Di dalam mobil Tristan tampak diam memikirkan sesuatu, sebenarnya Dony paham apa yang menganggu fikiran bos nya itu, Dony hanya menunggu perintah atasanya saja untuk melakukan sesuatu.
"Apa yang harus saya lakukan bos ?.." Akhirnya Dony bertanya.
Tristan masih terdiam dengan sorot mata tajamnya, sesekali Dony melirik bos nya dari kaca spion.
"Apa gadis itu gadis yang sama yang kau laporkan padaku tempo hari?.. Tanya Tristan masih dengan sorot mata tajamnya.
"Tidak salah lagi bos, dia adalah gadis itu.." Jawab Dony.
"Selidiki semua tentang gadis itu.." Perintah Tristan.
"Baik bos.."
"Satu lagi, kau selidiki keluarga mattew. Istrinya itu siapa dia sebenarnya.."
Dony menganggukan kepalanya.
Tidak ku sangka keluarga Ronald, Tristan menggelengkan kepalanya.
Selama ini dia tidak pernah menyelidiki keluarga sahabatnya Ronald, karena baginya Ronald adalah teman sepenanggungan saat di kampus dulu. Tidak ada yang menonjol dari sahabatnya itu.
************
Kimy sudah memakai piyama kesayanganya bersiap untuk tidur. Kimy melirik jam dinding sekilas. Waktu sudah menunjukan pukul 23.30, dia teringat Gilang. Kemana dia kok belom hubungi aku batinnya.
Jam segini harusnya dia masih berada di kantor atau bahkan masih shooting di luar. Mengingat perbedaan waktu antara Indonesia dan New York 12 jam.
Kimy membuka sosmed di ponselnya, dia mulai berselancar ke dunia maya. Tidak lama kemudian matanya melihat instagram Nadine ada tanda merah di deretan atas Instagramnya, tanda si empunya memposting di IG story nya.
Walaupun hubungan kedua wanita itu di bilang tidak akur, namun ke duanya saling memfollow akun IG masing-masing. Entah untuk apa, mungkin hanya untuk saling kepo tanpa pernah memberi tanda love.
Perlahan Kimy membuka IG story Nadine. Terlihat nadine sedang memposting bunga berwarna kuning, selanjutnya story nya berisi tentang si empunya IG yang sedang yoga, di story ke tiga terlihat wanita dalam video itu berbicara sambil berjalan dan memperlihatkan keadaan sekitarnya dan saat video mau berakhir wanita itu menyorot seorang lelaki dari belakang.
Selanjutnya Story IG itu berakhir. Kimy diam sejenak dan berfikir, dia membuka lagi story itu. Di pencetnya cepet-cepet supaya langsung menemukan video yang di cari.
Terlihat lagi video saat Nadine bicara sendirian. Kimy semakin melekatkan pandanganya pada video itu.
Dan pada saat terlihat seorang lelaki berjalan dalam video tersebut, kimy mengcrop cuplikan video itu.
Ditatapnya lekat-lekat hasil crop an video itu. Seorang lelaki tinggi, berbadan tegap, atletis dan baju itu. Kimy mengenali laki-laki itu. Lelaki itu memakai kemeja biru, dengan lengan digulung ke atas dan juga sepatu itu, dia memakai sepatu kets warna senada dengan kemeja itu.
Tidak salah lagi batin Kimy.
"SIALL!!!"
Segera Kimy beranjak dari ranjangnya. Di cari nama kekasihnya itu di kontak ponselnya.
TUUUTT.... Belom ada jawaban.
TUUTTT... Masih tetep sama.
TUUUTTT.. Masih sama.
" Sialan lu Nad, liat aja.." Katanya geram sambil berjalan mondar-mandir mencari kotak Septian.
TUUUUTTTT..... "Hallo.." Sekali panggilan, suara Tian langsung terdengar.
"Mana Gilang?." Tanya Kimy to the point.
"Gilang, gak ada di kantor kim. telpon ke ponselnya aja.." Seru Tian polos, tidak tahu kalau bos nya dalam masalah.
"Kalau bisa telpon dia, ngapain gue hubungin lu.." Jawab Kimy sewot.
Wah bakal terjadi perang nih batin Tian.
"Lu jujur deh sama gue kemana dia pergi..?"
Tian bingung harus jawab apa.
"Gue gak tau kim, suerr!!.." Bohong Tian sambil nyengir kuda mengangkat dua jari tanganya ke atas tanda peace.
"Lu kira gue gak tau dia kemana? Lu sama aja kayak dia, sama-sama bajinganya.."
TUT..TUT..TUT.. Telepon putus, menyisakan Tian yang menganga mendengar perkataan pacar bos nya itu.
Tian membuang nafas panjang, selalu seperti ini. Dia yang jadi imbas marahnya Kimy kalau mereka berantem, batin Tian.
Kimy memang terkenal judes, apalagi kalau sudah menyangkut Gilang pacarnya. Sebenernya sifat Kimy dan Gilang hampir mirip. Sama-sama cemburuanya, suka ngaturnya, posesifnya.
Orang-orang terdekatnya yang akhirnya kena imbas, ya seperti yang barusan terjadi. Apa yang di alami Tian, sama hal nya yang di alami Lexa, perempuan berumur 40 tahun itu sudah berkali-kali kena semprotan panas Gilang karena membiarkan Kimy pergi sendiri
*************
Di tempat lain, Gilang baru saja menancapkan gas nya menuju ke kantor. Lelaki itu baru saja mengantarkan Nadine ke butiknya.
Gilang meraih ponselnya yang di taruh dalam saku celananya saat terdengar panggilan masuk. Di lihatnya layar hp itu, menunjukan nama Kimy disana. Sekilas Gilang melirik jam di tanganya pukul 12.00 WIB, jam segini belom tidur batinnya.
"Hallo yank.." Jawab Gilang lembut.
Akhirnyaaa, batin Kimy.
"Kamu di mana sekarang?.." Belom Gilang jawab, Kimy sudah mematikan hp nya, merubah ke panggilan video.
Gilang tersenyum melihat wajah gadis yang di cintainya itu. Gilang menempelkan hp nya di speedometer mobilnya.
"Kok belum tidur yank..?.. Tanya Gilang sambil sesekali melirik jalanan di depanya.
"Berharap banget aku tidur.." Jawab Kimy ketus.
"Apa sih sayaaang, kok marah-marah.." goda Tristan manja.
"Coba liat di sampingmu ada siapa?..tanya kimy penasaran.
"Gak ada siapa-siapa.." Gilang mengarahkan hpnya ke arah kursi penumpang sebelahnya.
"Coba liat bajumu?.. Tristan menyorot baju yang di pakainya.
"Kenapa yank?.." Tanyanya heran.
"Ohh shiit, jadi bener kamu habis jalan sama Nadine.." Sontak mata Gilang membuka lebar, dia segera mencari posisi aman untuk menepikan mobilnya.
"Kamu janji apa sama aku hah?.." suara Kimy tinggi.
"Tunggu aku cari tempat buat nepi yank.." Jawab Gilang panik, gilang tahu gimana marahnya Kimy kalau lagi cemburu.
Gilang menepikan mobilnya di tempat yang sepi dari kemacetan kota Jakarta.
"Hallo yank, jangan marah dulu aku jelasin dulu, dengerin aku dulu.." Bujuk Gilang.
"Percuma aku dengernya, janji kamu gak ada yang bisa di pegang" Bantah Kimy.
"Yank dengerin dulu, tadi Nadine telpon minta jemput karena mobilnya mogok, aku cuma gak tega yank karena kamu tau sendiri kan di sini dia gak ada keluarga. Aku cuma niat bantuin aja, sumpah yank.."
"Basi.." Jawab Kimy.
"Terserahlah, aku males ngomong sama kamu. Terserah kamu mau lakuin apa, masa bodoh.."
"Tuut.. Tuut ..Tut.. Kimy menutup telponya.
"Yank..Yank.." Gilang melihat layar hpnya.
"Shiiitt.. ada aja.." Gilang memukul setir mobilnya.
Gilang kembali menghubungi Kimy.
Tuutt...Tuuut...Tuuttttt...
Tak terdengar suara jawaban, Gilang berdecak pelan dan mematikan panggilanya, kemudian dia kembali mengemudikan mobilnya ke kantor.
*********
Beberapa waktu setelahnya, rombongan penerbangan Kimy dan kru sudah sampai di bandara.
Kimy keluar pesawat dengan mengenakan celana jeans pensil ketat di padukan atasan tank top hitam
berbahan silk berenda tanpa lengan. Tidak ketinggalan sepatu heels nya setinggi 12cm, serta tas selempang super mini dari brand ternama warna merah menambah tingkat ke femininannya. Kimy berjalan anggun dengan kaca mata hitam mentereng di hidung bangirnya, bak model yang berjalan di catwalk seperti yang di lakukanya saat fashion show.
Seperti itulah penampilan Kimy sehari-hari yang sangat modis. Membuat semua mata para pria tak bisa berpaling memandangnya.
Setelah Kimy sampai di area penjemputan di bandara, terlihat Pak udin sudah menunggu di sebelah mobil Alphard miliknya.
Dan yang tak kalah mengejutkan adalah di sebelah mobil Alphard putih miliknya, terlihat Gilang menyandarkan tubuhnya pada mobil sport kuning miliknya dengan kaca mata hitam bertengger di hidung mancungnya.
Sungguh pemandangan yang sangat indah batin Kimy. Jika saja dia tidak sedang marah, pasti dia sudah berlari memeluk lelaki yang di rindukannya itu. Tapi jangan bilang namanya Kimy jika gengsinya gak tinggi, dia berjalan masa bodoh tanpa memperdulikan kekasihnya itu.
"Tau dari mana dia gue pulang hari ini?" Tanyanya pada Lexa yang berjalan di sebelahnya.
"Kayak lu gak tau aja cowok lu.." Lexa meledeknya.
Gilang tersenyum menawan melihat gadisnya datang. Dia berjalan menghampiri Kimy dan sekali gerakan memeluk gadisnya itu dengan erat tanpa memperdulikan wajah Kimy yang cemberut.
Kimy merasakan hangatnya pelukan lelaki yang di rindukanya itu tanpa membalasnya.
"Sayang, kangen banget.." Kata Gilang tanpa melepaskan pelukan.
Gilang melepas pelukaannya, memberi jarak tubuhnya dengan tubuh kekasihnya itu. Gilang memandang wajah kesal Kimy.
"Sudah donk cemberutnya, kamu gak kangen aku?"
Tanyanya dengan suara lembut.
Kimy menolehkan wajahnya ke samping menolak pandangan dengan malas.
"Aku mau pulang sama kak Lexa aja.." Kata Kimy ketus.
"Coba aja kalau berani.." Jawab Gilang.
"Sudah ayo.." Gilang menggandeng tangan Kimy membawanya ke mobil sportnya.
"Lex, kita duluan.." Sapa Gilang pada Lexa yang sedari tadi menunggu di samping mobil Kimy.
****************😍😍😍😍😍😍****************
Readers masih setiakah kalian mengikuti perjalanan cinta Kimy. Jangan lupa komen ya...!
***************😍😍😍😍😍😍*******************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments