Bab 3

Rasa kesalku masih saja terbawa sepanjang perjalanan bahkan ketika aku sampai di rumah.

Aku tidak habis pikir kenapa bisa ada manusia punya sikap angkuh seperti pria tadi.

Setelah menyegarkan diri aku juga coba meredam emosi ku dengan menenagkan diri duduk di kursi tempat aku bermalas malasan yang ada di depan teras kamarku.Kebetulan teras kamarku view nya menghadap halaman taman Rima.Dengan tidak sengaja aku kembali melihat Rima sedang bermain bersama kucing yang sering diajaknya mengobrol.

Tapi kali ini rumah Rima terlihat sangat ramai seperti sedang ada acara spesial.Dan kebetulan Rima yang sedang bermain ternyata juga sedang melihatku yang sedang berdiri di teras kamar.

"Ibu guru Naima....?"

Panggil Rima melambaikan tangannya.

"Haiii....."

Balasku melambaikan tangan juga.

"Ayo kesini Bu...."

Rima kembali melambaikan tangannya padaku dan memintaku turun menemuinya.Tentu saja dengan senang hati aku segera turun untk bermain dengannya.Karena aku merasa segala kesedihanku hilang jika melihatnya.

Entah mengapa aku merasa aku begitu dekat dengannya.

"O...jadi rumah ibu guru di sini?"

Tanya Rima padaku begitu menghampirinya.

"Ya sayang,sebenarnya sudah beberapa Minggu yang lalu."

"O...jadi ternyata kita tetangga ya?"

Tanya nya lagi dengan gaya orang dewasa.

"Ya...seperti itu lah ternyata,haha...."

Jawabku dengan tertawa melihat gaya Rima yang begitu lucu jika di ajak berbicara.Seolah olah aku sedang berbicara dengan teman temanku waktu jaman kuliah dulu.

"Jadi karena kita bertetangga bagaimana jika di rumah jangan panggil aku ibu guru."

Kataku.

"Kenapa?"

Tanya Rima.

"Karena jika bertetangga itu,artinya adalah berteman.Katakan padaku apakah kau setuju jika kita berteman?"

Tanyaku pada Rima sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.

"Wah....ibu guru mau jadi temanku?"

Tanya Rima kembali.

"Tentu saja..."

Jawabku menganggukan kepala dan tertawa.

"Baiklah aku mau,itu. pasti menyenangkan."

Kata Rima dan menjabat tanganku.

"Jadi kita teman?"

Jawabku menatapnya dengan tangan yang masih berjabatan.

"Teman...."

Balas Rima dengan begitu senang.

"Lalu jika sudah jadi teman aku harus panggil apa?"

Tanya nya kembali.

"Ehm...kau boleh memamggilku bibi Naima atau...mungkin juga bisa memanggil namaku saja Naima karena kita kan sudah menjadi teman."

Jawabku.

"Baiklah kalau begitu aku akan panggil bibi Naima saja biar sopan."

Balas Rima yang lagi lagi membuat aku terkesima dengan semua kata katanya.

"Oh...sayang kau memang anak yang pintar dan sangat menggemaskan."

Kataku sambil mencubit pipinya yang cabi.

"Kau tau bibi Naima aku sangat kita menjadi teman."

Cerita Rima sambil mengelus elus kucingnya.

"Oh ya,kenapa?"

Tanyaku tetap tersenyum.

"Karena selama ini cuma dia yang menjadi temanku."

Jawab Rima menunjuk kucingnya.

"Benarkah,lalu siapa nama temanmu yang lucu ini?"

Tanyaku yang juga ikut mengelus kucing putih itu.

"Namanya binggo."

"Binggo perkenalkan ini teman baru kita namanya bibi Naima."

"Ayo beri salam."

Rima memperkenalkan aku dengan kucing nya yang bernama binggo.

"Hai binggo ....senang berteman denganmu."

Sapaku yang sudah mulai memahami dunia mereka berdua.

"Rima,kenapa terlihat sangat ramai di rumah mu hari ini,apakah kalian sedang mengadakan perayaan?"

Tanyaku.

"Tidak bibi Naima,tapi kami sedang membuat persiapan untuk menyambut kedatangan seseorang spesial."

Jawab Rima.

"Wow....siapa orang yang spesial itu?"

Tanyaku penasaran.

"Ayahku...."

Jawab Rima yang raut wajahnya menjadi berubah cuek.Dan muncul pertanyaan besar dalam benakku melihat ekspresi di wajah Rima.

"Oh ya?"

"Wow....kau pasti senang sekali bukan?"

Tanyaku kembali coba mencari arti dari alasan ekspresi wajah Rima.

Dan dia hanya menggelengkan kepalanya.

"Hei...kenapa?"

"Bukan kah itu bagus sayang,dan ayahmu pasti sangat merindukan mu ."

Kataku dan meyakinkannya.

"Bibi Naima,sebenarnya aku belum pernah bertemu ayahku sama sekali.Nenek bilang ayah sudah pergi ke luar negeri sejak aku bayi untuk bekerja.Setiap kali aku membuat panggilan video call ayah tidak pernah menjawab panggilan ku dengan alasan dia lagi sibuk.Jadi aku fikir mungkin ayah tidak ingin melihat wajahku,lalu bagaimana bisa dia merindukanku."

Cerita Rima padaku begitu polos.

"Oh....sayang.."

Aku langsung memeluknya dengan erat.untuk menyembunyikan air mataku yang menetes merasa sedih mendengar ceritanya dari anak yang masih berusia lima tahun itu.Entah kenapa aku mulai memahami bahwa Rima adalah anak yang kesepian.

"Kau tau,sebenarnya cinta seorang ayah dengan anaknya sama besarnya seperti cinta seorang ibu.Hanya saja mereka sedikit gengsi menunjukkan rasa itu kepada anaknya.Ya...begitulah seorang pria.Tapi di dunia ini tidak ada seorang ayah yang tidak ingin melihat wajah anaknya apalagi tidak merindukannya."

Jelasku coba memberikan pengertian kepada Rima.Meskipun sebenarnya aku sedikit kesal dengan sosok pria yang menjadi ayah Rima setelah mendengar ceritanya.Bagaimana bisa seorang ayah begitu tega tidak menjawab panggilan video call anaknya yang tidak pernah dia lihat meskipun begitu sibuk dirinya.

"Ehm...baiklah lupakan tentang ayah,karena semua ayah selalu sibuk bekerja karena mereka harus memenuhi tanggung jawab mereka sebagai kepala keluarga.Tapi jangan khawatir sayang semuanya akan baik baik saja karena ada ibu kita yang selalu ada untuk kita.Benarkan....?"

Kataku coba menghibur Rima yang ekspresi wajahnya berubah menjadi sedih ketika membicarakan tentang ayahnya.

"Tapi bibi Naima,bahkan aku juga tidak mengenal ibu ku.Nenek bilang ibu ku pergi meninggalkan aku sejak aku bayi.."

Jawab Rima menundukkan kepalanya dan meneteskan air matanya.

"Oh...sayangku,maafkan aku karena teman mu ini telah membuatmu bersedih."

Kataku kembali memeluk Rima dengan erat.Hatiku begitu lirih mendengar cerita Rima.Hatiku bertanya tanya kenapa anak sekecil ini harus mengetahui semua yang seharusnya dia belum pantas tau.Begitu kuat hatinya ia masih bisa tersenyum dan bermain meskipun kedua orang tuanya tidak mendampinginya dalam kesehariannya seperti anak anak yang lain.

"Tidak bibi Naima,sekarang kau adalah sahabatku,dan tidak boleh ada rahasia dalam persahabatan."

Kata Rima yang kembali dengan kata katanya yang dewasa.Aku pun kembali tak kuasa menahan tawa mendengarnya.

"Baiklah ,aku berjanji akan menjadi sahabat yang sangat menyayangimu."

Kataku memeluk Rima dengan semua kasih sayang yang ku punya.

"Binggo juga?"

Tanya nya dalam pelukan ku.

"Tentu saja sayang ...sekarang kita bertiga adalah sahabat yang saling menyayangi."

Kami tertawa begitu lepas dan sejenak mampu melupakan kesedihan Rima.Meskipun terlintas di benakku siapa wanita yang tega meninggalkan anak perempuan selucu dan sepintar Rima.

Dalam canda tawa kami yang begitu gembira tiba tiba kakek dan nenek Rima keluar dari rumah dan berdiri di samping kami di susul dengan ayah dan ibu ku yamg ternyata sejak tadi bearada di dalam rumah kakek dan nenek Rima.

"Ayah ibu...apa yang kalian lakukan di sini?"

Tanyaku terkejut melihat keberadaan ayah ibu.

"Loh Naima,kau juga di sini nak?"

"Kebetulan sekali."

Kata ayah membuatku menjadi bingung.

"Maksudnya?"

Tanyaku penasaran.

"Ayah dan ibu memenuhi undangan kakek dan nenek Rima sekalian kami ingin memperkenalkan mu pada seseorang.Tadinya kami ingin menanyakan padamu terlebih dahulu tapi karena kau juga sudah di sini,maka baguslah tak ada salahnya jika berkenalan dulu."

Jawab ayah.

Dan aku pun semakin bingung.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Marsanda Marsanda

Marsanda Marsanda

kayaknya menarik

2022-04-11

0

sihono hadi

sihono hadi

kenalan dengan papa Naima

2022-02-04

0

Neng Win

Neng Win

mampir

2022-01-12

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1( Perkenalan tokoh dan karakter)
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11 (Luka Lama)
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab. 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19....
20 Bab 20...
21 Bab 21...
22 Bab 22...
23 Bab 23
24 Bab 24...
25 Bab 25...
26 Bab 26...
27 bab 27
28 Bab 28....
29 Bab 29...
30 Bab 30
31 Bab 31...
32 Bab 32...
33 Bab 33..
34 Bab 34.....
35 Bab 35...
36 Bab 36....
37 Bab 37.….
38 Bab 38....
39 Bab 39....
40 Bab 40...
41 Bab 41...
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44...
45 Bab 45...
46 Bab 46....
47 Bab 47.....
48 Bab 48...
49 Bab 49...
50 Bab 50....
51 Bab 51....
52 Bab 52...
53 Bab 53....
54 Bab 54....
55 Episode 55...
56 Bab 56...
57 Bab 57....
58 Bab 58....
59 Bab 59....
60 Bab 60....
61 Bab 61.....
62 Bab 62....
63 Bab 63...
64 Bab 64....
65 Bab 65.
66 Bab 66....
67 Bab 67...
68 Bab 68....
69 Bab 69...
70 Bab 70.....
71 Bab 71....
72 Bab 72....
73 Bab 73....
74 Bab 74.....
75 Bab 75....
76 Bab 76.....
77 Bab 77....
78 Bab 78....
79 Bab 79....
80 Bab 80....
81 Bab 81....
82 Bab 82....
83 Bab 84....
84 Bab 84....
85 Bab 85....
86 Bab 86....
87 Bab 87....
88 Bab 88....
89 Bab 89...
90 Bab 90....
91 Bab 91....
92 Bab 92....
93 Bab 93....
94 Bab 94...
95 Bab 95....
96 Bab 96....
97 Bab 97....
98 Bab 98....
99 Bab 99....
100 Bab 100....
101 Bab 101....
102 Bab 102....
103 Bab 103....
104 Bab 104.....
105 Bab 105.....
106 Bab 106.....
107 Bab 107...
108 Bab 108.....
109 Bab 109....
110 Bab 110....
111 Bab 111....
112 Bab 112.....
113 Bab 113....
114 Bab 114....
115 Bab 115.......
116 Bab 116.....
117 Bab 117....
118 Bab 118.....
119 Bab 119....
120 Bab 120.....
121 Bab 121. ...
122 Bab 122....
123 Bab 123....
124 Bab 124....
125 Bab 125....
126 Bab 126....
127 Bab 127....
128 Bab 128...
129 Bab 129...
130 Bab 130.....
131 Bab 131....
132 Bab 132....
133 Bab 133..
134 Bab 134....
135 Bab 135.....
136 Bab 136....
137 Bab 137....
138 Bab 138....
139 Bab 139..
140 Bab 140....
141 Bab 141....
142 Bab 142....
143 Bab 143....
Episodes

Updated 143 Episodes

1
Episode 1( Perkenalan tokoh dan karakter)
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11 (Luka Lama)
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab. 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19....
20
Bab 20...
21
Bab 21...
22
Bab 22...
23
Bab 23
24
Bab 24...
25
Bab 25...
26
Bab 26...
27
bab 27
28
Bab 28....
29
Bab 29...
30
Bab 30
31
Bab 31...
32
Bab 32...
33
Bab 33..
34
Bab 34.....
35
Bab 35...
36
Bab 36....
37
Bab 37.….
38
Bab 38....
39
Bab 39....
40
Bab 40...
41
Bab 41...
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44...
45
Bab 45...
46
Bab 46....
47
Bab 47.....
48
Bab 48...
49
Bab 49...
50
Bab 50....
51
Bab 51....
52
Bab 52...
53
Bab 53....
54
Bab 54....
55
Episode 55...
56
Bab 56...
57
Bab 57....
58
Bab 58....
59
Bab 59....
60
Bab 60....
61
Bab 61.....
62
Bab 62....
63
Bab 63...
64
Bab 64....
65
Bab 65.
66
Bab 66....
67
Bab 67...
68
Bab 68....
69
Bab 69...
70
Bab 70.....
71
Bab 71....
72
Bab 72....
73
Bab 73....
74
Bab 74.....
75
Bab 75....
76
Bab 76.....
77
Bab 77....
78
Bab 78....
79
Bab 79....
80
Bab 80....
81
Bab 81....
82
Bab 82....
83
Bab 84....
84
Bab 84....
85
Bab 85....
86
Bab 86....
87
Bab 87....
88
Bab 88....
89
Bab 89...
90
Bab 90....
91
Bab 91....
92
Bab 92....
93
Bab 93....
94
Bab 94...
95
Bab 95....
96
Bab 96....
97
Bab 97....
98
Bab 98....
99
Bab 99....
100
Bab 100....
101
Bab 101....
102
Bab 102....
103
Bab 103....
104
Bab 104.....
105
Bab 105.....
106
Bab 106.....
107
Bab 107...
108
Bab 108.....
109
Bab 109....
110
Bab 110....
111
Bab 111....
112
Bab 112.....
113
Bab 113....
114
Bab 114....
115
Bab 115.......
116
Bab 116.....
117
Bab 117....
118
Bab 118.....
119
Bab 119....
120
Bab 120.....
121
Bab 121. ...
122
Bab 122....
123
Bab 123....
124
Bab 124....
125
Bab 125....
126
Bab 126....
127
Bab 127....
128
Bab 128...
129
Bab 129...
130
Bab 130.....
131
Bab 131....
132
Bab 132....
133
Bab 133..
134
Bab 134....
135
Bab 135.....
136
Bab 136....
137
Bab 137....
138
Bab 138....
139
Bab 139..
140
Bab 140....
141
Bab 141....
142
Bab 142....
143
Bab 143....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!