Kagum

Sesampainya di rumah Gito. Semuanya merasa kaget dengan kemegahan di rumah Gito. Rumah yang seperti kastil ini mempunyai model yang sangat-sangat indah. Dan bahkan memiliki taman di halaman depan, sungguh menakjubkan.

Ibu Hila tanpa sadar dengan ucapannya

"wah anak orang kaya" dengan wajar datarnya. Sontak semua guru melirik ke arah ibu Hila.

Ibu Hila yang langsung sadar dengan ucapannya "mmmmm maaf maaf".

Gito hanya tersenyum mendengar ucapan ibu Hila. Sebenarnya ia tidak ingin para guru mengetahui jika dirinya anak orang kaya. Ia ingin orang-orang memandang biasa saja. Namun karena ini permintaan ibunya, mau tidak mau ia harus menurutinya.

Semua guru mungkin awalnya hanya melihat Gito adalah orang biasa. Apalagi mereka melihat penampilannya yang biasa saja di sekolah bahkan Gito ke sekolah saja hanya menggunakan sepeda motor jaman dulu. Motor yang ia gunakan ke sekolah adalah pemberian dari almarhum kakeknya yang di kampung. Sebenarnya Gito tidak kekurangan uang untuk membeli motor atau mobil keluaran terbaru. Tetapi ia ingin menghargai pemberian dari kakeknya, ia juga cuek terhadap orang yang berkata buruk tentangnya. yang penting dirinya tidak membuat kesalahan yang merugikan orang lain.

tiiiiiiiiit.....tiiiiiiiiit......tiiiiiiiiit bunyi bel. Tidak lama kemudian seorang wanita paruh baya membuka pintu dengan senyum lebarnya menyambut kedatangan mereka

"Sayang, udah datang ya nak. Yok masuk, oh ini teman-temannya ya?" tanya ibunya Gito dengan senyuman lebar.

"iya ma, ini teman-teman Gito di sekolah." jawab Gito dengan senyuman

"Oh iya kenalin ini mama saya" ujar Gito kepada teman-temannya

"Halo Semuanya salam kenal ya"

"ayo masuk.... masuk.... jangan sungkan ya, anggap aja rumah sendiri. Ya beginilah keadaan rumah kami" ujar Ibunya Gito

semua guru masuk kedalam rumah, dan terlihat dari raut wajah mereka banyak pertanyaan yang akan di lontarkan kepada Gito. mengingat Gito tidak memperkenalkan lebih dalam tentang keluarganya saat perkenalan di sekolah.

tidak lama kemudian ayahnya Gito keluar dari kamar dan menghampiri mereka.

"Halo.. selamat datang. Saya ayahnya Gito" sapa ayahnya Gito, pak Guno sambil berjabat tangan satu persatu

"Halo pak.." jawab para guru

"ayo silahkan duduk" pinta ayahnya Gito

"mereka juga udah tau pa, papa kan udah tua" ejek Gito kepada ayahnya. Semua orang pun tertawa melihat tingkah Gito.

Pak Gito atau ayahnya Gito adalah salah satu pengusaha batu bara yang sangat kaya di kota itu. Meskipun begitu, ia selalu menunjukkan sikap ramahnya kepada siapapun. terlebih mereka adalah teman-teman anaknya. Ia tidak ingin menunjukkan sikap yang kurang berkenan di hadapan orang lain, meskipun itu kepada orang rendahan. karena dirinya dulu berasal dari keluarga miskin, namun karena berkat usaha dan kegigihannya sehingga ia dapat mencukupi kebutuhan keluarganya. Ia memiliki prinsip yang sangat luar biasa, baginya keluarga adalah no satu di dalam hidupnya.

setelah cukup lama berbincang-bincang akhirnya para guru mengerti bahwa Gito ini adalah sosok yang tidak ingin pamer kekayaan. Terlebih hasil kekayaan itu bukan berasal dari hasil usahanya sendiri. Sehingga ia selalu menerapkan hidup yang mandiri. Hal itu pun di buktikan sejak ia menempuh pendidikan di Yogyakarta.

Mendengar ucapan dari Gito, Ibu Hila semakin menunjukkan sikap ketertarikannya kepada Gito. Ibu Hila sangat mengagumi kekayaan keluarganya Gito, meskipun ia tau Gito tidak gila harta. Tetapi cara ia berpikir sangat dewasa, parasnya yang menawan dan bahkan bibirnya yang seksi. Ia selalu menatap kearah Gito. Tanpa ia sadari tatapannya di perhatikan oleh pak Yudi. Pak Yudi sangat tidak suka akan hal ini, ia ingin segera pulang ke rumah. Namun ia mencoba bersikap baik di hadapan semuanya.

"ayo kita makan dulu gih. udah di siapkan itu," ajak ibunya Gito kepada semuanya sambil mengarahkan ke meja makan.

"iya Bu" jawab mereka, mereka pun menuju meja makan. Begitu banyak menu yang ada di hadapan mereka, dan membuat mereka kebingungan ingin makan apa terlebih dahulu.

"Bu, ini banyak banget menunya" ujar ibu kepala sekolah sambil tersenyum.

"iya Bu, kebetulan pengen masak aja. hahahha" jawab ibunya Gito.

"ayo, nambah ya. Jangan malu-malu anggap aja rumah sendiri. Saya senang lho kalau temannya Gito datang ke rumah. Jadinya rumah ngga sepi" ujar ibunya Gito sambil tersenyum

"heheh pasti ibu. Nanti saya mau nambah yang ke tiga kalinya" ujar pak Burhan

"sip mantap itu" jawab ibunya Gito yang sangat senang dengan kehadiran mereka. Selama ini, rumah mereka terasa sepi karena hanya beberapa orang yang tinggal di rumah itu. Sementara kakek dan nenek dari pihak ibunya Gito ataupun dari pihak ayahnya Gito tidak ingin tinggal di kota. Dan mereka lebih ingin menghabiskan masa tuanya di kampung halaman.

Setelah selesai makan, merekapun saling mengobrol kembali hingga, dan bahkan saling mencurahkan isi hatinya. Sungguh kali ini para guru sangat bahagia, namun tidak dengan pak Yudi. Waktu pun sudah menunjukkan pukul 20.00. Merekapun pamit untuk pulang ke rumah masing-masing.

di perjalanan Pak Yudi menawarkan ibu Hila pulang bersamanya.

"Hil, yok bareng gue. Kitakan satu arah"

"kamu duluan aja yud, aku jalan aja ngga apa-apa. " talok ibu Hilda

"yakin? inikan udah malam banget. Ntar ada apa-apa pula. Kamu kan cewek, ngga baik lho cewek jalan sendirian malam-malam" ujar pak Yudi. Pada hari itu ibu Hila memang tidak membawa mobilnya, karena mobilnya harus di service dulu.

"udah, tenang aja. aku udah biasa kok jalan malam-malam. " jawab ibu Hila dengan senyuman lebarnya

Pak Yudi langsung menyalakan kembali mobilnya dan meninggal ibu Hila. Pak Yudi adalah mantan kekasih ibu Hila waktu kuliah, pak Yudi meninggalkan ibu Hila dan lebih memilih kekasih barunya ketimbang ibu Hila. Ibu Hila yang saat itu belum mengenal perawatan. Seiring berjalannya waktu hingga akhirnya ibu Hila bisa move on dan bertemu dengan Dika. Dika adalah sepupu dari pak Yudi. Dika juga sudah mengetahui jika Yudi adalah mantan kekasihnya Hila. Namun ia tidak mempermasalahkan itu, yang penting niatnya. Hal itulah yang selalu di ungkapkan pikirannya saat ini

Benak pak Yudi "seandainya dulu gue tidak meninggalkan Hila, pasti gue masih bersamanya sekarang dan pasti dia sudah jadi istri gue. Sumpah nyesal banget gue, Yudi... Yudi bodoh banget sih Lo ninggalin orang yang benar-benar sayang sama Lo demi cewek matrek." Tanpa sadar ia meneteskan air matanya dan mengucapkan "Tuhan, gue mau Hila kembali ke gue lagi. Kenapa gue belum bisa move on? kenapa dia harus pilih Dika, yang jelas-jelas Dika itu sepupu gue. Ahh sial".

Terpopuler

Comments

Dea Humaira Zalfa

Dea Humaira Zalfa

Niko apa dika

2021-07-21

0

Emy Zaf

Emy Zaf

ibu hila juga kaya nya matre

2021-06-06

0

Tarisya Achmad

Tarisya Achmad

Penyesalan selalu di akhir, semangat pak Yudi pepet terus ibu Hilla pasti bisa bersama

2021-04-01

0

lihat semua
Episodes
1 Halaman Baru
2 Kagum
3 Penasaran
4 Di balik kenakalan Gita
5 Berulah lagi
6 mie ayam
7 Handphone hilang
8 Uang Jajan
9 Rindu
10 Wali dadakan
11 Pak Otong bersujud
12 Gita di culik
13 Dah Dig Dug
14 Panik
15 Kegirangan
16 Panas Dingin
17 Bekal Gita
18 Mimpi Buruk
19 Ciuman Pertama
20 Pak Polisi
21 Kecewa
22 Ciuman Hangat
23 Kekunci
24 Ayah Bertindak
25 Sahabat
26 Boneka
27 Cantik
28 Dinner
29 Konsekuensi
30 Hukuman
31 Memulai rencana
32 Pertemuan yang tidak terduga
33 ibu dan anak yang berulah
34 Lamaran dadakan
35 Tangisan bahagia
36 Cemburu
37 Licik
38 Calon adik ipar
39 Gombal
40 Tidak Menyangka
41 Perhatian
42 Terbuai
43 Marah
44 kecurigaan
45 Dia yang ujian aku yang gugup
46 Cemburu lagi
47 anak-anak yatim
48 kesedihan
49 Kecurigaan II
50 Orang yang berjasa
51 Sahabat
52 Urusan keluarga no satu
53 Keluarga harmonis
54 Aksi Gila Gito dan Yudi
55 Minta maaf
56 Meminta Izin
57 Cantik dan wangi
58 Terbuai
59 Takut Kehilanganmu
60 Om-om
61 Kerjasama
62 Pak Otong sadar
63 Masakan mertua
64 Makan bersama orang tersayang
65 Kak Gisel kesal
66 Senyum-senyum sendiri
67 Kecewa
68 Hati ku masih terluka
69 khawatir
70 Maaf sayang
71 Bukan itu masalahnya
72 Hamil
73 Mempercantik diri
74 Cantik
75 Operasi
76 Rahasia
77 Diam bukan berarti bodoh
78 Cemburu
79 Pilih anak atau kekasih
80 Mendapatkan kesempatan kedua
81 Buncinnya adik ipar
82 Aksi Gila di Mulai
83 Pengen ikut
84 Dia siapa?
85 Rahasia selama ini
86 Ketahuan
87 Tertangkap Basah
88 Berbohong
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Halaman Baru
2
Kagum
3
Penasaran
4
Di balik kenakalan Gita
5
Berulah lagi
6
mie ayam
7
Handphone hilang
8
Uang Jajan
9
Rindu
10
Wali dadakan
11
Pak Otong bersujud
12
Gita di culik
13
Dah Dig Dug
14
Panik
15
Kegirangan
16
Panas Dingin
17
Bekal Gita
18
Mimpi Buruk
19
Ciuman Pertama
20
Pak Polisi
21
Kecewa
22
Ciuman Hangat
23
Kekunci
24
Ayah Bertindak
25
Sahabat
26
Boneka
27
Cantik
28
Dinner
29
Konsekuensi
30
Hukuman
31
Memulai rencana
32
Pertemuan yang tidak terduga
33
ibu dan anak yang berulah
34
Lamaran dadakan
35
Tangisan bahagia
36
Cemburu
37
Licik
38
Calon adik ipar
39
Gombal
40
Tidak Menyangka
41
Perhatian
42
Terbuai
43
Marah
44
kecurigaan
45
Dia yang ujian aku yang gugup
46
Cemburu lagi
47
anak-anak yatim
48
kesedihan
49
Kecurigaan II
50
Orang yang berjasa
51
Sahabat
52
Urusan keluarga no satu
53
Keluarga harmonis
54
Aksi Gila Gito dan Yudi
55
Minta maaf
56
Meminta Izin
57
Cantik dan wangi
58
Terbuai
59
Takut Kehilanganmu
60
Om-om
61
Kerjasama
62
Pak Otong sadar
63
Masakan mertua
64
Makan bersama orang tersayang
65
Kak Gisel kesal
66
Senyum-senyum sendiri
67
Kecewa
68
Hati ku masih terluka
69
khawatir
70
Maaf sayang
71
Bukan itu masalahnya
72
Hamil
73
Mempercantik diri
74
Cantik
75
Operasi
76
Rahasia
77
Diam bukan berarti bodoh
78
Cemburu
79
Pilih anak atau kekasih
80
Mendapatkan kesempatan kedua
81
Buncinnya adik ipar
82
Aksi Gila di Mulai
83
Pengen ikut
84
Dia siapa?
85
Rahasia selama ini
86
Ketahuan
87
Tertangkap Basah
88
Berbohong

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!