Keesokan harinya
Seperti biasa, Reva menjalankan rutinitasnya. Reva dan kedua orang tuanya duduk di teras belakang rumah sambil melihat keindahan pagi hari.
Kalau hari Minggu memang mereka tidak ada yang ke sawah, paling bapak Antonio yang ke sawah melihat keadaan tanamanya.
" Pak kemarin ada orang pos kirim surat pak, suratnya Reva taruh di sebelah tv ucap Reva.
" Kamu belum baca kan nak? tanya Antonio, jantungnya berdetak begitu kencang.
" Belum ko pak, oya pak nama pengirimnya ko sama kaya nama bapak, tanya balik Reva curiga.
" Ah mungkin, kebetulan saja nak. ucap pak Antonio mengelak.
Reva hanya menganggukan kepalanya sambil berfikir.
" Tapi liat muka bapak ko agak panik yah, guman Reva dalam hati.
Ia kembali kamarnya untuk membaca buku seperti biasa.
" Tok,,,,tok... tok.. permisi.
Ibu titi segera membukaan pintu.
" Assalamualaikum, ucap Dimas.
" Waalaikumsalam, jawab bu Titi.
Dimas langsung mencium tangan bu Titi.
" Bu, maaf Reva nya ada bu? tanya Dimas.
" Ada nak Dimas, sebentar ibu panggilkan nak Reva. ucap bu Titi sambil mempersilahkan masuk.
Dimas menunggu di ruang tamu, bu Titi masuk ke dalam memanggilkan Reva.
" Reva, ada nak dimas panggil bu Titi.
" Iyah bu, sebentar balas Reva.
Reva langsung ke ruang tamu, Ia melihat Dimas sedang menunggu.
" Reva, besok pagi saya berangkat ke Kota, kamu baik-baik yah disini pamit Dimas.
" Iyah mas, pasti Reva bakalan kangen sama mas ucap Reva sambil tersenyum malu.
" Mas juga bakalan kangen sama kamu balas Dimas.
Pak Antonio ijin pergi ke sawah, Dimas pun ijin pulang.
Reva kembali masuk ke kamar, ia sebenarnya nggak mau jauh dari Dimas.
" Mas Dimas setia nggak yah, secara di kota pasti banyak wanita cantik guman Reva cemberut.
" Aku minta uang sama bapak boleh nggak yah buat beli hp ucap Reva dalam hati.
Reva pusing memikirkan, dia harus bagaimana. Reva takut dimas bakalan berpaling dari dirinya.
" Aduh ingin pipis, ucap Reva sambil berlari keluar kamar.
Selesai dari toilet, Reva melihat pintu kamar ibu dan bapak terbuka.
" Bu...panggil Reva.
" Ibu kemana yah? guman Reva.
Reva kemudian menutup pintu kamar, ia melihat surat yang kemarin sudah terbuka.
Reva mendekati surat tersebut, Ia mengambil dan mulai membaca.
" Andrea Bianco, jalan Nusa Indah no 5 Pondok Gede, Jakarta Pusat" ucap Reva dalam hati.
" Ah jangan di buka, takut bapak marah, lebih baik tutup ajah pintunya guman Reva sambil meninggalkan kamar bapa dan ibu.
Hari mulai sore, Reva adalah anak yang baik dan penurut kepada orang tua.
Mereka biasa berkumpul untuk makan malam. Selesai makan malam Reva membersihkan piring kotor untuk di cuci.
" Bapak, Reva boleh minta sesuatu nggak pak? ucap Reva pelan.
" Kamu mau minta apa sih sayang, anak bapak yang cantik, pintar ucap Antonio.
" Reva minta di beliin hp pak ucap Reva.
" Ya sudah besok kita beli hp di kota Pajitan, kita berangkat pagi dari sini yah nak ucap Antonio.
" Terimakasih pak, ucap Reva sambil memeluk bapaknya.
Setelah berbicara dengan bapaknya, Reva masuk ke kamar seperti biasa belajar sambil membaca buku Fakultas Kedokteran.
" Mas Dimas, aku mau beli hp biar bisa menghubungi kamu, guman Reva sambil membayangkan Dimas.
" Semoga kedua orang tua mu, menyetujui hubungan kita mas, guman Reva dalam hati.
Reva membayangkan hidup bahagia dengan mas Dimas di kemudian hari. Reva tersenyum di mabuk cinta, sampai Dia melamun di malam hari.
" Sadar Va, ayo belajar, biar bisa jadi dokter guman Reva sambil tertawa kecil.
Selesai membaca, Reva kemudian tertidur pulas, ia sudah nggak sabar menanti hari esuk.
*********
Terimakasih, ikutin terus kelanjutannya 😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments