Raisa Azila Fauziyah, nama lengkap gadis yang bekerja sebagai pelayan di cafe and resto milik Juan, sahabat Yafiq. Dia tidak pernah menyangka jika hidupnya akan sesulit ini. Dulu hidupnya enak, tidak seperti sekarang ini.
Dulu dia adalah salah satu anak orang kaya di negeri ini. Tetapi kemudian, Ayahnya ditipu oleh seseorang sehingga mengalami kebangkrutan. Pada saat itu, bekerja di cafe and resto milik Juan adalah suatu keberuntungan baginya.
Ayah meninggal karena kecelakaan, begitu pula dengan kakak kandungnya Niko Aldebaran yang meninggal karena kecelakaan bersama mantan kekasih kakaknya yang sudah menikah.
Niko pada saat itu hanya kritis dan di larikan ke rumah sakit sedangkan wanita yang bernama Hana Almeira itu meninggal di tempat. Raisa tidak tahu wanita yang bernama Hana itu menikah dengan pria yang mana?, akan tetapi Niko kakaknya sebelum pergi meninggalkan dirinya seorang diri dia menyampaikan wasiatnya, agar Raisa segera menemukan putra dari Hana dan menyayangi dia sepenuh hati.
Juga, Niko berkata supaya Raisa tidak salah paham dengan apa yang terjadi. Dia hanya tidak sengaja bertemu dengan Hana, dan tidak ada hubungan apapun dengannya. Lelaki tampan itu setelah mengatakan hal tersebut dia tidak sadarkan diri dan meninggal dunia. Yang tersisa hanyalah Ibunya yang saat ini tinggal di Bandung.
Jika mengingat kejadian tersebut Raisa akan menangis dengan sendirinya dan dia pun bertekad untuk mencari putra dari Hana juga dia berjanji akan menyayangi anak itu seperti putra kandungnya sendiri.
Cafe and Resto
" Bagas, tadi kamu manggil om Juan dengan sebutan Papa?"
" Papa kedua bilang, nggak usah ada embel-embel keduanya, cukup Papa aja. Awalnya Bagas mau nolak, tapi nggak enak Kek!" ujar Bagas menjelaskan
Imran mengangguk , dia paham apa yang dimaksud cucunya itu. Yafiq putranya memang tidak punya rasa sayang terhadap Bagas putra satu-satunya itu, padahal kejadian tersebut sudah begitu lama. Seharusnya sebagai seorang pria, dia bertanggung jawab atas kesalahan yang pernah dilakukannya.
Imran mengira jikalau Yafiq sudah menerima Bagas , sebagai buah hatinya. Nyatanya tidak, putranya itu tidak pernah mau mengakui Bagas sebagai anaknya .
" Astaghfirullah'aladzim, Yafiq. Sampai kapan kamu seperti ini. Terus-terusan menyembunyikan Bagas dari kekasih dan juga publik? " batin Imran
" Kakek, mendingan kita nyusul Mama Raisa aja yuk. Nungguin Papa lama banget dari tadi!" Bagas mempoutkan bibirnya kesal
" Apa? Mama? Bukannya, pacar Papa kamu itu Lidia ya?" tanya Imran
" Bagas sukanya sama Mama Raisa. Beliau juga tidak keberatan dipanggil Mama. Bukan Tante Lidia!" ujar Bagas polos
" Ya sudah, terserah kamu saja. Dan nanti kita makan di cafe dekat Rumah sakit saja ya!" ujar Imran
Bagas mengangguk, kemudian Imran menggandeng tangan cucu kesayangannya itu. Dan mereka berjalan beriringan.
Yafiq merasa heran baru saja dia masuk ke ruang VIP tetapi Ayah dan juga anaknya itu malah sudah akan pergi dan, berjalan menuju arahnya.
" Loh, Papa kok mau pulang sih? Katanya makan siang bareng? Aku udah batalin semua jadwal aku loh Pa!" ujar Yafiq kesal
" Persetan dengan semua jadwal kamu, Papa hampir mati kehabisan napas tahu. Gara-gara kekunci di dalam toilet. Untung ada pegawainya Juan, gadis itu kuat banget bisa dobrak pintu, sekarang dia sedang terluka karenanya!" ujar Imran geram
"Kakek, jangan marahin Papa. Papa maaf kita mau jenguk Mama Raisa!" ujar Bagas
" Apa, Mama?"
Perkataan polos itu membuat Yafiq terkejut, siapakah gadis yang dia sebut Mama Raisa itu? Mengapa anaknya itu begitu mudahnya memanggil gadis itu dengan sebutan Mama. Sedangkan, kepada Lidia dia selalu menyebutnya Tante . Memang Bagas belum pernah bertemu dengan Lidia selama ini, dia hanya tahu saat ada berita yang ditayangkan di televisi, bahwasanya Lidia adalah kekasih dan juga model cantik yang sedang naik daun saat ini.
" Kalau begitu ayo kita jalan!" ujar Yafiq spontanitas
Entah mengapa mendengar putranya berbicara, Yafiq menjadi panik, padahal dia tidak tahu sama sekali siapa gadis itu.
Dengan langkah cepat, mereka segera menaiki mobil, Ayah Yafiq mengambil posisi didepan bersamanya, sedangkan Bagas berada di belakang sendiri.
Rumah Sakit
Raisa baru saja selesai diobati, dokter menyarankan agar dia beristirahat sejenak, karena tadi Raisa sempat jatuh pingsan. Mungkin karena belum makan siang dan juga kelelahan. Juan nampak begitu khawatir melihat kondisinya.
" Pak Juan, sebaiknya kekasih anda dirawat dulu satu atau dua hari, dia kelelahan dan juga kekurangan cairan dan, satu lagi dia banyak pikiran sehingga sedikit mengganggu kesehatannya!" ujar Dokter Anggun
" Dok dia bukan..., Ah baiklah terimakasih!" jawab Juan seadanya.
Sebenarnya saat dokter mengatakan bahwa Raisa adalah kekasihnya, Juan merasa tidak enak hati. Akan tetapi, dia malas untuk menjelaskan kepada Dokter tersebut. Sehingga, dia merasa lebih baik tidak meneruskan perkataannya saja dan, tidak menjelaskan apapun pada sang Dokter.
"Kalau begitu, biarkan nona Raisa beristirahat!" ujar Dokter Anggun
" Terimakasih Dok!"
" Sudah menjadi kewajiban saya, untuk menolong sesama!" ujar Dokter Anggun
Juan mengangguk sembari memberikan senyuman terbaiknya.
" Baiklah Pak Juan, kalau begitu saya permisi dulu!"
" Baik Dok, Silahkan. Mari saya antar ke luar!"
" Tidak usah, jaga kekasih anda saja. Barangkali dia bangun sebentar lagi!"
" Baik , Dokter!"
Dokter Anggun tersenyum manis, wanita cantik berhijab itu kemudian membungkuk hormat. Dan setelahnya dia berlalu pergi meninggalkan ruangan itu.
Juan berbalik dan menatap tubuh Raisa yang sedang terbaring lemah di atas ranjang pasien.
" Apakah kamu seseorang yang dikirimkan oleh Tuhan untuk menggantikan posisi Lidia dihatiku, Ra?. Jika benar, maka aku tidak akan pernah membuatmu bersedih!" batin Juan
Pria itu semakin mendekati ranjang pasien, dia kemudian duduk disamping ranjang. Mengusap wajah Raisa yang dipenuhi oleh keringat, dia pun merasa bersalah atas peristiwa yang terjadi di siang ini. Seandainya saja dia yang mendobrak pintu mungkin saja, Raisa tidak akan kehilangan banyak tenaga dan tidak akan sampai dirawat di Rumah Sakit ini.
" Maafkan saya, Ra!" ujarnya lirih, " ... seandainya saja, saya bisa berpikir lebih cepat daripada kamu, pasti tidak akan sampai dirawat seperti ini!"
Juan mengingat kembali bagaimana bisa Raisa jatuh pingsan.
Saat itu, mereka sudah memasuki mobil, Raisa mengeluh jikalau dia merasa pusing. Juan semakin cemas dengan yang dikatakan oleh gadis itu, dia kemudian mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi sehingga lebih cepat sampai ke Rumah Sakit.
Tepat setelah membuka pintu mobil dan berniat turun, tiba-tiba saja Raisa oleng dan jatuh di pinggir mobil. Juan begitu panik dan segera menghampiri gadis itu kemudian menggendongnya ala bridal style. Setelah berlari beberapa menit dia pun memanggil petugas kesehatan dan segera membawa Raisa.
Tidak lama kemudian akhirnya Dokter pun tiba, sang Dokter memeriksa kondisi tubuh Raisa. Beliau mengatakan jika gadis itu dalam keadaan perut kosong dan banyak pikiran sehingga mengakibatkan terjadinya pingsan.
Juan tidak habis pikir, gadis yang merupakan pegawainya itu sepertinya tidak sarapan pagi, ditambah tadi dia juga belum sempat memakan sesuatu, karena dia lebih memikirkan kakek dari Bagas, dibandingkan dengan isi perutnya. Dan hal yang membuat Juan makin keheranan adalah banyak pikiran, apa yang dimaksud oleh Dokter Anggun.
Lama Juan melamun, dia sampai tidak sadar jika Raisa sedang memandangi wajahnya dengan tatapan matanya yang indah. Gadis itu tersenyum manis mengetahui atasan tampannya sedang duduk disamping ranjang pasiennya.
" Ekhem, Pak Juan!"
Suara lembut nan merdu itu mengantarkan Juan ke alam sadarnya kembali, pria itu menolehkan wajahnya. Memandangi wajah cantik Raisa.
" Alhamdulillah kamu sudah sadar, apa kamu mau makan sesuatu Ra?" tanya Juan
Raisa menggeleng cepat sebagai jawaban, Juan terlihat khawatir.
" Ra, makan sesuatu ya, Dokter bilang perut kamu kosong. Jadi, kamu pingsan tadi!" ujar Juan perhatian.
" Nggak Pak, terimakasih banyak atas kebaikan Bapak!"
" Ra, jangan sungkan, kalau kamu butuh apapun bilang ke saya. Insyaa Allah, saya bisa bantu kamu!"
Raisa menatap mata Juan penuh arti, begitu pula dengan pria itu. Dia pun melakukan hal yang sama.
" Tidak ada Pak, saya cuma kepikiran Umi saya di rumah. Beliau sendirian di Bandung, saya ingin pulang ke sana menemaninya, walaupun hanya sementara!" ujar Raisa lirih
" Saya izinkan kamu pulang, berapa hari pun terserah kamu!" ujar Juan
Raisa tersenyum lebar, dia refleks terbangun dan memeluk tubuh atletis Juan. Pria itu begitu terkejut dengan apa yang terjadi saat ini, otaknya sepertinya sulit untuk berpikir.
Pada akhirnya dia membalas pelukan hangat Raisa, sudah lama sekali pikirnya tidak memeluk seorang wanita. Dan sekarang kesempatan itu datang lagi, walaupun Raisa adalah pegawainya, bagaimanapun juga gadis itu adalah seorang wanita.
" Terimakasih, Pak. Nanti besok, saya mau berangkat ke Bandung!" ujar Raisa senang
" Nggak bisa besok Ra, lusa saja. Kamu belum pulih!" ujar Juan dengan nada posesif
" Aduh si Bapak, perhatian banget sih, berasa punya pacar posesif saya!" ceplos Raisa
" Bisa juga tuh, supaya saya bisa move on dari seseorang!" ujar Juan menatap wajah Raisa penuh arti
" Hah, yang benar saja. Jangan bercanda Pak. Haha!" ujar Raisa sembari tertawa terbahak-bahak
" Serius Ra, bantu saya supaya saya bisa melupakan dia!"
Raisa menatap heran atasannya, arti dari tatapan matanya memancarkan kesungguhan, apakah Juan benar-benar tulus untuk menjalin hubungan dengannya. Ataukah hanya main-main saja?
Hatinya dipenuhi dengan pertanyaan.
" Pak , kalau Bapak serius mending ngomong aja deh sama Umi saya!"
" Yang bener Ra?"
Raisa mengangguk mantap
" Kalau itu, nanti dulu deh. Saya ingin mengenal kamu lebih dekat!"
" Entar keburu sayanya dilamar laki-laki lain gimana Pak?" tanya Raisa
" Ya kamu jangan mau, kalau ada yang melamar selain saya!" ujar Juan
" Yeuh, ya nggak bisa gitu dong Pak!, Siapa yang melamar duluan dia yang bisa dapatin saya. Itu baru benar!" ujar Raisa polos
" Kamu ya, Iya deh saya kalah. Tapi Ra, saya beneran pengen berteman dulu sama kamu!"
" Kalau begitu, boleh deh Pak!"
Setelah percakapan konyol itu, mereka akhirnya terlihat lebih akrab di bandingkan dengan biasanya yang hanya sebatas atasan dan bawahan saja. Sampai-sampai keduanya tidak sadar jikalau ada seseorang yang sedang memperhatikan mereka.
...Bersambung......
...A-yen94...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
A-yen94 (Ig: a_yen94)
Belum aku revisi say. Jadi, masih semrawut 🙏🏻🤭
2022-12-07
0
N I
di ulangi lgi
2022-12-07
1