bukan sang mommy yang menjawab tapi Daniel putra bungsu yang sok tau.
"Diam, aku tidak berbicara denganmu." Galak Felix pada adiknya tersebut, lihat dan lihat dari tatapan tajam dari Felix membuat Daniel bungkam, sedangkan yang lain hanya geleng - geleng kepala, Felix memang selalu posesif dan juga sensitif jika itu sudah menyangkut Keren adik perempuannya.
"Sudah - sudah, kita tunggu lima menit lagi jika Keren masih belum kembali, kita susul saja." Lerai Aeron, ia malas jika ada yang berdebat ketika ia sedang fokus mengerjakan sesuatu.
"Hmm." Daddy dan juga Derrel hanya berdehem saja dan yang lain diam saja.
Di tempat lainnya lagi ..
Sepasang suami istri jangan sibuk untuk mencari putri kecil mereka yang tiba-tiba hilang dari pandangan mata mereka, dan satu laki - laki dewasa merupakan putra mereka.
"Kalian kenapa bisa kehilangan adik ku, dasar tidak becus." Umpat lelaki dewasa tersebut, sedangkan sang daddy sedang menenangkan istri tercinta.
"Cari nona muda kalian sampai ketemu." Tegas lelaki dewasa tersebut, hal ini adalah kedua kalinya adik kecilnya hilang dari pengawasan.
"Dad, hiks dimana putri kita." Ucap sang ibu yang tampak tak bisa berhenti menangis.
"Hemmm, mereka sedang mencari kamu tenang lah." Jawab sang suami, ia pun sama khawatirnya dengan sang istri tetapi ia tidak bisa menunjukkan khawatir berlebihan karena takut istrinya akan semakin khawatir dan berpengaruh pada kesehatan.
"Huftt, tenanglah mom, Bella pasti baik - baik saja." Ucap sang anak pertama, ia tak tega melihat sang ibu yang terus mengeluarkan air mata.
Balik lagi ke toilet ...
" kalau sekarang kamu ikut Kakak dulu untuk menemui orang tua kakak, pasti mereka juga sedang mencari kakak." Tawar Keren kepada anak kecil tersebut.
"Hiks hikss." Hanya suara tangisan yang ia dengar.
"Baiklah, kakak anggap setuju okay." Ucap Keren sambil menggendong anak perempuan tersebut.
Keren mengambil kesimpulan jika anak kecil tersebut tersesat dan tidak tahu di mana orang tuanya tapi bisa dipastikan jika orang tuanya memesan ruangan di lantai yang sama dengannya, disini hanya ada 2 ruangan VVIP dan 3 ruangan Vip.
Dengan penuh kesabaran Keren menggendong anak kecil tersebut dan dibawa ke ruangan tempat keluarga makan malam.
Ruangan Vvip 1 ...
"Mom, dad, kakak." Ucap Keren setelah membuka ruangan tersebut.
"Keren astaga, dari mana saja kamu." Teriak Felix yang langsung berdiri, sejak tadi dia sangat mengkawatirkan adik kecilnya.
"Maaf kak, tapi Tolong jangan berteriak karena disini bukan hanya ada kita saja." Sambil melihat anak kecil yang hampir tertidur di pelukannya, mungkin saja karena sudah lelah menangis, pikir Keren.
"Anak siapa itu sayang ?" Tanya sang daddy dengan lembut tapi matanya menatap penuh selidik pada anak kecil yang berada di dalam gendongan sang putri.
"Entalah daddy, aku tidak sengaja menemukan ia di dalam toilet, ia sejak tadi menangis mungkin ia sudah tertidur." Jawab Keren dengan mengelus - elus pundak sang anak kecil
"Letakan dia disitu, kamu bisa kelelahan jika terus mengendong anak kecil itu." Ucap Felix ketus, ia sungguh tidak suka jika adiknya dibuat repot oleh orang yang tidak dikenal.
"Felix." Tegur sang mommy, yang lain hanya geleng - geleng kepala, mungkin sebentar lagi Felix akan benar - benar melakukan sesuatu yang mengancam jika anak kecil itu tidak segara turun dari pelukan sang adik.
"Kemarikan." Ucap sang mommy, ia mengerti seposesif apa Felix.
"Hmm, ia mom." Keren langsung menurut, setelah itu ia langsung duduk disamping kakak pertama dan keduanya.
"Pasti kamu lelah yah, anak kecil dasar merepotkan." Gerutu Felix sambil mengusap - usap kepala Keren, Daddynya hanya geleng - geleng kepala melihat tingkah Felix yang sangat berlebihan.
"Bahaya, bagaimana jika Keren menikah, apa yang akan terjadi." Batin Daniel bergedik ngeri, mengingat kakaknya tidak suka jika sang adik Keren berbagi perhatian dengan orang lain, ia saja takut mencuri perhatian lebi pada Keren, takut akan tatapan menakutkan milik Felix..
"Sudahlah Felix, kamu terlalu berlebihan." Jawab sang daddy yang masih mendengarkan gerutu dari Felix, Felix diam dan menatap penuh selidik pada anak kecil yang sudah berpindah tangan pada sang mommy.
"Daniel tolong panggil manajer hotel sekarang." Ucap sang mommy yang tak terbantahkan.
"Baiklah, ehm apa ada yang mau menemaniku ?" Tanya Daniel menawarkan, ia tak ingin pergi sendiri.
Tidak ada yang menjawab membuat Keran berinisiatif untuk menemani kakaknya tersebut.
"Ayo aku temani." Ucap Keren yang segera bersiap untuk berdiri dari tempat duduk tetapi tangannya ditahan oleh sang kakak.
"Tidak, biar Aeron saja yang menemaninya." Ucap Felix tidak mengijinkan, Felix langsung saja mengarahkan tatapan tajam ketika menyadari jika Aeron hendak menolak.
"Baiklah ayo." Pasrah Aeron, kakaknya satu itu memang sangat menakutkan dan juga menyebalkan.
Keren hanya geleng - geleng kepala dan Melambaikan tangan kepada kedua kakaknya yang ditugaskan untuk memanggil restoran tersebut.
setelah Aeron dan juga Daniel meninggalkan ruang Vvip mereka, suasana kembali hening, semua tatapan terarah pada anak kecil berjenis kelamin perempuan tersebut, tatapan Felix seolah ingin mancabik - cabik anak kecil tersebut, berani sekali merepotkan sang adik pikir Felix, sedangkan Derrel menatap dengan penuh selidik ia menganggap anak kecil itu berbahaya apa lagi perempuan ia cukup mengingat tingkah - tingkah Keren saat kecil, menyebalkan dan susah di atur. Daddy menatap anak kecil itu dengan datar tanpa ekspresi sekali - sekali menatap sang putri yang sudah dewasa, dan tampam sang mommy yang begitu senang menggendong anak kecil tersebut, sepertinya ia akan segara meminta anak - anaknya untuk menikah dan membuatkan cucu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
putput🍅🍅
susunannya itu begini...
Daren, felix, aeron, Daniel, dan keren
2021-07-25
1
Sully Sumandag
❤️❤️❤️
2021-07-10
0
ふじょし
ohh aeron ketiga gw kira aeron keduaa
2021-07-06
3