Tidak tau harus berkata apa tapi aku begitu syok mendengar perjodohan yang di sampaikan Pak Wijaya (kakek Rima dan ayah David).Bagaimana bisa aku menghabiskan hidupku dengan pria seperti dia dan apa yang di pikirkan ayahku tentang dia sehingga menyetujui perjodohan ini.Pertama kali bertemu dengan nya saja sudah membuatku bersumpah agar tidak di pertemukan lagi dengan pria sombong nan angkuh itu.Lalu bagaimana bisa yang terjadi malah sebaliknya jika aku menyetujui perjodohan itu maka setiap hari aku akan melihat wajahnya yang sangat ku benci.
Seperti biasa jika emosi ku meluap aku hanya ingin sendiri dan menghabiskan waktu di teras kamarku saja tidak ingin di ganggu siapa pun.Tapi tak lama kudengar suara ayah memanggilku dan suara itu sangat dekat sekali sepertinya ayah sudah berdiri di depan Pi tu kamarku.
"Naima putri kesayangan ayah....?"
Panggil ayah dengan lembut mengetuk pintu kamarku.
"Kalau memang benar aku putri kesayangan ayah,tidak mungkin ayah akan menetapkan perjodohanku dengan monster sombong seperti David."
Jawabku dari dalam kamar yang tidakk ku kunci.
"Ahaha...monster?"
"Siapa yang mengatakan David itu monster?"
"David itu pria yang baik nak,kau hanya perlu waktu saja untuk memahaminya."
Jelas ayah coba meyakinkan ku.
"Pria yang baik,tepatnya dia itu pria yang tidak punya hati ayah.."
Rengekku pada ayah kesal sambil membuka pintu.
"Naima...terkadang kita perlu mengenal seseorang lebih dekat agar kita tahu apa alasan di balik sikap tidak baik seseorang itu,kau baru kali ini bertemu David,kau belum tau masa lalunya,dia dulu pria yang seperti apa,jadi jangan terlalu cepat menilai dia pria yang tidak punya hati.
Nasihat ayah padaku.
"Sudah ayah,aku sudah tau siapa dia."
Kataku.
"Oh ya,coba ceritakan pada ayah sejauh mana kau mengenal David."
Kata ayah padaku.
"David itu,pria pria aneh yang berhati batu yang seperti enggan mengasihi Rima putrinya sendiri.Bahkan aku mulai mengerti mungkin saja istri nya ibu Rima meninggalkannya karena keangkuhan sifatnya.Oh...bahkan aku tidak habis pikir wanita seperti apa yang bisa menghabiskan sisa hidupnya dengan pria aneh itu."
Aku menyampaikan penilaian ku tentang David yang di minta ayah.
"Tentu saja wanita yang seperti mu nak."
Jawab ibu yang ternyata sudah berdiri di belakangku sejak tadi saat aku menyampaikan penilaianku pada ayah.
"Ah...ibu.."
Rengekku lagi dengan manja coba membantah.
"Kenapa ibu?"
"Tentu saja dirimu lah wanita yang sanggup menghadapi pria tidak berhati seperti David."
Jawab ibu coba meyakinkanku.
"Aku...?"
Tanyaku menunjuk diriku sendiri dan bingung.
"Ya...Naima putri kami yang penuh cinta kasih."
Jawab ayah ibu bersamaan.
"Apa alasnnya?"
Aku semakin bingung.
"Dengar nak,sebenarnya Bapak dan Ibu Wijaya sudah lama ingin melamarmu menjadi menantunya bahkan sebelum pernikahanmu di batalkan.Waktu itu ayah menolaknya karena ayah tau kau sangat mencintai Arya yang ternyata telah tega meninggalkan mu di hari menjelang pernikahan hanya karena dia tidak bisa menerima kekuranganmu yang tidak bisa mengandung.Saat ayah begitu terpukul melihat keadaanmu,tanpa sengaja Pak Wijaya menelpon sekedar menanyakan kabar sebagai teman yang sudah lama tidak bertemu.Dengan sedih ayah pun menceritakan apa yang sudah terjadi.Beliau pun turut bersedih dan dia mengingat kembali lamaran yang pernah dia ajukan untuk mu pada waktu lalu.Dan setelah ayah berfikir ayah rasa ini adalah kehendak Tuhan,batalnya pernikahanmu mungkin itu adalah jalannya kau bisa bertemu David dan Rima.
Jelas ayah.
"Bertemu David dan Rima ?"
"Maksudnya ini semua sudah rencana ayah?"
Tanyaku sedikit kesal.
"Sebenarnya tidak sayang,tapi semua yang terjadi begitu sebuah kebetulan dan seperti sudah di rencanakan.Dan sekali lagi ayah katakan entah kenapa ayah merasa semua ini jalan yang di tunjukkan Tuhan.Jadi melihat keadaanmu yang begitu sedih ayah berfikir sebaiknya kau harus dijauhkan dari semua kenangan masa lalumu dan sebagai teman baik ayah meminta pendapat Pak Wijaya meskipun saat itu ayah belum memberikan jawaban atas lamarannya untukmu.Dan kemudian dia merekomendasikan rumah yang kita tempati sekarang.Pada hari saat kita pindah ke rumah ini mereka sengaja tidak langsung mengunjungi kita supaya kau tidak bertanya tanya,tapi ketika pertama kali melihatmu mereka begitu sangat menyukaimu.Terutama ketika ibu Wijaya melihat kau mengobrol bersama Rima di sekolah kalian begitu akrab,dia merasa kalau Rima begitu nyaman dan aman jika bersama mu,dan dia sangat senang melihatnya."
"Sayang...kau tahu,saat ini hak asuh Rima sedang di gugat oleh ibu kandungnya tapi pihak kakek dan nenek Rima tidak mengizinkan karena mereka tau apa alasan yang membuat David berpisah.Maka dari itu David di minta pulang secepatnya.Tapi hal yang sangat menyulitkan David saat ini adalah statusnya yang tidak punya istri sementara jika di lihat dari usia Rima yang masih di bawah umur kasus ini mungkin akan di menangkan ibu kandungnya."
Jelas ayah kembali.
"Bukan nya lebih bagus jika Rima di urus oleh ibunya?toh selama ini David tidak menyayangi putrinya bahkan enggan untuk melihatnya."
Jawabku kembali begitu gengsi sementara hatiku berkata aku begitu menyayangi Rima.
"Naima,semua tidak seperti yang kau fikirkan,David punya alasan untuk itu dan suatu hari nanti kau akan mengetahuinya dan kau akan mengerti."
Jawab Ayahku.
"Iya tapi....."
"Naima sayang,ayah ibu tidak memaksamu untuk menerima perjodohan ini jika kau sulit untuk menerimanya.Tapi ketika kami melihat kau begitu menyayangi Rima dan selalu tersenyum jika bersamanya kami pikir mungkin rencana perjodohan ini benar.Dan ibu fikir kenapa Tuhan tidak menakdirkanmu bisa menjadi ibu dari darah dagingmu sendiri ,karena Tuhan menginginkan mu menjadi seorang ibu dari anak yang tidak berdaya seperti Rima."
"Glek..."
Kalimat terakhir ibu begitu menyentuh hatiku dan membuatku mulai faham dari arti perjodohan ini.
"Baiklah ayah ibu,kasi aku waktu untuk berfikir dalam mengambil keputusan ini.Dan seandainya aku setuju alasan nya tidak lain hanya lah karena Rima."
Ujarku seperti membentengi diri.
"Baiklah sayang,kami percaya kau adalah wanita yang bijaksana dalam mengambil keputusan."
"Istirahatlah.."
Perbincangan kami pun berakhir setelah ayah ibu mencium keningku dengan penuh kasih sayang dan mengucapkan selamat malam untukku.
Aku yang masih duduk di teras kamarku terpaku memandang ke arah rumah Rima.Terlihat di sana ada satu ruangan yang lampunya masih menyala dan aku merasa itu adalah kamar Rima.Sepintas terbayang wajah Rima yang menggemaskan ketika dia berbicara dengan gaya orang dewasa.
Rima telah mencuri hatiku.....
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Marsanda Marsanda
alur ceritanya bagus thor
2022-04-11
0
Fa Rel
persis film mohabbattein isita ruh8 raman
2022-03-10
1
sihono hadi
akhirnya jatuh cinta demi
2022-02-04
0