Saat kami sedang saling mengobrol tak lama kemudian sebuah mobil mewah berwarna putih berhenti tepat di hadapan kami.
Sepertinya aku tidak asing dengan mobil ini.
Pikirku dalam hati.
"Nah...ini dia anakku David."
Kata nenek Rima begitu mesin mobil itu mati.Dan keluar dari dalam mobil seorang pria gagah dengan setelan jas coklat tua turun dari mobil.Betapa terkejutnya aku ternyata dia adalah pria sombong yang telah membuat aku kesal di parkiran supermarket tadi karena sifat angkuhnya.
Dengan gaya sombong yang sama kaca mata yang tidak bisa di lepasnya dia pun menghampiri kakek nenek Rima dan memeluknya.
"Oh...anakku ,kau semakin tampan saja."
Kata nenek Rima yang begitu senang sepertinya dengan kepulangan anaknya yang sombong itu.
"Ayah dan ibu apa kabar?"
"Ku harap kalian baik baik saja selama aku di luar negeri."
Katanya dengan sombong.
Sepanjang mereka berbincang menanyakan kabar pandangan ku beralih kepada Rima yang hanya terdiam di tengah tengah kami dan matanya hanya tertuju kepada pria sombong itu.Dalam hati aku pun bertanya tanya apakah dia ayah yang dimaksudkan Rima dalam ceritanya tadi?
Tak lama kemudian Rima menarik tangan kakeknya dan menanyakan sesuatu yang ingin dia tahu.
"Kakek ,siapa pria ini?"
Tanya rima di tengah tengah perbincangan mereka.
"Hei...sayang kenapa berbicara seperti itu,Dia ini adalah ayahmu sayang,David putra kakek."
Jawab kakek Rima.
"Ya ampun...nenek sampai lupa."
"David inilah Rima putrimu yang sudah enam tahun menanti kepulangan mu."
"Dan Rima sayang,ini adalah David putra nenek dan dialah ayah yang selama ini kau rindukan."
Nenek Rima memperkenalkan mereka satu sama lain seolah orang asing yang tak mempunyai ikatan apa pun.
Sayangnya suasananya tidak terlihat seperti seorang ayah yang sangat merindukan putri kecilnya.Setelah sekian lama tidak melihat wajah Rima David hanya sekedar memberikan senyuman berat di bibirnya dan mengelus kepala Rima lalu berjalan duluan mengajak semuanya masuk.
Hatiku begitu sakit melihat air mata yang berlinang di mata Rima.Dia hanya seolah tidak mampu mengatakan betapa dia sangat merindukan ayahnya yang tidak peka terhadap perasaan anak kecil.
"Ayah...."
Panggil Rima begitu manja.Seketika menghentikan langkah David yang telah berjalan lebih dulu di hadapannya.
"Apakah ayah tidak merindukan ku?"
Tanya Rima yang begitu mengharapkan cinta dari ayahnya.Dan mata kami semua tertuju memandang Rima.Air mataku pun tak sengaja menetes dengan perasaan yg sangat sedih melihat Rima.
"Rima,ayah begitu lelah dan ingin menyegarkan diri dulu."
"Boleh?"
Jawab David dengan kalimat yang mungkin sudah melukai hati Rima karena setelah David masuk ke dalam Rima hanya tertunduk sedih dengan hujan air mata dan aku pun langsung memeluknya.
"Oh...sayang,kau kelihatan jelek sekali kalau menangis."
Aku coba menghibur Rima.
"Bibi Naima sudah lihatkan,ayahku tidak merindukan ku bahkan aku merasa dia tidak peduli padaku."
"Oh...sayangku,jangan berkata begitu,mungkin benar memang masih lelah karena jam terbang yang sangat lama,dan jika dia langsung menggendongmu yang gendut ini dia takut tidak kuat dan kalian akan terjatuh."
Aku coba memberikan penjelasan yang menghiburnya sambil menggelitik nya dan tawa riang pun kembali di wajahnya.
"Hem,aku mengerti sebenarnya adalah kau hanya ingin di gendong kan?"
Tanyaku sambil dan mencubit dagu nya yang panjang.
"Hehe...iya,kenapa bibi tau?"
Jawabnya tertawa.
"Tentu saja,apakah kau sudah lupa kalau sekarang kita adalah sahabat dan sahabat selalu mengerti apa yang menjadi keinginan sahabatnya."
Kataku sambil menggendong dan membawanya masuk ke dalam dengan penuh canda tawa antar kami berdua tanpa aku sadar ternyata ayah ibuku ,kakek,nenek Rima,serta pria sombong itu sedang berkumpul di ruang tamu mereka sambil berbincang sesuatu.
"Wah...ternyata Rima sudah akrab sekali dengan ibu guru ya."
Kata nenek Rima begitu melihat aku membawa rima masuk dan menggendongnya.
"hufff nenek,jika di rumah dia bukan guruku tapi sahabatku dan aku memanggilny bibi Naima.
Protes Rima dan menjelaskan hubungan baru kami.
"Oh ya....wow...menyenangkan sekali."
Sambung kakek Rima dan mereka semua pun tertawa kecuali pria sombong yang bernama David itu.
"Kalau begitu turun lah sayang,bibi Naima akan kelelahan nanti jika menggendongmu terlalu lama karena kau sudah berat sekali sekarang."
Pinta nenek sambil bercanda menggoda Rima.
"Ah...nenek aku kan sudah langsing."
Rengek Rima sambil turun dari gendongan dan lagi lagi kata katanya membuat kami tertawa.
"Naima,duduklah di sini."
Pinta nenek Rima padaku,dan aku duduk di sebelahnya.
"Rasa rinduku sampai membuat aku lupa mengenalkan David putraku."
Kata nenek Rima.
"Jadi Naima,tuan dan nyonya Satya (Panggilan untuk ayah dan ibuku),Perkenalkan dia adalah David putraku dan juga ayahnya Rima.
"Dan David,perkenalkan ini tuan dan nyonya Satya tetangga depan rumah kita dan ini anak gadis mereka Naima guru di tempat Rima sekolah."
Nenek Rima memperkenalkan kami secara resmi tapi respon pria sombong ini sangat menjengkelkan.
"Oh halo,ehm ibu jika tidak ada lagi yang penting aku ingin ke kamarku dulu untuk beristirahat aku lelah sekali."
Jawabnya dengan begitu sombong tanpa ada basa basi.
"Tunggu dulu David,justru kita semua kumpul di sini karena ada hal penting yang ingin di sampaikan kenapa ayah dan ibu menyuruhmu pulang secepatnya."
Cegah ayahnya agar dia tetap duduk manis di tempatnya.
"Hal penting apa ayah?"
"Apa semua baik baik saja?"
Tanya David penasaran.
"Ehm Rima ayo kerjakan tugas sekolahmu dulu di kamar mu ya sayang kami ada pembicaraan yang khusus hanya untuk orang dewasa saja."
Kakek Rima membujuknya agar Rima tidak mendengarkan hal penting yang tidak boleh ia ketehaui.Dan itu bagus menurutku.
"Hem,baiklah..."
"Orang dewasa memang aneh."
"Sampai jumpa besok di sekolah bibi Naima!"
Rima menggerutu sambil berlalu meninggalkan kami dan aku selalu saja tersenyum setiap kali dia berkata kata.
"Baiklah,aku ingin mengatakan sesuatu dan aku harap kalian setuju."
Kakek Rima mengawali pembicaraan dan sepertinya benar hal penting itu sangat serius.
"Katakan lah ayah aku tidak punya banyak waktu !"
Lagi lagi pria sombong ini merasa sok paling sibuk sedunia.Hatiku menggerutu.
"Jadi sebenarnya ayah dan pak Satya ini sudah berteman sejak kami sekolah dulu dan aku sangat senang dia menerima tawaranku untuk pindah ke kota ini setelah aku mendengar apa yang sudah terjadi pada Naima,dan begitu pula sebalik nya pak Satya juga sudah tau cerita tentangmu David.Untuk itu kami menetapkan perjodohan untuk pernikahan kalian berdua."
Jelas kakek Rima dan itu sontak membuat kami berdua sangat terkejut.
"Apa......!!"
"Tidak....!!!
Teriakku bersamaan dengan David.
Dan dengan tidak sopan aku pulang meninggalkan rumah Rima.
Bersambung.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Marsanda Marsanda
haha kn dijodohin kn
2022-04-11
0
imam zulkifli
tidak² nanti bucin juga ya thor
2022-02-13
0
sihono hadi
tidak mau nolak
2022-02-04
0