Pertemuan.. (Bagian 2)

Naila sangat ingin menemui Mauli namun ia masih memperhatikan Mauli dari jauh. Mauli yang sedang duduk tiba-tiba menerima telpon.

📲"....

📲"Baiklah aku akan segera kesana."

tutt.. tutt...

"Ada apa sayang?" Akmal yang memperhatikan Mauli langsung menanyakan siapa yang menelponnya.

"Dari rumah sakit sayang, ada seseorang yang akan melahirkan. Aku harus segera pergi. Kamu ga apa-apa kan aku tinggal." Sambil memegang tangan Akmal, Naila langsung berpamitan dan bergegas pergi.

"Tidak apa sayang pergilah." Mauli langsung pergi meninggalkan acara itu. Sementara Akmal masih berada di acara pertemuan itu. Tak lama ada seseorang yang menghampiri Akmal dan mengajak Akmal untuk bekerja sama. Pria itu adalah Abraham suami Naila.

Akmal pun langsung mengiyakan persetujuan itu. Karena kata-kata Abraham sangat meyakinkan Akmal.

Naila mencari sekitar aula itu, "kemana Mauli pergi?" Gumam Naila.

Setelah beberapa saat Abraham dan Naila pergi ke kamar mereka. Akmal akan pergi ke toilet tiba-tiba mendengar suara gaduh dari salah satu kamar hotel itu. Akmal merasa jika ada percekcokan di dalam kamar itu. Saat membuka kamar itu, Abraham yang sudah mengangkat tangannya ke atas.

"Hentikan!" Akmal yang membuka pintu berteriak dan memegang tangan Abraham .

"Siapa kau? Jangan ikut campur urusanku!"

Dengan amarah yang memuncak Abraham membentak dan memukul Akmal dengan kepalan tangannya.

"Apa kau tidak apa-apa tuan?" Naila menghampiri Akmal yang babak belur.

"Tidak aku tidak apa-apa. Jika kau terus melukai istrimu aku akan melaporkanmu ke polisi!" Ancam Akmal yang menunjuk ke arah Abraham.

"Tidak, tidak aku tidak akan melakukan itu lagi."Karena ketakutan Abraham pun mengiyakan keinginan Akmal.

Dalam hati Akmal seperti de javu, Akmal merasa pernah melihat wanita itu. Beberapa detik kemudian," ternyata wanita itu, wanita yang ada dalam foto bersama Mauli. Itu artinya aku menemukan teman Mauli. Aku jadi ingin segera pulang, memberitahukan tentang ini kepada Mauli," Gumam Akmal.

Akan tetapi saat Akmal telah pergi meninggalkan kamar itu, kemarahan Abraham semakin menjadi. Bukannya takut, Abraham malah meneruskan perbuatan kasarnya pada Naila.

Naila yang malang disiksa oleh Abraham. Hingga ia terjatuh ke tembok dan kepalanya berdarah.

"Awas saja kau, jika coba-coba melaporkan ku ke polisi! Dasar kau!" Lagi-lagi Abraham mengangkat tangannya. Tapi kali ini Naila menghindar dan ia langsung berlari ke luar hotel. Di malam hari di bawah derasnya hujan Naila berlari ketakutan. Naila terus melangkahkan kakinya yang tak menentu arah.

Sampailah Naila ke jalan besar dan hampir saja ia akan tertabrak mobil.

"Awas.." Pekik Akmal. Akmal yang sedang menyetir dikagetkan oleh seseorang yang sedang berlari di hadapan mobilnya.

ceekkiiit...

Akmal pun langsung menginjak kuat-kuat rem mobilnya itu. Dengan penuh rasa cemas Akmal keluar dari dalam mobil dan langsung menghampiri orang yang tertabrak tadi.

"Kamu, kamu tidak apa-apa." Dibawah derasnya hujan Akmal ke luar mobil untuk memastikan orang yang di tabraknya itu baik-baik saja. Alangkah terkejutnya Akmal jika seseorang yang ia tabrak itu adalah wanita yang ia selamatkan saat di hotel tadi.

"Kamu, tidak apa-apa? Apa badanmu ada yang sakit? Bukannya wanita yang dimarahi oleh pria brengsek itu?" Gumam batin Akmal. Dengan paniknya Akmal langsung mengecek keadaan wanita itu.

"Tidak, aku tidak apa-apa." Lirih wanita malang itu. Setelah melihat wanita itu, Akmal langsung membawanya ke dalam mobil. Akmal terus memperhatikan disekitar wajahnya terdapat luka lebam, dan kepalanya sedikit berdarah.

"Apa kamu benar baik-baik saja? Kenapa wajahmu bisa seperti ini? Sepertinya ini bukan luka saat tertabrak barusan." Dengan sangat hati-hati Akmal mengobati luka wanita itu. Luka lebam yang terdapat disekitar wajahnya. Karena Akmal adalah seorang dokter, untungnya didalam mobil sudah tersedia kotak P3K.

"Aw,, sakit." Lirih wanita itu karena merasa kesakitan.

"Oiya siapa namamu?" Tanya Akmal di tengah-tengah pengobatannya.

"Aku Naila." Jawab Naila.

"Berarti benar, dia itu adalah teman Mauli yang ada di foto itu," gumam Akmal.

"Nama kamu siapa?Terima kasih karena sudah menolongku." Ungkap Naila.

"Aku Akmal, iya sama-sama." Jawab Akmal.

"Apa suamimu itu memang seperti itu? Apa kamu sering mengalami KDRT?" Tanya Akmal yang merasa prihatin melihat keadaannya.

"A, aku takut.. Suamiku memang seperti itu tempramen." Lirih Naila yang sebenarnya tidak ingin menceritakan tentang keburukan suaminya.

"Apa aku bisa minta no hp kamu?" Pinta Akmal.

"Baiklah, mana hp kamu?" Naila mengambil hp Akmal dan langsung menuliskan no hpnya ke dalam hp Akmal.

"Aku antar kamu pulang ya." Tawar Akmal.

"Tidak perlu, aku pulang sendiri saja." Naila merasa takut jika ada seorang pria yang mengantarnya pulang.

"Tapi ini sudah terlalu malam." Bujuk Akmal.

"Oke, baiklah." Naila pun mengiyakan ajakan Akmal, karena memang sekarang sudah sangat larut malam pasti tidak akan ada kendaraan umum lagi. Atas persetujuan Naila, Akmal pun langsung mengantarkan Naila pulang ke rumahnya.

Sementara di rumah Mauli sedang menunggu kedatangan Akmal. "Kenapa Akmal belum pulang ya." Gumam batin Mauli.

Mauli yang berdiri di dekat jendela tampak cemas. "Aku akan coba menelponnya." Mauli pun langsung mencari nama my love dalam hpnya.

tutt.. tutt..

📱"Halo sayang, kamu masih dimana? Kok belum pulang?" Tanya Mauli yang langsung menanyakan keberadaan Akmal.

📱"Iya sayang maaf, tadi ketika dalam perjalanan pulang aku menabrak seseorang." Jawab Akmal di sebrang sana sambil menyetir mobil.

📱"Apa? Tapi kamu baik-baik saja kan?"

📱"Iya sayang aku ga apa-apa. Nanti dirumah aku ceritakan ya. Sekarang aku on the way ke rumah."

📱"Iya sayang, hati-hati. I love you."

📱 "I love you too sayang."

Setelah telpon itu terputus Mauli menunggu kedatangan Akmal.

Dalam perjalanan, "aku harus segera tiba dirumah. Aku akan menceritakan ini semua pada Mauli." Gumam batin Akmal.

Ditempat lain ketika Naila tiba dirumah, ternyata Abraham sudah menunggu kedatangannya.

"Kemana saja kamu? Kenapa baru pulang?" Tanya Abraham yang menautkan kedua halisnya.

"A,aku hanya menenangkan pikiranku saja." Lirih Naila.

"Sudah cepat ganti bajumu sana?Setelah itu aku tunggu dikamar!" Titah Abraham.

Dengan segera Naila pergi mandi dan mengganti pakaiannya. Abraham yang sudah sejak tadi menunggunya langsung menarik tangan Naila. Abraham langsung memaksa untuk melayani hasyratnya.

Naila tidak bisa melakukan apa-apa karena ia sangat takut pada Abraham. Naila hanya bisa pasrah menerima perlakuan Abraham kepadanya. Setelah melakukan itu semua akhirnya Abraham tertidur pulas.

Sementara Naila masih sesegukan menahan tangis. Sebenarnya Naila tidak akan menangis jika saja Abraham memintanya dengan baik-baik. Namun pikirannya teringat pada laki-laki yang tadi sudah menolongnya.

Betapa baiknya lelaki itu. Ia bagaikan malaikat yang dikirim Tuhan untuk membantunya. Tidak pernah aku bertemu dengan laki-laki sebaik tadi.

Di tempat yang berbeda, saat Akmal tiba dirumah ternyata Mauli sudah tertidur pulas di ruang tamu.

"Kasian, kamu pasti ketiduran saat nunggu aku." Akmal mengusap lembut pipi Mauli dan langsung membopongnya ke kamar mereka. "Kasian, tak tega aku membangunkannya," gumam Akmal.

Mungkin besok saja aku menceritakan tentang pertemuanku dengan temannya Naila. Mauli pasti akan merasa sangat senang jika mendengar kabar ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!