Yafiq hendak masuk kedalam ruang rawat VIP tersebut, akan tetapi, dia tidak sengaja mendengar sebuah percakapan. Antara Juan dan seorang gadis, membuatnya mengurungkan niat untuk memasuki ruangan tersebut. Pria tampan itu, begitu heran di jaman modern seperti sekarang ini, masih ada gadis polos seperti dia.
Yafiq, bertanya-tanya sebenarnya siapakah seseorang yang dimaksud oleh sahabatnya itu. Apakah gadis itu adalah Lidia kekasihnya?Atau justru wanita lain. Pria tampan itu tahu benar jika Juan, sangat mencintai Lidia sejak dari dulu.
Namun, Juan mengalah untuknya karena sahabatnya itu tidak ingin mengkhianatinya. Juga, Juan tidak mau bermusuhan dengannya hanya karena cinta sepihak saja. Pasalnya, Lidia sangat mencintai Yafiq.
" Aduh si Bapak, perhatian banget sih, berasa punya pacar posesif saya!" ceplos Raisa.
" Bisa juga tuh, supaya saya bisa move on dari seseorang!" ujar Juan menatap wajah Raisa penuh arti
" Hah, yang benar saja. Jangan bercanda Pak. Haha!" ujar Raisa sembari tertawa terbahak-bahak.
" Serius Ra, bantu saya supaya saya bisa move on darinya!" ujar Juan.
" Jadi, kamu masih belum bisa move on dari Lidia ceritanya!" ujar Yafiq sarkastik.
Sontak keduanya menoleh, saat mendengar ucapan yang pria itu lontarkan.
" Siapa dia ?" batin Raisa
" Tidak, bukan begitu maksudku, hanya saja aku masih belum bisa melupakan dia sepenuhnya!"
Yafiq, mengangguk sebagai jawaban.
" Baiklah kalau begitu. Ah iya, kamu yang namanya Raisa kan?"
Pria yang sedang memasukan kedua lengannya ke dalam saku celana itu, bertanya sembari menatap wajah Raisa.
" Cantik !" batin Yafiq
Raisa mengangguk cepat, kemudian dia menjawab pertanyaan yang Yafiq lontarkan.
" Iya Pak, salam kenal saya Raisa! "
Gadis itu, spontan mengulurkan tangannya, akan tetapi hanya lirikan tajam Yafiq yang Raisa dapatkan darinya. Dengan hati-hati dia menarik kembali uluran tangannya tersebut.
" Raisa itu ramah, tidak seharusnya kamu bersikap seperti itu padanya!"
Bisa-bisanya seorang gadis mendapatkan lirikan tajam, dan, perbuatan tidak menyenangkan dari Yafiq.
" Tangan cewek lain, selain tangan kekasih gue Lidia. Tidak pantas, menyentuh tangan gue " ujar Yafiq.
" Terserah lo Fiq. Tapi, gak gitu juga kali. Lo sama aja mempermalukan Raisa!"
Juan, menatap tajam wajah Yafiq. Dadanya kembang kempis, menahan amarahnya.
" Pak, sudahlah jangan ribut lagi. Saya pusing nih dengernya! "
Raisa, berusaha melerai keduanya. Suara, ketukan pintu membuat ketiganya mengalihkan arah pandang mereka, dan, Bagas, beserta Imranlah yang datang.
" Mama...! " seru Bagas.
Anak lelaki itu berlari dan memeluk tubuh Raisa, sedangkan ketiga orang dewasa tersebut menatap Bagas dengan tatapan yang sulit diartikan. Terlebih Yafiq dan juga Imran, mereka heran dengan tingkah laku yang Bagas lakukan.
" Secepat itukah keduanya akrab? Ataukah, memang sudah tahu satu sama lain? " batin Yafiq.
" Sepertinya, gadis itu cocok untuk menjadi Ibunya Bagas. Dia, penyayang tidak seperti Lidia, hanya tahu perawatan kecantikan saja . Tidak tahu, cara menjaga anak kecil bagaimana? " batin Imran.
" Mama, Bagas khawatir banget. Bagas, takut terjadi sesuatu pada Mama!" ujarnya lirih
Raisa yang melihat Bagas seperti itu, pada akhirnya gadis itu secara spontan memeluk tubuh Bagas. Gadis itu pun tidak tahu mengapa dia begitu menyayangi putra Yafiq tersebut. Raisa, kemudian melepaskan pelukan hangatnya dan mengusap surai kecoklatan itu.
" Jangan sedih, Mama tidak apa-apa kok!" kata Raisa penuh perhatian.
Yafiq membulatkan matanya, dia heran dengan gadis muda yang ada dihadapannya ini. Begitu, mudahnya memanggil namanya dengan sebutan "Mama". Dia jadi berpikir, apakah Lidia pun sama dengan Raisa yang terlihat begitu tulus, dan, sangat menyayangi anak kecil.
Jiwa keibuan Raisa begitu terlihat di mata Imran, Kakek Bagas. Pria paruh baya, itu pun akhirnya mengajak Juan, untuk pergi ke taman di rumah sakit ini. Awalnya, Juan keberatan, dengan permintaan Imran. Tetapi, mau bagaimana lagi, dia tidak enak hati dengan beliau. Baginya, Imran sudah seperti ayah ke-duanya.
" Fiq, Papa ,dan, Juan pergi ke taman sebentar. Kamu di sini saja, temani Raisa dan Bagas!" ujar Imran.
Kemudian keduanya berlalu pergi. Setelah kepergian Imran dan juga Juan, suasana menjadi sangat hening. Entahlah, Bagas yang biasanya ceria, kini dia justru tak bersuara. Ternyata, sedari tadi putra Yafiq tersebut sedang tiduran di samping Raisa, gadis itu tersenyum manis sembari mengusap puncak kepala Bagas.
" Ma, bolehkan kalau Bagas nginep disini jagain Mama!"
Sedangkan Yafiq merasa tercengang dengan perkataan putranya tersebut. Bisa-bisanya, anak itu berbicara begitu tenang .
" Apa maksudnya ? Jangan bilang dia mengajakku untuk menginap bersama wanita ini ? " batin Yafiq
" Boleh kok sayang!"
" Cih, aku sudah tipe-tipe wanita seperti ini pasti hanya mengincar para pria kaya, dan, mapan saja. Tadi bersikap sok manis di depan Juan, sekarang justru berusaha menggodaku. Jangan harap itu terjadi, aku tidak akan tergoda. Karena, aku punya Lidia ! " batin Yafiq.
" Tapi sayang, hanya kamu yang boleh menginap disini. Mama, enggak mau nantinya menimbulkan kesalahpahaman!" ujar Raisa lembut.
" Ah sepertinya, aku terlalu percaya diri!" batin Yafiq.
" Pak, bolehkah Bagas menginap di sini?" tanya Raisa.
Yafiq mengangguk cepat sebagai jawaban.
" Hanya sekali saja, tidak boleh lebih!" ujarnya penuh penekanan.
Raisa tersenyum renyah, saat mendengar perkataan yang terlontar dari mulut Yafiq.
" Tidak akan lebih kok, karena besok siang Insyaallah saya sudah bisa pulang Pak!" ujar Raisa.
" Mengapa saat dia tersenyum, terlihat begitu manis?" batin Yafiq.
" Baiklah, kamu ingat baik-baik. Jangan sampai terjadi sesuatu pada Bagas. Kalau itu terjadi, saya tidak akan memaafkan kamu!", ujar Yafiq penuh penekanan.
" Dia kenapa sih? apakah dia tidak menyukaiku? ah masa bodoh! " batin Raisa.
Gadis itu mengerutkan keningnya, merasa heran dengan sikap dingin yang ditunjukkan oleh pria itu.
" Bapak santai aja, Bagas aman kok sama saya. Jadi, jangan khawatir ! " ucap Raisa
Yafiq mengangguk,
" Oke deh, saya menyerah. Jaga Bagas baik-baik, ingat itu !"
Raisa tersenyum manis, kemudian mengangguk sebagai jawaban. Dia heran, mengapa Bagas diam saja, ternyata dia tertidur pulas di sampingnya.
" Sssst Pak, jangan berisik. Bagas sedang tidur!" ujar Raisa lembut.
" Cepat sekali dia tertidur, di samping kamu lagi!" ujar Yafiq pelan.
Gadis itu sekali lagi mengangguk, kemudian mencoba menyelimuti tubuh Bagas. Sedangkan Yafiq, dia merasa tersentuh dengan apa yang dilakukan oleh Raisa.
" Jika dilihat, dia begitu tulus, dan, baik. Tetapi, walau bagaimanapun aku tidak boleh jatuh cinta kepada gadis selain Lidia kekasihku!" batin Yafiq.
" Baiklah, sekarang saya ada jadwal. Tolong jaga Bagas baik-baik! "ujar Yafiq.
Dengan wajah datar, dan, tanpa mengucapkan terimakasih kepada Raisa pria itu meninggalkan ruangan rawat tersebut dengan cepat.
" Sebaiknya memang begini, tidak baik untuk jantungku . Aneh sekali, mengapa jantungku berdegup kencang daripada sebelumnya? Aneh, bukankah ketika ada Pak Juan aku merasa baik-baik saja. Setelah ada Pak Yafiq mengapa jantungku berdegup kencang ? Sudahlah, tak usah di pikirkan lagi. Yang ada aku malah jadi stress lagi!"
Raisa, menghela napas lega. Sedangkan Yafiq, tidak beda jauh dengan Raisa. Dia, memegangi dadanya yang sedari tadi berdetak kencang tersebut.
" Ada apa dengan jantungku, mengapa berdegup begitu kencang? Ini, seperti pertama kalinya aku jatuh cinta pada Lidia ! " batin Yafiq.
...Bersambung......
...A-yen94...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments